Mohon tunggu...
Ib Prabowo
Ib Prabowo Mohon Tunggu... Administrasi - Perorangan

Twitter @iggybp IG @iggybw

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Leonardo Kamilius : Prestasi Akademik, Microfinance Dan Pendidikan Kepemimpinan

31 Januari 2016   23:03 Diperbarui: 31 Januari 2016   23:12 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Leonardo Kamilius"][/caption]

Tidak mudah menjadi pribadi yang berprestasi secara akademis, bekerja pada perusahaan skala dunia impian banyak pribadi, dan bergerak bidang sosial yang bisa berkarya inspiratif secara nyata. Belum lagi menjadi pribadi yang menginisiasi untuk pendidikan spesifik pentingnya membuat dan menyampaikan presentasi yang berdaya.   

Jika ditanya siapa kah pribadi nyata tersebut ? Jawaban penulis Leonardo Kamilius.

Leon panggilan untuk Leonardo Kamilius yang saat ini berumur 31 tahun, pemuda berprestasi yang bisa jadi inspirasi kamu muda untuk berprestasi. Prestasi Leon kuncinya ada pada 3 hal yaitu pendidikan, daya juang dalam mengejawantahkan impian, dan kepedulian. 

Mari mengenal lebih dekat sosok Leonardo Kamilius.

 

Prestasi Pendidikan Akademis Dan Pekerjaan

Leon bisa masuk ke salah satu Universitas terbaik di Indonesia yaitu Universitas Indonesia. Bungsu dari tiga bersaudara ini, menempuh jurusan Akuntansi Universitas Indonesia dan berhasil dengan IPK 3,81 dari IPK maksimal 4.0. Prestasi ini menjadikannya pantas menyandang gelar sarjana dengan predikat cumlaude.

Leon mendapatkan pendidikan terbaik yaitu menempuh pendidikan formal di Universitas terbaik, jurusan favorit yang kompetitif dan lulusannya terbukti banyak berprestasi di banyak bidang secara nasional dan internasioanl.

Ternyata ini saja tidak cukup.

Impian adalah ada dalam perjalanan Leon. Dalam pendidikan formal SMA nilai pelajaran Leon jelek. Nampaknya pada masa ini masa depan Leon suram. Namun itu saja belum cukup, Leon putus cinta di SMA tersebut.

Putus cinta tersebut jadi titik balik kehidupannya, ini yang menjadikannya titik nadir sekaligus titik balik. Leon menggantungkan impiannya untuk hidup lebih baik dan Leon berusaha sangat keras.

Hasil kerja keras tersebut berbuah manis, ujungnya dalam pendidikan formal mendapatkan sarjana cumlaude dan mendapatkan prestasi lulusan terbaik Sarjana Akuntansi pada saat itu.

Impian berikut dalam bidang pekerjaan yaitu bekerja pada perusahaan Mckinsey & Company, perusahaan konsultan manajemen kelas dunia. Perusahaan ini menyatakan 50% perusahaan terbesar di Indonesia menggunakan jasa konsultansi manajemen Mckinsey & Company. Sudah menjadi rahasia umum, perusahaan ini merekrut karyawan nya dari lulusan terbaik dari universitas terbaik seperti Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Wajar jika Leon mempunyai impian bekerja di perusahaan tersebut.

Leon karena prestasinya tersebut akhirnya berhasil diterima di Mckinsey & Company dari persaingan yang ketat dengan 69 lulusan terbaik universitas-universitas di Indonesia dan saat itu satu-satunya yang berhasil diterima McKinsey & Company.

Sejak masuk Leon bekerja dengan keras sehingga dipromosikan dan mendapatkan karir yang menanjak. Masa depannya sungguh akan cerah dan membanggakan.

 

Impian dari Panggilan Jiwa

Sudut pandangan seseorang dinamis dan alangkah baiknya jika ke arah panggilan jiwa. Penggerak hidup manusia menjadi lebih baik menurut penulis ada 3 hal yaitu push factor, pull factor atau panggilan jiwa.

  • Push Factor adalah faktor seseorang karena keterpaksaaan tidak mau mengalami trauma atau kondisi mengenakan lagi. Misalnya tidak mau miskin, tidak mau putus cinta lagi, tidak mau nilainya jelek dan lain sebagainya.
  • Pull Factor adalah faktor seseorang ingin sesuai harapan atau bayangan di masa depan. Misalnya ingin kaya raya, ingin memiliki mobil sesuai keinginannya, ingin populer dan lain sebagainya.
  • Panggilan Jiwa adalah faktor dari diri terdalamnya yang digerakkan dirinya bahkan bisa disebut dari dalam jiwanya untuk melakukan sesuatu hal yang mulia. Misalnya ingin membantu memberantas kemiskinan, ingin menyenangkan Tuhan yang Maha Esa dan lain sebagainya.

Leon sehubungan hidup dari kesederhanaan sejak kecil dan berjuang dalam waktu panjang penggerak hidupnya bermetamorfosis dari hal push factor, pull factor dan akhirnya panggilan jiwa.

Push Factor Leon adalah kehidupan sederhananya dan titik balik pada saat putus cinta di SMA. Pull Factornya adalah hidup lebih baik dan bekerja di perusahaan konsultan manajemen tingkat dunia dengan segala kompensasinya. Ternyata di ujungnya impian dari panggilan jiwanya lah yang sangat berperan. Leon tergerak setelah jeda sejenak di perusahan konsultan manajemen membantu menjadi relawan akibat gempa di Padang 2009. 

Dalam tulisan di hidupkatolik.com tentangnya, Leon merasa bahagia bisa membantu para korban gempa. ”Saya merasa puas sekali, justru di saat tidak nyaman, atau tidak punya uang. Di situ, saya merasa Tuhan menunjukkan jalan. Meski kurang nyaman tapi saya puas bisa membantu orang lain.” 

Dalam titik ini pada saat tersebut Leon hidupnya berubah 180 derajat. Perubahan dari bekerja di perusahaan ternama di dunia menjadi penggiat sosial yang peduli akan sisi kemanusiaan dan pendidikan generasi yang akan datang. Leon mengembangkan Koperasi Kasih Indonesia dan pendidikan kepemimpinan melalui training Next Level Presentation (NLP).

Kisah lebih detail tentang perjalanan karir, kegiatan dan pergumulan dalam memenuhi panggilan jiwanya dapat dilihat di banyak media.

Leonardo Kamilius Inspirasi Kaum Muda 

Tidak mudah menjadi pribadi seperti Leonardo Kamilius. Biasanya orang mau berbagi dan membantu orang lain pada saat sudah memiliki banyak hal seperti kekayaan, pangkat atau kepopuleran. Leon melakukannya secara cepat untuk berproses yang menggerakkan hidupnya dari push factor, pull factor ke arah panggilan jiwa.

Banyak contoh tokoh yang memenuhi panggilan jiwa pada umur cukup renta atau sudah cukup pada kapasitas tertentu. Bahkan ada juga yang sudah mendapatkan banyak hal belum sampai pada panggilan jiwanya.

Untuk proses kehidupan seumuran 30-an seperti Leon, dia pantas menjadi teladan atas proses kehidupan untuk menjadi kan hidup lebih mulia dan membahagiakan. Proses Push Factor, Pull Factor dan Penggilan Jiwa dialami dalam proses yang cukup singkat hanya dalam rentang sekitar 10 tahun sejak SMA.

Leonardo Kamilius telah membuktikan hanya tetap perlu mempertahankan dan makin menghasilkan banyak buah kehidupan dari karya-karyanya.

Terus maju saudara Leonardo Kamilius, tanpa penghargaan pun penulis yakin Anda tetap akan melakukan banyak karya sesuai panggilan jiwa Anda.

Salam.

 

Sumber :

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun