Mohon tunggu...
Ibrahim A. Putra
Ibrahim A. Putra Mohon Tunggu... -

pengen belajar nulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jangan Ambil Uangnya

4 Desember 2015   17:54 Diperbarui: 4 Desember 2015   17:56 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketika pemilih seperti ini bertemu dengan calon ‘nakal’, klop lah seperti simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan. Sang pemilih mendapat ‘fresh money’ beberapa puluh atau ratus ribu rupiah, sementara sang calon mendapat tambahan suara.

Uang beberapa puluh ribu rupiah akan habis dalam hitungan hari, sementara kepala daerah yang mereka pilih (jika menang) akan menikmati kekuasaan dan mengeruk kekayaan daerahnya dengan serakah selama bertahun-tahun.

Jalanan tetap dibiarkan hancur, infrastruktur tidak dibangun, sekolah roboh tak terurus, dan pastinya praktek korupsi, kolusi dan nepotisme akan merajalela. Yang happy-happy hanyalah segelintir pejabat rakus beserta keluarganya, dan pengusaha-pengusaha proyek tentunya. Sementara calon yang bersih, jujur dan profesional akan kalah dan tersisih.

Telah banyak kita lihat dan saksikan di televisi televisi kepala daerah yang harus mengenakan ‘rompi orange’ di gedung KPK, mereka jadi pesakitan tertangkap karena korupsi. Ini yang ketangkap saja sudah banyak, apalagi yang belum. Pasti jauh lebih banyak lagi.

Lantas apa yang harus kita lakukan bro? Jangan pilih kepala daerah yang mau memberikan uang. Jangan ambil uangnya! Itu bukti bahwa calon itu sedari awal saja sudah tidak bersih, niatnya pasti jahat, bagaimana kalau berkuasa lima tahun kedepannya? Pasti akan korupsi terus sob.

Kalau semua calon melakukan politik uang gimana bro? apa lebih baik kita golput? ini pertanyaan yang sulit. Tanya hati nurani masing-masing saja bro mau coblos apa tidak..hehehe

Ada yang bertanya lagi, kan sayang uangnya tidak diambil. Menolak rejeki itu katanya tidak baik loh. Ya, kalau rejeki dari uang yang halal itu memang baik dan akan menjadi berkah. Tapi kalau uang ‘panas’. Itu hanya akan mengantar pada kesusahan dan kesengsaraan. Belum lagi ini tergolong praktek suap menyuap, ini diharamkan oleh agama manapun.

Saya percaya uang suap itu tidak akan ada artinya jika, dibandingkan kemajuan pembangunan dan kesejahteraan daerah kita kedepan. Toh kita juga yang akan menikmatinya kan.

Dan semoga setelah pilkada fenomena “papa minta proyek” tidak ada lagi. Berharap kan tidak mengapa ya sobat.. :)

Ayo tolak politik uang!

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun