Efek Pygmalion pertama kali ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh psikolog Robert Rosenthal di tahun 1960-an. Dalam eksperimennya yang terkenal, Rosenthal memberikan informasi palsu kepada guru tentang siswa yang memiliki potensi tinggi, meskipun mereka dipilih secara acak. Hasilnya, siswa yang dipandang memiliki potensi lebih tinggi benar-benar menunjukkan peningkatan signifikan dalam kinerja mereka sepanjang tahun ajaran.
Selain itu, Rosenthal juga melakukan eksperimen dengan tikus yang dilatih untuk melewati labirin. Beberapa pelatih diberitahu bahwa tikus mereka sangat cerdas, sementara yang lain diberi tahu bahwa tikus mereka bodoh. Meskipun semua tikus itu identik, tikus yang dianggap cerdas melampaui yang lainnya dalam uji coba tersebut, yang menunjukkan bagaimana harapan dapat mempengaruhi kinerja.
Kesimpulan
Efek Pygmalion menunjukkan betapa kuatnya peran harapan dalam memengaruhi kinerja seseorang. Baik dalam pendidikan, dunia kerja, maupun olahraga, harapan yang tinggi dapat mendorong individu untuk mencapai potensi terbaik mereka. Sebaliknya, harapan rendah dapat menurunkan motivasi dan kinerja seseorang. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga ekspektasi kita terhadap orang lain dan menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan mereka.
Mungkin sekian aku Ibnu Umar sampai ketemu di next topik hehehe. Eh btw, kalian pernah ngga mengalami Efek Pygmalion dalam hidup kalian? Coba bagikan pengalamanmu di kolom komentar yah!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI