Mohon tunggu...
ibs
ibs Mohon Tunggu... Editor - ibs

Jika non-A maka A, maka A

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Menjadi Pelatih Bukan Sekadar Urusan Taktik, Menang, dan Juara

26 Oktober 2021   10:06 Diperbarui: 28 Oktober 2021   01:30 870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: envato elements/twenty20photos

Saya memutuskan untuk melatih sebuah tim Serie A, Napoli. Saya tidak memiliki alasan khusus untuk menangani tim ini. Alasan saya satu-satunya adalah tim ini, menurut saya, anugerah dari Tuhan bagi masyarakat Napoli. 

Melalui kaki seorang legenda Diego Armando Maradona, Napoli,  dan sepak bola adalah sebuah anugerah yang dihadiahi oleh Tuhan bagi masyarakat Kota Naples melawan diskriminasi atas masyarakat Italia kebanyakan.

Bagi masyarakat Italia, Neapolitans, sebutan bagi masyarakat Napoli, adalah masyarakat kelas dua, sekaligus juga aib. Selain faktor perbedaan budaya, paling kentara adalah ekonomi yang menjadi penyebabnya. Angka kemiskinan pun berbanding lurus dengan angka kriminalitas di sana.

Akan tetapi semua keadaan itu berubah kala Maradona hadir di Napoli pada 1984 silam. Maradona sukses membawa Il Partenopei, julukan Napoli, menjadi juara Serie A untuk pertama kalinya. 

Bukan hanya sekali, melainkan dua kali plus juara Piala Italia 1987 dan Piala UEFA 1989. Atas itu nama Napoli mulai bersinar sekaligus membuat jengkel kebanyakan masyarakat Italia.

Prestasi yang sudah lama terjadi itu ingin saya coba kembali hadirkan melalui gim Football Manager, sebagai pelatih tentunya.

Dalam Football Manager kita bisa menentukan sendiri bagaimana personal kita sebagai pelatih. Menentukan personal dan karakter ini saya rasa sangat penting, apalagi saya hanyalah pelatih biasa tanpa reputasi kepelatihan.

Urusan personal dan karakter saya teringat kisah Alex Chapman Ferguson menjalani hari pertamanya sebagai pelatih Manchester United, 6 November 1986. Ketika itu, Ferguson bukanlah seorang pelatih tenar apalagi top. 

Dia hanyalah seorang pelatih dari tim asal Skotlandia bernama Aberdeen. Sementara MU merupakan tim hebat yang dihuni pemain-pemain top Liga Inggris seperti Bryan Robson, Brian McClair, hingga Steve Bruce.

Meski begitu, para pemain ini tidak memiliki disiplin tinggi sebagai profesional. Terlalu banyak minum, pergi ke kelab malam, hingga datang terlambat saat sesi latihan.

Fergie jelas tidak suka hal semacam itu. Namun di sisi lain dia sadar bahwa dia tidak memiliki nama besar yang setiap ucapan dari mulutnya akan didengar oleh para pemainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun