Mohon tunggu...
Ibnu umar fahdri
Ibnu umar fahdri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN syekh Nurjati Cirebon

Saya Ibnu Umar Fahdri salah satu mahasiswa jurusan Tadris IPS di Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon dan kebetulan aku suka pendidikan jadi selamat membaca tuliskan ku yahhhh🤩

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kenapa Harapan Bisa Mengubah Kinerja Seseorang? Kenalan Sama "Efek Pygmalion"

3 Februari 2025   17:09 Diperbarui: 3 Februari 2025   17:09 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.canva.com/design.

Efek Pygmalion adalah fenomena psikologis yang menunjukkan bagaimana harapan tinggi atau rendah terhadap seseorang dapat mempengaruhi kinerjanya. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana pengaruh harapan ini dapat ditemukan dalam berbagai konteks, seperti pendidikan, dunia kerja, dan olahraga. Konsep ini tidak hanya menarik secara teori, tetapi juga memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana harapan dapat membentuk kemampuan dan kinerja seseorang.

Apa Itu Efek Pygmalion?

Efek Pygmalion merujuk pada ide bahwa harapan yang lebih tinggi terhadap seseorang akan menyebabkan peningkatan kinerja. Fenomena ini terjadi karena ekspektasi seseorang (misalnya, pelatih atau atasan) memengaruhi cara mereka berinteraksi dengan individu tersebut, yang pada gilirannya memengaruhi keyakinan dan tindakan individu itu sendiri.

Pygmalion Effect (https://www.researchgate.net/figure/The-Pygmalion-Effect-Kashen-2011_fig1_331981823)
Pygmalion Effect (https://www.researchgate.net/figure/The-Pygmalion-Effect-Kashen-2011_fig1_331981823)

Contoh Nyata Efek Pygmalion

1. Dalam Pendidikan

Di dunia pendidikan, Efek Pygmalion terlihat jelas dalam interaksi antara guru dan siswa. Sebuah penelitian terkenal oleh Robert Rosenthal dan Lenore Jacobson menunjukkan bahwa siswa yang diyakini memiliki potensi lebih besar oleh guru menunjukkan peningkatan kinerja yang signifikan dibandingkan dengan siswa lainnya, meskipun mereka dipilih secara acak.

2. Dalam Dunia Kerja

Efek Pygmalion juga berlaku dalam dunia kerja. Misalnya, seorang atasan yang percaya bahwa karyawan baru mereka memiliki potensi tinggi mungkin memberikan lebih banyak dukungan, pelatihan, dan umpan balik positif. Sebaliknya, jika seorang atasan memiliki ekspektasi rendah, karyawan mungkin merasa kurang dihargai dan tidak termotivasi untuk memberikan kinerja terbaik.

3. Dalam Olahraga

Contoh lain dari Efek Pygmalion bisa dilihat dalam olahraga. Misalnya, seorang pelatih yang memiliki harapan tinggi terhadap seorang atlet baru kemungkinan akan lebih banyak memberikan perhatian dan pelatihan tambahan. Sebaliknya, atlet yang dianggap kurang berbakat mungkin akan menerima lebih sedikit perhatian, yang akhirnya memengaruhi performa mereka di lapangan.

Mengapa Efek Pygmalion Terjadi?

Efek ini terjadi karena harapan seseorang memengaruhi perilaku mereka terhadap individu lain, yang kemudian memengaruhi keyakinan diri individu tersebut. Keyakinan tersebut memengaruhi tindakan mereka, yang pada gilirannya mempengaruhi hasil kinerja. Proses ini menciptakan lingkaran umpan balik positif atau negatif, tergantung pada ekspektasi yang diberikan.

Bagaimana Menghindari Pengaruh Negatif dari Ekspektasi?

Dalam efek Pygmalion dijelaskan bagaimana ekspektasi positif meningkatkan kinerja seseorang. Namun bagaimana jika sebaliknya? Efek Golem adalah kebalikan dari efek pygmalion. Efek golem menjelaskan fenomena ketika ekspetasi yang rendah akan membuat kinerja seseorang mengalami peningkatan yang signifikan justru malah membuatnya kurang maksimal. Maka dari itu penting juga untuk mengenali dan menghindari potensi dampak negatif dari sebuah ekspetasi. Kita bisa melakukan hal ini untuk mencegah diri dari dibentuk oleh harapan negatif orang lain:

* Kembangkan kepercayaan diri pribadi

Jangan biarkan harapan orang lain sepenuhnya menentukan persepsi diri kamu.

* Terima umpan balik konstruktif

Jika kamu mendapatkan umpan balik negatif, gunakan itu sebagai motivasi untuk meningkatkan diri, bukan sebagai cerminan dari kemampuanmu.

* Cari lingkungan yang mendukung

Cobalah untuk berada di tempat yang menghargai usaha dan potensi kamu, bukan hanya hasil akhir.

Penelitian di Balik Efek Pygmalion

Efek Pygmalion pertama kali ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh psikolog Robert Rosenthal di tahun 1960-an. Dalam eksperimennya yang terkenal, Rosenthal memberikan informasi palsu kepada guru tentang siswa yang memiliki potensi tinggi, meskipun mereka dipilih secara acak. Hasilnya, siswa yang dipandang memiliki potensi lebih tinggi benar-benar menunjukkan peningkatan signifikan dalam kinerja mereka sepanjang tahun ajaran.

Selain itu, Rosenthal juga melakukan eksperimen dengan tikus yang dilatih untuk melewati labirin. Beberapa pelatih diberitahu bahwa tikus mereka sangat cerdas, sementara yang lain diberi tahu bahwa tikus mereka bodoh. Meskipun semua tikus itu identik, tikus yang dianggap cerdas melampaui yang lainnya dalam uji coba tersebut, yang menunjukkan bagaimana harapan dapat mempengaruhi kinerja.

Kesimpulan

Efek Pygmalion menunjukkan betapa kuatnya peran harapan dalam memengaruhi kinerja seseorang. Baik dalam pendidikan, dunia kerja, maupun olahraga, harapan yang tinggi dapat mendorong individu untuk mencapai potensi terbaik mereka. Sebaliknya, harapan rendah dapat menurunkan motivasi dan kinerja seseorang. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga ekspektasi kita terhadap orang lain dan menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan mereka.

Mungkin sekian aku Ibnu Umar sampai ketemu di next topik hehehe. Eh btw, kalian pernah ngga mengalami Efek Pygmalion dalam hidup kalian? Coba bagikan pengalamanmu di kolom komentar yah!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun