[caption caption="damailahindonesiaku.com"][/caption]Sebelumnya saya ingin mengucapkan turut berdukacita sedalam-dalamnya untuk korban ledakan tadi siang. Semoga keluarga korban yang meninggal dan terlebih korban luka yang selamat diberi ketabahan serta kekuatan menghadapi musibah ini.
Begitu banyak komentar miring netizen yang saling menyalahkan atas tragedi Sarina berdarah tadi siang membuat saya ingin menuliskan artikel sederhana ini. Mereka mengatakan bahwa Intelijen kecolongan lah atau ada isu lain lah dibalik kejadian ini, padahal itu tidak berdasar sama sekali.
Bisa kita maklumi bahwa sebagai manusia yang beradab, kita semua pasti merasa geram, marah dan sedih atas kejadian memilukan tadi siang. Namun seyogyanya kita jangan saling menyalahkan dan menuduh aparat yang salah dalam hal ini. Karena yang terpenting saat ini bukan hal demikian itu.
Sebab dengan kita saling menyalahkan, yang akan berteriak kegirangan adalah tentu saja para teroris itu. Sesungguhnya mereka adalah iblis yang menyamar jadi manusia untuk menakut-nakuti kita dengan membunuh orang-orang yang tidak bersalah.
Prinsip terorisme adalah “membunuh satu orang untuk menyebarkan ketakutan kepada jutaan orang”. Sehingga dengan kita saling menyalahkan akan membuat misi mereka berhasil. Mereka ingin kita overreact dan hidup dalam ketakutan.
Mereka melakukan tindakan adalah untuk menimbulkan ketakutan yang amat sangat dalam masyarakat, kekhawatiran yang menjalar, dan timbulnya rasa kekhawatiran atas keselamatan diri dan harta benda akibat sifat serangan yang keras dan sangat acak.
Serangan ini sebenarnya sudah diprediksi dengan serangkaian pengungkapan dan penangkapan yang terjadi sejak dua bulan lalu di sejumlah daerah. Namun kita harus pahami pula bahwa aparat kita dalam hal ini Intelijen dan Polri juga manusia biasa, mereka telah berupaya semaksimal mungkin mempertaruhkan nyawa demi menghadapi teroris di negeri ini. Sehingga tidak bisa dipungkiri tindakan mereka juga tidak akan lepas dari kekurangan sekecil apapun itu. Seperti yang dikatakan oleh kepala BIN Sutiyoso.
"Kita jangan katakan intelijen kecolongan atau tidak, ini operasi melawan gerilya. Jadi kita siap mereka istirahat, kita pas lengah atau mengendorkan penjagaan karena kita juga manusia, mereka melakukan serangan," kata Sutiyoso kepada wartawan di TKP ledakan bom di Jl MH Thamrin, Jakarta.
Begitupun menurut Menkopolhukan Luhut Panjaitan, indikasi bakal adanya serangan teroris bisa dideteksi, namun waktu dan tempat teror bakal terjadi tak bisa dipastikan. "Itu (tempat serangan teroris) saya kira intelijen mana pun di dunia tidak bisa memastikan. Kita melihat di Inggris, Paris kemarin, baru-baru ini di Turki itu juga tidak bisa," kata dia.
Sehingga bukan saatnyalah kita saling menyalahkan mengenai hal ini. Selain itu, kita harus mengapresiasi reaksi cepat Polda Metro Jaya dan aparat yang terlibat mengamankan kejadian tadi siang. Semuanya telah bergerak cepat sehingga situasi dapat lekas teratasi.
Siapapun pasti tidak menginginkan terjadinya kejadian seperti ini di Negaranya, dan kita tentu sangat prihatin akan kejadian seperti ini. Namun hal terpenting yang harus kita lakukan sebagai warga Negara yang baik saat ini adalah tetap tenang, meningkatkan kewaspadaan dan bekerjasama dengan aparat jika melihat sesuatu yang mencurigakan disekitar kita.
Karena sebagaimana kita ketahui aksi terror itu memerlukan perencanaan dan persiapan yang cukup matang, mereka membutuhkan waktu lama sampai dapat melancarkan aksinya. Kejadian terorisme itu tidak terjadi secara tiba-tiba. Sehingga jika ada hal kelompok-kelompok yang bertingkah laku aneh di lingkungan tempat tinggal kita, sebaiknya langsung dilaporkan ke aparat terkait.
Terakhir, semoga dengan kejadian ini menjadi pembelajaran berharga bagi semua pihak terutama Inteligen dan Polri dalam mencegah terjadinya aksi terror yang terus mengancam Indonesia. #KamiTidakTakut
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H