#RI70
Merdekanya suatu negara yang direbut hasil perjuangan oleh bangsa sendiri adalah kebanggaan tersendiri buat bangsa Indonesia. Saat ini kita bangga bisa tetap meneruskan tongkat estafet bahwa kita Satu Tanah Air, berbangsa satu dan berbahasa satu Indonesia.
Perjuangan panjang dimulai sejak perjuangan kedaerahan, perjuangan intelektual sejak 1908, pernyataan Sumpah pemuda 1928 dan pintu melalui gerbang kemerdekaan 17 Agustus 1945. Kita tahu, secara pengakuan dan legalitas 17 Agustus dikukuhkan sebagai hari lahir Republik Indonesia.
Perjuangan tersebut lahir bukan hasil perjuangan satu dua orang dan satu generasi, namun jiwa ber-Indonesia sudah ada dalam kurun yang panjang dan dukungan segenap bangsa Indonesia dari dulu, saat ini dan yang akan datang. Pengorbanan tenaga, materi, bahkan jiwa raga perlu di-paripurna generasi saat ini dan yang akan datang.
Tujuan kita adalah semoga janji segenap bangsa agar Indonesia Raya abadi terus adanya dan selalu dialihkan (diestafetkan) generasi saat ini dan akan datang, seperti termaktub dalam lagu Indonesia Raya.
Titik peringatan 70 tahun adalah saat tepat selalu menggali masing-masing anak bangsa untuk menjadikan tiap pribadi adalah bagian dari persatuan dan kesatuan Indonesia dan berkontribusi menjadikan kehidupan berbangsa dan bernegara makin baik, bermakna, berarti dan membahagiakan segenap bangsa Indonesia.
Kita patut berbahagia Bapak Bangsa menggulirkan Dasar negara Indonesia Pancasila yang secara jelas telah memberikan platform tepat dan benar pada bangsa Indonesia. Secara ringkas penulis merangkum Dasar negara luar biasa ini dalam 3 pemahaman, yaitu :
- Sila Pertama : Indonesia ada dan akan bertumbuh dan berkembang sesuai dengan era dan generasinya selalu menyerahkan dan mengandalkan pada HUBUNGAN VERTIKAL masing-masing pribadi dan dalam kesatuan persatuan bangsa Indonesia pada Sang Pencipta sebagai awal (alpha) dan akhir (omega). Hubungan vertikal sebagai pijakan penting dalam segala kehidupan berbangsa dan bernegara sudah merasuk dalam anak bangsa sejak jaman dahulu, kini dan diharapkan tetap di masa yang akan datang.
- Sila Kedua : Hubungan vertikal diwujudkan dalam HUBUNGAN DIRI DAN HORISONTAL telah termaktub dalam sila ke-dua ini. Tiap pribadi perlu mengkaji dirinya sendiri dalam mewujudkan akan tugas dan tanggung jawab pribadi dalam lingkup kesatuan persatuan Indonesia dimulai dalam lingkup kecil. Baik lingkup keluarga, RT/RW, pekerjaan, komunitas atau usaha masing-masing. Bentuk dan cara perwujudan ini bisa ditanyakan masing-masing pribadi dan lingkup kecilnya masing-masing kelompok. Bangsa yang besar merupakan perpaduan dari pertumbuhan dan aura keterpaduan kelompok-kelompok kecil tersebut dimulai dari lingkup keluarga, RT/RW, komunitas, lingkup peekrjaan dan usaha masing-masing pribadi.
- Sila Ketiga sampai Kelima : Wadah kita semua ada dalam lingkup Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perwujudan atau cara pencapaiannya dalam lingkup kecil dan negara dengan cara sila keempat "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan". Arahnya dalam lingkup kecil dan negara pada sila kelima "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia".
Hubungan vertikal, perwujudan horisontal dalam wadah Indonesia dengan cara sila ke-empat dan arah seperti sila ke-lima merupakan tolok ukur dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dari lingkup kecil, lebih besar lagi dalam lingkup nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Perjalanan 70 tahun kemerdekaan Indonesia ini merupakan langkah awal mengkaji dari diri masing masing hubungan vertikal, ke-diri, horisontal dan perwujudan dalam kehidupan sehari hari dengan cara dan ala Indonesia.
Bangun Jiwa, Bangun Raga
Bait yang saya suka dalam lagu Indonesia Raya adalah "Bangunlah jiwanya, Bangunlah badannya," yang merupakan panduan dalam dalam mengolah pribadi anak bangsa dengan membangun lengkap keduanya yaitu membangun jiwa dan membangun badan.
Pembangunan Jiwa dalam pengertian penulis adalah mengasah RASA atau kepedulian, memandang dan melaksanakan banyak hal dari hati nurani atau budi pekerti luhur sebagai kajian, warisan dan jatidiri bangsa Indonesia ini sejak dulu, saat ini dan di masa yang akan datang. Pembangunan Jiwa masih sering kali dilupakan atau tergerus dengan arus jaman namun perlu pengkinian kembali.
Ada banyak cara dan metoda untuk pembangunan jiwa tersebut, salah satu sudut pandang yaitu pembangunan karakter. Pembangunan Karakter adalah memfokuskan pada menyatukan prinsip-prinsip kehidupan yang efektif kepada pembangunan karakter pribadi. Pembangunan karakter ini melalui proses jangka panjang seperti layaknya hukum menanam, memelihara dan memanen tanaman yang membutuhkan waktu mengikuti hukum proses alam.
Esensi dari karakter pribadi meliputi unsur atau pilar berikut :
- cinta Tuhan dan ciptaannya;
- kemandirian dan tanggungjawab;
- kejujuran, amanah, dan bijaksana;
- hormat dan santun;
- dermawan, suka menolong, dan gotong royong;
- percaya diri, kreatif, dan pekerja keras;
- kepemimpinan dan keadilan;
- baik dan rendah hati; dan
- toleransi, kedamaian dan kesatuan.
Selama ini sejak tahun 1970 telah berkembang pembangunan berdasarkan etika kepribadian, yaitu keahlian dan teknik yang bisa dipelajari dan biasanya ditujukan untuk menjadi citra publik. Suatu kepribadian dan sikap bisa dibangun dan dikondisikan untuk menghasilkan kesuksesan dalam waktu relatif lebih singkat dari pembangungan karakter.
Saat ini selain pembangunan etika kepribadian juga diperlukan pembangunan karakter, meskipun membutuhkan waktu tetapi akan lebih kuat dan lebih dasar dalam membangun pribadi anak bangsa yang mampu untuk berlayar dalam segala terpaan dan kondisi samudara kehidupan seberat apapun juga tanpa kehilangan jatidiri bangsa Indonesia.
Khusus untuk pembangunan jiwa ala Indonesia, bisa disebut semacam pembangunan karakter tersebut namun lebih banyak ajarannya dalam versi yang beraneka ragam bahkan ada konten kedaerahannya namun esensinya serupa dan tentunya bermuara pada kepribadian ala Indonesia. Beberapa ajaran budi keluhuran bisa digali lebih dalam lagi, sebagai contoh ajaran Hasta Brata, Wedhatama, Kepribaden dan ajaran budhi keluhuran lainnya yang dapat digali kembali atau dikinikan yang bisa diaplikasikan atau diwujudkan sesuai dengan konstelasi dan kondisi saat ini.
Sebagai contoh Hasta Brata merupakan perpaduan sifat kepemimpinan yang memadukan prinsip-prinsip hukum alamiah dari 8 unsur yaitu Matahari, Bulan, Bintang, Angin, Angkasa, Api, Samudra, Bumi.
Wedhatama merupakan ajaran luhur untuk membangun budi pekerti dan olah spiritual bagi kalangan raja-raja Mataram, tetapi diajarkan pula bagi siapapun yang berkehendak menghayatinya.
Ajaran Kepribaden atau olah Kepribadian Diri adalah laku spiritual dengan mengenal diri serta hubungannya dengan Sang Pencipta dan dapat diterapkan dalam tingkah laku sehari-hari.
Pembangunan Jiwa ini jika diseriusin semua pihak baik pemerintah, komunitas, keluarga pribadi dan segenap masyarakat tentunya memberikan nuansa yang akan menjadikan Indonesia Raya lebih bermakna, berarti, maju, nyaman, bermartabat, sejahtera dan membahagiakan lahir batin segenap bangsa Indonesia.
Pembangunan Badan merupakan perwujudan yang selama ini kita bisa lihat secara kasat mata. Pembangunan bukan saja pada fisik dan kesehatan tiap pribadi tetapi diwujudkan dalam hasil dari perpaduan dalam interaksi dan aksi dalam lingkup kecil dan secara nasional.
Merdeka : Berkarya Selalu Sesuai Talenta
Era kehidupan dilewati dengan jaman pra peradaban, jaman peradaban dan 3 Era yang mengawali masa saat ini.
- Era pertanian yang mengandalkan pada sumber alam dan mengandalkan pada kemampuan dasar seperti pertanian, perikanan dan perkebunan. Kehidupannya tidak terikat pada waktu secara eksak tetapi berkaitan dengan kondisi alam dan kehidupan alamiah.
- Era Industri dimulai dari Eropa sehingga terbentuk standarisasi dan produksi masal baik dalam berbagai aspek termasuk dalam produksi segala jenis barang dan jasa. Dampak negatif nya adalah manusia bisa ditarik atau diposisikan sebagai elemen dari proses produksi jaman Industri ini. Sisi manusia bisa memudar atau tergerogoti dalam Era Industri ini.
- Era Informasi dimulai semenjak informasi dan kedekatan tiap insan akan segala kemajuan masa ini yang melahirkan banyak produk barang dan jasa dengan segala inovasi termasuk dalam bidang informasi, telekomunikasi dan digital serta segala aspek kehidupan. Ada tsunami informasi sehingga komunikasi tatap mata menjadi berkurang dan kedekatan emosional menjadi agak renggang bahkan hubungan antar insan dalam lingkup keluarga.
Saat ini perlu lahir paradigma baru atau Era baru dengan mempertimbangkan unsur kekinian yaitu elemen dari inovasi, kreatifitas dan kecepatan dalam banyak hal. Pertimbangan juga perlu memadukan sisi hukum alam, dampak positif era industri dan era informasi namun tetap memadukan hubungan vertikal, pengkajian ke-diri, implementasi hubunganhorisontal dan kontribusi karya unik tiap insan. Pijakan dan fenomena ini sebenarnya sudah diperhitungkan pendahulu, bapak bangsa, dan generasi saat ini namun perlu lebih serius kembali dikaji sebagai PR (Pekerjaan Rumah Bersama) terutama saat 70 tahun kemerdekaan Indonesia ini.
Tantangan saat ini adalah jumlah penduduk lebih dari 7 miliar dan Indonesia lebih dari 250 juta penduduk dengan mayoritas generasi muda. Tantangannya tentu lebih kompleks dan mempunyai banyak varian yang saling mempengaruhi. Perjalanan 70 tahun ini memberikan tantangan tersendiri pada Era saat ini dengan komposisi demografi dominan generasi muda.
Tantangan tersendiri yaitu agar kreatifitas, inovasi, kompetisi, kecepatan dan kemandirian tiap pribadi dimaknai dan digali dalam menjalani hidup berbangsa dan bernegara dengan berpijak pada kepribadian Indonesia dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Penulis melihat perpaduan pembangunan jiwa dan pembangunan badan secara serius oleh segenap bangsa Indonesia menjadi prioritas penting pada saat ini. Indonesia saat ini cukup diperhitungkan dan mempunyai peran penting dalam kancah konstelasi internasional seperti posisi 4 besar penduduk dunia, negara berpenduduk muslim besar, kekuatan ekonomi ke-16 Dunia dan pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata dunia.
Negara Indonesia adalah paduan dari anak bangsa 250 juta penduduk, tiap pribadi punya talenta dan kemampuan khusus. Pembinaan berkesinambungan dan keterpaduan pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan jiwa dan badan akan memberikan nilai lebih pada Indonesia terlebih sejak titik perjalanan 70 tahun Indonesia merdeka ini.
Jika dimulai dari diri sendiri , mengkaji masing-masing dari pribadi kita, 70 tahun kemerdekaan Indonesia ini, Merdeka bisa diartikan berkarya dari talenta masing-masing diri kita mulai dari lingkup kecil untuk memberi arti lebih bermakna dan bernilai pada diri masing-masing, bangsa Indonesia dan memberikan kontribusi pada kancah global.
Mari kita mengkaji diri sendiri yang bisa kita sumbangkan dari diri, untuk bangsa Indonesia dan dunia dari mulai hal yang kecil yang bisa kita lakukan.
Mari, Itu arti Merdeka paling realistis.
Salam
sumber tulisan :
https://inspirasitabloid.wordpress.com/2010/08/10/membangun-bangsa-melalui-pendidikan-karakter/
Buku Seven Habits of Highly Effective People” Stephen R Covey,
http://budayaleluhur.blogspot.com/2011/02/serat-wedhatama.html
http://www.budayaleluhur.blogspot.com/2011/12/perilaku-ajaran-hasta-brata-wahyu.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H