Mohon tunggu...
Ibrahim Arsyad
Ibrahim Arsyad Mohon Tunggu... -

Biasa menulis di beberapa media lokal kalbar

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Itu Kotor

23 Februari 2017   08:22 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:32 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DARI KECIL DIAJARKAN ORANG TUA; "POLITIK ITU KOTOR, GAK USAH CAMPUR2 DUNIA POLITIK, NANTI KAMU IKUTAN GAK BENER"...Sekilas memang benar pesan orang tua pada umumnya, dan faktanya memang sampai sekarang demikian. TAPI SATU HAL YANG HARUS DICAMKAM; gara2 pesan itu, akibatnya orang2 baik jarang mau berkecimpung dalam dunia politik, juga karena sering disebut tidak baik/kotor, ibarat do'a, maka terus seperti itu. Padahal, jika orang2 baik masuk dalam dunia politik "untuk memperbaiki", maka tentu stigma politik itu kotor pelan2 akan bisa diperbaiki. Meski memang resikonya, yang baikpun bisa tercemar bahkan larut.

Bahwa kebijakan, senantiasa berawal dari politik maka politik menjadi sangat strategis untuk perubahan. Karenanya, sesungguhnya, orang2 baik justru wajib untuk masuk dan berkecimpung dalam dunia politik untuk memperbaiki. "Inilah lahan perjuangan yang nyata, yang semakin banyak orang baik disitu, maka semakin besarlah peluang untuk membuat perubahan." Hari ini, jika boleh saya menyarankan untuk para orang, agar jangan melarang anak2nya yang punya perhatian pada politik. dan sebaiknya, ubah bahasa "politik itu kotor" menjadi "politik itu lahan perjuangan untuk kebaikan, untuk perubahan, untuk masa depan generasi bangsa".

Berikan pencerahan kepada generasi muda, berupa pendidikan politik yang positif. Jangan lupa, usaha mesti iringi dengan do'a supaya politik kedepan menjadi baik, politik yang mengedepankan moralitas agama. Ingat, kekuasaan bukanlah tujuan, tetapi kekuasaan perlu dipegang orang2 yang baik agar bisa menentukan arah yang benar bangsa ini mau dibawa kemana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun