Route To Market adalah sesuatu yang strategis, sehingga tidak mungkin dipaparkan secara detail dalam satu artikel. Jadi, saya mencoba merangkum pemahaman Route To Market berdasarkan ilmu dan informasi yang saya miliki secara singkat dan sederhana sebagai berikut:
Berbicara tentang Route To Market, atau yang biasanya disingkat dengan RTM, terutama bagi orang sales alias yang berkecimpung dalam dunia distribusi (dalam artikel ini kita akan fokus kepada perusahaan FMCG), maka secara sederhana dan bahasa awamnya adalah cara (strategi/taktik/siasat) menyalurkan/menyampaikan/mendistribusikan produk dari pabrik ke toko SECARA EFEKTIF & EFISIEN
Kalau dipandang dari sudut kaca mata Marketing, maka akan berbeda lagi, begitu pula jika dipandang dari sisi pelaku bisnis owner, mungkin akan mengkombinasikan antara sudut pandang sales alias distributis vs sudut pandang marketing
RTM juga akan berbeda jika dipandang dari sisi kategori produk yang dijual. Perusahaan perbankan akan cukup jauh berbeda cara melihat RTM dibandingkan dengan misalkan perusahaan permen
Namun, terlepas dari itu semua, kita akan sepakat bahwa RTM itu memang perlu, minimal dikarenakan 2 (dua) hal utama:
1. PROFIT & COST
Agar penyaluran produk kita tepat sasaran baik dari sisi goal (tujuan, jika bicara bisnis, tentunya adalah PROFIT) maupun dari sisi cost (biaya). Bahasa kerennya adalah EFEKTIF & EFISIEN
2. KARENA ADANYA PERUBAHAN
Sebagaimana kita tahu, seiring perubahan zaman, terjadi juga perubahan gaya hidup, preferensi (pilihan) produk, perubahan perilaku pembeli, perubahan teknologi, dan perubahan-perubahan besar lainnya, dimana perubahan ini tentu akan mempengaruhi bisnis suatu perusahaan. Oleh karena itu, RTM akan selalu diperlukan jika perubahan dirasa telah telah terjadi atau bahkan sebelum perubahan itu akan terjadi. RTM yang sedang dijalankan sudah tidak sesuai lagi dengan perubahan, maka diperlukan re-RTM kembali
Pertanyaan besarnya adalah: bagaimana langkah merumuskan RTM yang tepat?