Mohon tunggu...
Ibnu Syahidz
Ibnu Syahidz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sebagai seorang yang suka menulis, sebagai seorang atlet dari salah satu bidang Atletik, sebagai seorang yang terus tumbuh dalam kelamnya rapuh.

Sebenarnya hobi saya adalah menulis apapun yang menjadi proses tentang hidup. Sedikit tulisan saya bisa dilihat di akun yang bernama @sajaktanpamateri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Komik Menarik Menjadi Formula dalam Upaya Mengatasi Minat Membaca Siswa Dasar

20 Juni 2024   06:49 Diperbarui: 20 Juni 2024   07:01 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring perkembangan zaman banyak perubahan yang terjadi, demikian juga dengan siklus pendidikan. Dibutuhkan kesadaran tinggi untuk mengakui jika hasil pendidikan saat ini masih belum sesuai dengan yang diharapkan, sebagaimana seolah-olah pendidikan saat ini dianggap sebagai beban, bukan menjadi suatu kesenangan demi meraih sebuah impian. Tentu itu adalah cara berpikir yang salah, oleh sebab itu harus segera tercipta formula untuk mengatasinya. Hal ini dikarenakan pendidikan juga berperan sebagai kunci keberhasilan dari suatu negara. Ada beragam indikator yang menandakan berhasil tidaknya pendidikan di suatu negara, salah satu yang mendasar yaitu kemampuan literasi. Kemampuan literasi yang tinggi dapat menjadi sebuah indikator dari keberhasilan pendidikan di suatu negara. Karena dengan tingginya kemampuan literasi yang dimiliki oleh seorang siswa, maka akan semakin baik pula kemampuan siswa tersebut dalam mengenali sekaligus membantu menyelesaikan permasalahan yang ada pada kehidupannya. Salah satu dasar dari literasi adalah membaca. Kegiatan membaca merupakan suatu aktivitas yang sangat penting dalam kehidupan manusia, terutama bagi seorang pelajar. Namun, aktivitas membaca bukanlah suatu hal yang dapat dianggap mudah. Seperti pernyataan Djuanda (2007, hlm. 73) bahwa "membaca merupakan kemampuan yang kompleks, karena membaca bukanlah kegiatan memandangi lambang lambang tertulis semata-mata."

Kegiatan membaca perlu tertanam pada diri sebagai kesenangan dalam mencari sebuah solusi, menganalisis, dan masih banyak lagi. Karena literasi ibarat sebuah kunci dalam membentuk cara berpikir manusia yang akan sangat berguna untuk meraih mimpi, sekaligus dalam membantu menjalankan kehidupan keseharian menjadi seorang manusia. "Hidup jika hanya hidup binatang di hutan pun juga hidup." Ibarat makna berpikir menjadi pembeda antara binatang dengan manusia, dan berpikir yang baik hanya dapat dilakukan oleh manusia yang mau membaca. Maka jika kegiatan membaca tidak terlaksana dengan baik, runtuhlah eksistensinya menjadi manusia. Begitu juga jika kegiatan membaca tidak terlaksana dengan baik pada suatu masyarakat, maka runtuhlah eksistensi sebuah Negara. 

Pokok permasalahan di sini adalah dalam memandang membaca menjadi suatu hal yang membosankan, melelahkan, bahkan menjadi sebuah keterpaksaan. Permasalahan tentu tidak akan muncul begitu saja, kita tidak dapat menghakimi siswa dengan seenaknya, justru yang perlu kita lakukan ialah mempertanyakan sudah relevankah sistem pendidikan kita dalam menggaet minat belajar siswa. Terlebih dalam mengikuti perkembangan zaman, karena pendidikan yang baik bukankah yang maju menyesuaikan perkembangan zaman, mengenalkan berbagai macam perkembangan. 

Dengan bermodal pemikiran di atas, peneliti mencoba untuk mencari tahu lebih dalam penyebab fenomena yang terjadi. Usaha konkretnya pada 20 Mei 2024, peneliti secara langsung melakukan observasi terhadap siswa kelas 1 SD, di SDN Ketawanggede, Lowokwaru, Kota Malang. Penelitian dimulai dengan observasi mendalam terhadap siswa kelas 1 untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan spesifik dalam kemampuan membaca. Pada langkah awal peneliti mencari tahu seberapa besar minat mereka terhadap membaca, dari 13 siswa yang sempat peneliti tanyakan secara intensif 11 siswa diantaranya menyatakan tidak suka. Lalu melalui observasi lebih menyeluruh, ditemukan bahwa rata- rata kemampuan membaca siswa-siswi kelas 1A dan 1C rendah. Siswa-siswi ini kesulitan membedakan bentuk huruf yang mirip, melafalkan huruf yang hampir sama, dan menyusun huruf menjadi kata dengan benar. Penelitian melibatkan sekitar 20 siswa dari masing-masing kelas. Selama observasi, ditemukan bahwa sebagian besar siswa menunjukkan keterbatasan dalam mengenal huruf dan membaca kata. Dalam tes membaca di kelas 1A, hanya beberapa siswa yang lancar membaca, sedangkan lainnya kesulitan atau belum bisa membaca. Kondisi serupa ditemukan di kelas 1C, dimana kegiatan tebak kata dan tebak huruf menunjukkan setengah siswa kesulitan atau tidak bisa menjawab. Bahkan wali kelas 1C mengklasifikasikan siswa menjadi tiga kelompok berdasarkan kemampuan membaca: tinggi, sedang , dan rendah, dan memetakan tempat duduk berdasarkan kategori ini.

Selanjutnya setelah data dikumpulkan dan dianalisis, langkah berikutnya adalah merancang produk yang relevan sebagai formula media pembelajaran untuk mengatasi permasalahan. Peneliti yakin jika semua siswa sebenarnya bisa membaca jika mau terus mencoba, akan tetapi mereka merasa membaca adalah hal yang menyulitkan dan membosankan. Sehingga inilah yang akan menjadi pokok permasalahan yang akan terus tertanam ketika mereka beranjak dewasa, sedari awal mereka mengenal jika membaca adalah kegiatan yang menyulitkan dan membosankan. Berdasarkan hasil observasi yang didapat, peneliti berencana membuat produk yang bertujuan untuk menggaet minat membaca siswa, mencoba menyuguhkan hal yang menarik dari sebuah pembelajaran membaca, agar para siswa memiliki rasa senang ketika melakukan kegiatan pembelajaran membaca.

Produk ini berupa komik bacaan dengan disertai animasi dan audio visual. Setiap elemen produk dirancang berdasarkan temuan dari observasi, dengan fokus pada aspek visual dan auditori yang dapat membantu siswa mengenali dan mengingat huruf serta kata. Sehingga pembelajaran bukan hanya berbasis buku yang penuh uraian saja, karena zaman yang sudah semakin berkembang, sudah semestinya jika pembelajaran juga mengikuti perkembangan dengan memanfaatkan setiap komponen yang ada. Produk ini adalah bagian dari pemanfaatan teknologi masa kini, sekaligus mengenalkan jika perkembangan teknologi juga memiliki dampak yang baik untuk mendukung pendidikan.


Setelah produk peneliti tersusun dengan matang, peneliti mencoba menggabungkan dengan komponen materi yang saat ini sedang siswa pelajari. Lebih jelasnya pada tahap penelitian ini mengkaji mengenai upaya konkret merealisasikan bahan bacaan dalam bentuk media komik dan video animasi dengan tema mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA, dengan materi manfaat matahari bagi manusia, tumbuhan, dan hewan. Pada mata pelajaran IPA peneliti mengusahakan agar produk ini menjadi tahap pembelajaran yang sederhana dan berkaitan dengan lingkungan sekitar, dengan tujuan dapat membantu siswa dalam berlatih memahami dan membaca kalimat yang sederhana, dengan komponen animasi yang menarik para siswa dibuat menjadi lebih tertarik, sehingga isi materi menjadi lebih mudah terserap dalam ingatan mereka. Media komik dan video animasi memberikan pengaruh untuk meningkatkan minat membaca dan apresiasi positif dari siswa. Media komik dan video animasi dengan isian gambar yang menarik dan mudah dipahami para siswa berguna untuk mengurangi atau bahkan mengatasi kebosanan pada siswa. 

Sehingga produk ini akan menjadi awal pemahaman bagi para siswa, jika kegiatan membaca ternyata menjadi hal yang menarik untuk dilakukan. Dengan demikian peneliti memandang dengan bertambahnya minat membaca siswa, itu akan menjadi pondasi menuju semakin baiknya  kualitas diri manusia.

Berikut peneliti memberikan salah satu sampel produk yang telah dibuat, demi menggaet minat membaca siswa kelas 1 SD :

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Dok. pribadi
Dok. pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun