Mohon tunggu...
Abdul Karim Abraham
Abdul Karim Abraham Mohon Tunggu... wiraswasta -

Anak Muda Bali yang BEBAS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Askar Hafas Bali; Sejarah dan Narasi Pengabdian

23 Januari 2016   11:04 Diperbarui: 10 Desember 2016   20:30 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, kepercayaan untuk mendapat Barokah dari sang Kiai. Terlebih Kiai Fawaid memiliki garis silsilah yang langsung sampai pada Nabi Muhammad SAW.Abahnya sendiri, Kiai As’ad dikenal sebagai mediator berdirinya Nahdhatul Ulama, organisasi keagamaan terbesar di Negeri ini.Kiai As’ad juga merupakan murid langsung dari Kiai Kholil Bangkalan dan Kiai Hasyim As’ari, dua sosok Kiai paling berpengaruh di awal abad ke 20.Pondok yang diasuhnya telah banyak memajukan peradaban bangsa dengan alumninya tersebar dimana-mana.Belum lagi, ada sebuah keyakinan bahwa Kiai As’ad merupakan seorang Waliyullah, yang karomahnya diakui kebenarannya oleh masyarakat pada zamannya.

Dari keyakinan tersebut, tidak ada keraguan sedikitpun bahwa yang dilakukan Askar Hafas Bali akan sia-sia. Mereka sangat yakin akan ada berkah yang didapat baik langsung maupun tidak langsung. Hingga diantara mereka siap mempertaruhkan nyawanya demi keselamatan Kiai Fawaid selama di Bali.Sebuah keberanian yang tidak bisa dijelaskan dengan logika semata.

Jaminan Sehidup Semati

“Askar ria bide ben Iksass. Mun Iksass esoro kabere ghik atanya arapa mak kabere.Mun Askar jek nyak tanyaan poleh, kaber ye mangkat kabere.Padena Abahandik Pelopor, Askar andikna engko” (Askar ini beda dengan Iksass. Kalau Iksass disuruh ke barat masih bertanya kenapa ke barat.Tapi kalau Askar jangan tanyak lagi, kebarat ya berangkat kebarat.Seperti Abah punya pasuka Pelopor, Askar kepunyaan saya).

Kalimat diatas adalah Dawuh langsung Kiai Fawaid dalam sebuah pertemuan di Denpasar. Pernyataan ini justru mempertegas bahwa Beliau menginginkan keberadaan Askar ini sama dengan keberadaan Pelopor yang dibidani oleh Kiai As’ad.Anggota Pelopor pada masa-masa awal mendapat perhatian khusus dari Kiai As’ad. Hal ini bisa diperhatikan dari pernyataan Kiai As’adsebagaimana ditulis dalam buku Kharisma Kiai As’ad di Mata Umat karya Syamsul A. Hasan sebagai berikut :

“Sapa bei bajingan se ngelakone dusa se paling hebat tape noro tang perintah, bung tabung sabbu’ pagik neng akhirat, mon tada’ e suarge engko se nyareah” (siapa saja bajingan (anggota Pelopor-pen) yang berbuat dosa paling hebatpun, tapi ikut perintah saya, kelak diakhirat akan bergabung dengan saya, kalau tidak ada di surga, saya yang akan mencari).

Jaminan Kiai As’ad ini mungkin tergolong berani.Kiai siapa yang berani, mencari pengikut setianya diakhirat kelak? Siapa yang berani memberi garansi mereka akan berkumpul kembali di surga nanti? Namun kalau kita lebih dalam merenungi dawuh Kiai As’ad itu, ia memberi garansi tersebut dengan catatan orang tersebut harus ikut perintahnya. Inilah yang harus kita perhatikan. (Syamsul A. Hasan, 2003:93)

Jika kita kembalikan lagi pada Dawuh Kiai Fawaid, yang menyatakan kesamaan kepemilikan antara Pelopor dan Askar yang sama-sama dibawah komando Pengasuh Pondok Sukorejo, maka secara eksplisit Kiai Fawaid pun juga mengatakan bahwa ia akan bertangungjawab dunia-akhirat pada semua anggota Askar Hafas Bali. Jaminan ini tentutanya digaris bawahi selama anggota Askar mengikuti segala perintah dan petunjuk Kiai Fawaid.

Apa perintah Kiai Fawaid? Tidak ada dokumen atau kesaksian langsung terkait apa saja perintah Kiai Fawaid secara mendetail. Hanya saja secara garis besar perintah Beliau bisa dilaksanakan sebagaimana Ikrar Anggota Askar Hafas yang tertera di bagian belakang Kartu Tanda Anggota. Isinya sebagai berikut :

Kami Askar Hafas Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo :

1.      Bertaqwa kepada Allah SWT. Siap mengabdi didasari rasa tanggungjawab yang tinggi dan akan selalu menjunjung tinggi harkat dan martabat serta nama baik Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun