Mohon tunggu...
Ib Prabowo
Ib Prabowo Mohon Tunggu... Administrasi - Perorangan

Twitter @iggybp IG @iggybw

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Lembaga Pemasyarakatan Tanpa Jeruji dan Penjaga Tanpa Bersenjata ?

2 Maret 2015   06:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:18 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Awalnya penulis ragu bahwa pemikiran dari hati dan pertimbangan pribadi ini terlalu utopis atau mengada-ada sehingga tidak meungkin dilaksanakan. Secara tidak sengaja penulis menemukan tulisan yang akan diulas sedikit dari pemikiran penulis pribadi.

Pemikiran ini berawal dari sudut pandang pribadi penulis yang pernah berkunjung untuk kegiatan komunitas ke LP Cipinang dan LP di Nusakambangan langsung berinteraksi dengan warga binaan. Sungguh ada sisi manusiawi yang penulis rasakan. Ini bisa terjadi pada diri mereka dan bisa terjadi pada diri diantara kita atau keluarga kita. Pada saat kita di luar LP kita bisa menganggap kita beruntung, namun ternyata dari saudara kita di sana penulis mendapatkan kesan berbeda. Ada di antara mereka yagn merasa beruntung, sudah mengalami proses atasa perbuatan atau kekhilafan yang pernah dilakukan sehingga menebus atas kesalahan atau kelalain itu. Meski demikian ada juga yang di dalam sebenarnya tidak pantas karena menjadi kambing hitam, namun memang proses hukum yang dijalani selama ini menjadikannya ada di dalam.

Secara sederhana sebab akibat dari tindakan kita cepat atau lambat akan menjadi tanggung jawab kita masing-masing. Entah saat hidup di dunia ini atau setelah kematian kita. Bersyukurlah jika tindakan yang tidak baik yang telah dilakukan di dunia ini telah kita tebus di dunia juga, bukan menjadi "pending" atau "jadi bisul" pada saat kita dipanggil Sang Pencipta. Bersyukurlah jika akibat tidak kita dapat karena kita sungguh-sungguh bertobat dan pihak yang dirugikan ikhlas untuk memberikan maaf serta Sang Pencipta memberikan jalan pengampunan meski mengikuti proses jalan tertentu.

Tiap orang diciptakan denan dimensi dan kelengkapan yang hampir sama. Jika ada kekurangan di sana sini ternyata ada kelebihan di sisi atau dimensi yang lain. Tiap pribadi diciptakan unik, dan menurut hemat penulis tiap pribadi mempunyai peran dan bakat tersendiri atau unik. Tugas kita masing-masinglah mengenali dengan baik diri kita masing-masing terutama jiwa dunia atau hati paling dalam diri kita. Pada saat mulai mengenali kita akan tahu bakat, peran, tugas dan bisa bersikap bijaksana.

Paling tidak disukai adalah tindakan yang tidak baik, kita jangan pernah membenci pribadi lainnya, bencilah tindakannya. Untuk diri sendiri jika ada tindakan yang tidak baik tetap menempel dalam diri, tanpa pertobatan atau pembersihan diri tentunya akan berdampak tidak baik pada diri sendiri. Makanya marilah selalu kita ada kesadaran dan keseimbangan dalam menjalani kehidupan ini agar poin-poin positiflah yang selalu dilakukan supaya aura positiflah yang melingkupi diri kita, bukan seperti sebaliknya punya hutang poin atau mengumpulkan poin negatif sehingga merugikan pribadi lain dan perlu mempertanggung jawabkan perbuatan kita pada saat dipanggil Sang Pencipta.

Lingkaran Setan vs Pedang Malaikat

Ada dua kontras yang bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari yaitu lingkaran setan dan pedang malaikat.

Lingkaran setan adalah proses menyikapi diri dengan memunculkan  kebencian, kedengkian, penganiyaan dibalas dengan penganiyaan, dan menganggap kita manusia punya hak membunuh pirbadi lain. Mari silahkan direnungkan dengan mendalam dari diri sendiri saja kita, tidak perlu kita kaitkan dengan pihak lain. Sakit hati di diri kita, adanya kebencian, adanya kedengkian, adanya balas dendam atau keinginan untuk bunuh diri atau membunuh pihak lain keluar karena ada ego buruk yang berlebihan, ada emosi yang mengakar yang menutupi hati terdalam atau jiwa dunia.

Jika kebencian, kedengkian, pembalasan dan keinginan untuk menghilangkan nyawa orang lain diikuti,  maukah secara sadar kita mempertanggung jawabkan secara kesatria atas konsekuensi kasi yang kita lakukan ini ? Ataukah kita lempar ke pihak lain ? Segala tindakan yang merugikan pribadi lain ujungnya akan berdampak pada diri kita masing-masing. Memangnya kita punya hak ? Siapa diri kita ?

Secara logis atau yagn berlaku selama ini kebencian, kedengkian, pembalasan, hak melenyapkan pribadi lain atau pengumpulanpoin negatif akan membentuk suatu lingakran tak berujung kita sebut lengkaran setan. Tak berujung inilah yang segera perlu diputus.

Keyakinan apapun kita tentunya pernah mendengar atau meyakini yang sering digambarkan dengan malaikat tertentu adalah ada malaikat yang dibekali atau membawa pedang. Sifat dari pedang  adalah memilah dan membelah. Itulah tugas dan peranan pedang. Jadi bila digambarkan menurut pendapat penulis, lingkaran setan diputus dengan pedang malaikat caranya memilah atau membelahnya.

Jawabannya

Masing-masing dari diri kita bertanggung jawab atas semua yang kita semai. Pada saat menyemai yang baik akan berbuah baik, menyemai keburukan akan berbuah keburukan yang tentunya jadi bumerang buat kita masing-masing pribadi. Pemimpin kita Bung Karno pernah mengatakan : siapa yang menyemai angin akan dapat badai, sebaliknya yang menyemai bibit akan dapat buah yang baik.

Peran, penggilan atau tugas kita masing-masing adalah berdasarkan talenta yang kita punya, kita dipanggil untuk memberikan peran untuk kehidupan yang lebih baik saat ini dan di masa depan. Bukan untuk kita tetapi untuk dan demi kemulaian Sang Pencipta seebagai alpha dan omega. Tentunya ini menyemai bibit yang baik yaitu dengan budi keluhuran dimulai dari karakter pribadi kita masing-masing.

Dalam hal ini dengan cinta jawabannya. Cinta adalah menyatukan, Cinta adalah kelembutan, Cinta adalah merangkul, Cinta adalah solusi dan definisi lain yang bisa masing-masing kita jabarkan tentang cinta. Ringkasnya menurut penulis jawabannya cinta.

Lembaga Pemasyarakatan Tanpa Jeruji dan Penjaga tanpa Bersenjata ?

Saya pernah berfikir dan bermenung, mungkinkan saudara kita atau mungkin ada diantara kita ayng pernah lalai atau kilaf melakukan tindakan yang tidak sesuai atau melawan hukum dan sesuai proses hukum mendapatkan ganjaran harus berada di lembaga pemasyarakatan bisa dengan nuansa yang berbeda dari saat ini.

LP tersebut bukan menghukum yang terkesan menghancurkan pribadi-pribadi yang pernah lalai, salah atau kilaf, namun LP tersebut justru membantu pribadi-pribadi untuk bertobat dan tentunya tetap mempertimbangkan untuk mengurangi tindakan yang tidak bersesuaian atau melawan hukum. Sebagian besar LP atau penjara atau prodeo atau jail di negara-negara di dunia ini sungguh menyeramkan. Selepas dari LP memang ada yang bertobat dan menjadi baik. Namun demikian LP atau istilah lainnya tersebut tidak membuat tindakan melawan hukum berkurang.

Penulis yakin pasti ada contoh di bumi ini yang lebih baik dan menjadikan kehidupan yang lebih baik.

Secara tidak sengaja penulis mencari tahu negara-negara di dunia ini yang dianggap makmur. Ada beberapa negara yang tersaring, dan penulis terkesan pada beberapa negeri salah satunya adalah negeri Finlandia dengan pendapatan per kapita 15 besar di dunia. Ketikaa mendalami negeri ini tidak sengaja penulis melihat sistem LP di negeri tersebut, ternyata LPnya tanpa jeruji dan penjaga tanpa bersenjata.

Tulisan dapat dibaca berikut : Finnish Prisons: No Gates or Armed Guards.

Sungguh yang emngherankan reputasi kejahatan korupsinya tidak ada dan bahkan denganc ara tersebut dipercaya memberikan solusi untuk 90% kejahatan serius.

Jadi asumsi penulis janganlah lingkaran setan ini dipelihara namun mulai menggunakan pedang malaikat yaitu jawabannya dengan cinta.

Proses Berkesinambungan Membutuhkan Waktu dan Pemahaman Bersama

Sudah ada contohnya atas pemikiran penulis di atas. Memang diantara kita ada yang pernah berbuat salah, kilaf atau lalai  sehingga tidak bersesuaian atau melawan dengan hukum. Untuk memulai menuju hal aygn lebih baik, blue print jangka panjang kalau mau ke arah sana itu sangat baik.

Tentunya nanti saudara-saudara di parlemen DPR bahkan MPR bisa menyempurnakan hukum yang ada menuju ke arah sana. Tentunya setelah berdiskusi dan bersambugn rasa untuk negeri ini lebih berdaya dan bermartabat dengan teman-teman dari pemerintahan, kepolisian, kejaksaan, kehakiman, pemerhati pihak-pihak lain dan masyarakat. Dalam proses waktu bisa juga dengan mengurangi atau meniadakan atas hukuman mati. Termasuk proses di kepolisian, kejaksanaan dan kehakiman bermetamorfosis lebih bermartabat. Saat ini mungkin makin membaik, namun dengan langkah yang dipahami bersama langkah ini menuju ayng didambakan jiwa dunia atau hati nurani ini bukan berarti menjadi tidak mungkin.

Semoga negeri Indonesia makin bermartabat dan pemimpinnya makin seperti matahari hanya memberi dan paling tinggi menyerahkan kelangsungan negeri ini pada petunjuk Sang Pencipta. Pemimpin yang SATRIO PINANDITO SINISIHAN WAHYU.

Semoga menuju Indonesia Raya.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun