Mohon tunggu...
ibs
ibs Mohon Tunggu... Editor - ibs

Jika non-A maka A, maka A

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Anomali Sepak Bola terhadap Kesehatan Mental

29 November 2019   16:20 Diperbarui: 1 Desember 2019   10:00 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diolah penulis dari Pixabay/Tookapic

Pesepakbola bola bagi masyarakat Jerman secara umum dan fan sepak bola Jerman secara khusus, mereka memiliki 'hak' atas seorang pemain bola.

Saking tertekannya, dikatakan Mertesacker, saban sebelum melakoni laga ia selalu tegang bahkan mual. Secara sederhana Mertesacker tertekan secara mental.

"Perutku bergolak dan aku ingin muntah," jelasnya.

Dan beruntung, Mertesacker tak lantas melakukan bunuh diri.

Kendati begitu, sepak bola memiliki anomali tersendiri, bahkan bisa sebagai magis--bila tak berlebihan. Yakni, menyelamatkan seseorang dari tindakan bunuh diri.

Sebuah penelitian pada medio 1990an pernah dilakukan oleh peneliti asal Yunani, Patrick Dessyoris, dari lembaga riset Petridou dan Papadapoulus yang menemukan bahwa sepanjang pergelaran akbar turnamen sepak bola, baik Piala Eropa maupun Piala Dunia, mampu menekan angka kematian akibat bunuh diri.

Semakin unik, efek turnamen sepak bola dalam menekan angka bunuh diri justru paling banyak ditemukan di Jerman--negara kelahiran Per Merstesacker.

Di Jerman, pada kurung waktu Maret hingga Juni, angka kematian dengan bunuh diri cukup signifkan. Setidaknya ada 90 ribu orang yang tercatat dalam waktu enam tahun saja.

Namun jumlah tersebut menurun ketika turnamen Piala Eropa atau Piala Dunia diselenggarakan sebagaimana periode biasanya, yakni Juni hingga Juli.

Paling signifikan terlihat pada 1996. Di mana ketika Jerman menjadi juara Piala Eropa 1996.

Namun, sayangnya, penelitian lanjutan tersebut belum bisa penulis temukan. Misalnya, apakah angka bunuh diri tetap berlanjut tinggi ketika tak ada bulan-bulan sepak bola? Dan apakah fenomena itu masih berlangsung hingga kini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun