Mohon tunggu...
Abdul Karim Abraham
Abdul Karim Abraham Mohon Tunggu... wiraswasta -

Anak Muda Bali yang BEBAS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bali Bersholawat yang Dipermasalahkan

29 Desember 2016   11:33 Diperbarui: 29 Desember 2016   11:42 1610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Namun sayang, gerakan Ajeg Bali sudah demikian liar sehingga setiap orang bisa juga menafsirkannya dengan sembarangan. Tak jarang, dengan alasan Ajeg Bali, terjadilah sweeping pendatang yang berlebihan, pembatasan ruang gerak (dalam arti luas), dan selalu memposisikan bahwa yang merusak Bali adalah penduduk pendatang.

Tapi asumsi bahwa yang mengganggu keamanan di Bali selalu pendatang, beberapa bulan yang lalu terbantahkan tatkala sesama penduduk asli sendiri terlibat konflik mengerikan mengatasnamakan Ormas.

Ketiga, kewaspadaan mereka kepada Islam di Bali bisa jadi karena tindakan-tindakan Superioritas oknum yang mengatasnamakan Islam di pulau Jawa, yang berprilaku semena-mena kepada agama minoritas disana.

Salah satu contohnya, sweeping atribut agama tertentu yang tindakannya melebihi aparat penegak hukum. Atau kasus yang paling disayangkan, ketika oknum yang mengatasnakam Islam membubarkan persembahyangan umat kristiani di Bandung Jawa Barat. Tentu tindakan-tindakan tersebut memunculkan persepsi negatif, bahwa agama Islam tidak bisa menghargai perbedaan, Islam itu keras dan “sok” berkuasa.

Berbeda dengan di Jawa, di Bali Islam sebagai agama yang minoritas. Tentunya hal ini membuat sulit kegiatan yang sudah biasa diadakan di tempat-tempat umum, kemudian hari ini dipermasalahkan oleh mayoritas. Hal ini wajar, sebab umat Hindu juga ingin menunjukan sikap Superior nya layaknya umat muslim di Jawa.

Keempat, penulis ingin menjelaskan bahwa kegiatan Bali Bersolawat 4 januari mendatang adalah kegiatan yang kedua kalinya, dimana tahun lalu berjalan dengan tertib dan lancar. Acara ini dilaksanakan oleh Jam’iyah Ahlit Thariqoh Al Mu’tabarah An Nahdliyah (Jatman). Jatman ini adalah lembaga yang secara strutural merupakan sayap dibawah Nahdlatul Ulama (NU).

Kita tahu, NU selama ini tetap konsisten pada pandangan keagamaannya yang moderat, menjunjung tinggi perbedaan, dan satu-satunya ormas keagamaan yang paling terdepan membela NKRI. Atau dengan bahasa lain, yang mengadakan dan yang akan hadir dalam acara tersebut adalah pengikut-pengikut Gus Dur yang selalu mencintai kedamaian.

Jadi, dengan jaminan organisasi NU, acara tersebut akan berjalan dengan damai tanpa akan ditunggangi oleh kelompok radikal. Kenapa bisa dijamin? Karena NU pun sangat memusuhi kelompok Islam yang berpaham Radikal yang telah memperburuk citra Islam secara keseluruhan. Jika memang ada penyusup, sebelum aparat bergerak, kader Ansor dan Banser yang akan menindak.

Tulisan ini hanya untuk mendinginkan suasana ditengah kondisi bangsa yang hari ini mudah terprovokasi oleh isu-isu SARA. Penulis, sebagai orang yang lahir dan hidup di bali, ingin juga mengabarkan bahwa di desa-desa yang heterogen di bali, masih dengan nyaman hidup berdampingan tanpa terganggu dengan isu-isu yang menyulut ketegangan di berbagai media sosial.

Salam Damai, Jaga Bali tetap Harmonis.

*Penulis adalah Ketua PAC Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Gerokgak Buleleng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun