Mohon tunggu...
Ibra AinaNur
Ibra AinaNur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Rekonstruksi Pendidikan Islam Bervisi Inklusif-Multikultural sebagai Paradigma Epistemologis Pendidikan Nasional

29 April 2024   21:56 Diperbarui: 29 April 2024   22:03 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan dijadikan sebagai upaya penting bagi aliran rekonstruksionisme. Untuk mewujudkan tujuan tersebut pendidikan formal dijadikan sebagai agen utama dalam rekonstruksi tatanan sosial dengan memberlakukan metode pengajaran yang dilandaskan pada prinsip demokratis. 

Pada dasarnya pengertian rekonstruksi berasal dari bahasi inggris reconstructivisme yang artinya menyusun kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan, rekonstruksi merupakan aliran yang berusaha merombak tatanan lama dengan membangun tatanan kebudayaan yang menjawab tantangan zaman modern.

Kondisi sekarang ini, keragaman dan kemajuan dapat di wakili dengan istilah "term" multikultural. Oleh karena itu, jika generasi muda kurang memahami makna multikultural justru mengakibatkan munculnya degradasi moral generasi muda. Perilaku dan sikap yang muncul biasanya kurang memiliki ketertarikan atau kurang simpatik, bahkan bisa sangat bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya luhur nenek moyang. 

Menurut Hartono 2018, melalui pendidikan multikultural dapat menghasilkan kehidupan masyarakat yang sejahtera, harmonis, damai, dan sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini sesuai dengan negara kita yang memiliki keanekaragaman budaya yang tinggi, sehingga Indonesia sangat perlu menerapkan pendidikan multikultural. Bukan hanya budaya, di Indonesia masyarakat memiliki keyakinan yang berbeda-beda yang mengakibatkan agama di Indonesia juga beragam.

Di Indonesia pendidikan agama diajarkan di berbagai jenjang. Tentunya menjadikan tantangan tersendiri, khusunya pendidikan agama islam. Pendidikan islam merupakan upaya yang perbaikan apa yang mesti di perbaiki guna menjadikan praktik keagamaan menjadi semakin humanis dan kohesif. Sehingga intraksi masyarakat untuk beragama bisa berjalan dengan inklusif, toleran serta berwawasan multikultural.

Pendidikan islam yang memiliki visi inklusif-multikultural memiliki muatan penting untuk melakukan beberapa pendekatan baru yang berdampak pada pergeseran paradigm. Yang pertama, yaitu pendekatan dialogis-persuasif, lebih mengutamakan komunikasi antar kelompok dan menghindari konteks fisik yang tidap perlu ketika dihadapkan dengan persoalan perbedaan aliran agama. Kedua, pendekatan kontekstual dalam menyimpulkan sesuatu dimana daya piker kritis teks sesuai perubahan zaman. Pendekatan substantif dalam beragama lebih mengutamakan kebenaran dalam beragama.

Oleh karena itu, upaya merekonstruksi pendidikan islam bervisi inklusif-multikultural merupakan prioritas yang direncanakan. Untuk mewujudkannya, berbagai komponen yang terlibat dalam proses pendidikan perlu di rencanakan. komponen pendidikan yang perlu direkonsruksi yaitu, desain kurikulum, tenaga pendidik, dan strategi pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun