Mohon tunggu...
ibs
ibs Mohon Tunggu... Editor - ibs

Jika non-A maka A, maka A

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Segudang Pekerjaan Rumah Penguasa Kursi PSSI

5 November 2019   01:03 Diperbarui: 5 November 2019   10:32 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terbukti, stadion sepak bola hampir selalu dipadati pecinta sepak bola tanah air. Coba perhatikan, bagaimana The Jakmania selalu memadati Stadion Gelora Bung Karno, Bonek di Stadion Gelora Sepuluh 10 Nopember, atau Viking di Stadion Si Jalak Harupat dan Stadion Siliwangi. Mereka tak pernah absen sekalipun.

Meski kerap diterpa isu-isu tak sedap semisal kerusuhan suporter dan pengaturan skor, tak lantas mengurangi pamor sepak bola Tanah Air. Bahkan besar dan fanatiknya para suporter memunculkan fakta baru, yakni urusan ekonomi.

Bila kita berkunjung ke sebuah kota, katakanlah, Bandung, Malang, atau Surabaya kita tak hanya membeli makanan khas kota tersebut, melainkan juga jersi, syal, bendera, atau pernak-pernik yang identik dengan klub dari kota tersebut.

Itu menandakan berkembangnya aktivitas ekonomi mikro dari sepak bola. Ditambah lagi, toko-toko marchandise di sekitar stadion kini makin jamak ditemui.

Contoh lainnya seperti pernah dilakukan manajemen Persebaya Surabaya yang membuka Persebaya Store demi memperluas penjualan marchandise tim, di mana sebelumnya para fan hanya bisa mendapatkannya di Official Store.

Tak hanya itu, dibukanya Persebaya Store menjadi pertanda bahwa Persebaya melihat peluang untuk memperluas potensi datangnya pemasang iklan yang ingin melakukan brand activation, serta sadar akan pengelolaan tim secara mandiri dan profesional, terutama dari sisi komersial.

"Persebaya bertujuan menjadi klub profesional," kata Presiden Klub Persebaya, Azrul Ananda, mengutip JawaPos.com (2017). 

"Bukan hanya secara tim dan operasional. Tetapi juga secara pengelolaan komersialnya. Karena untuk bisa menjadi klub yang benar-benar suistanable juga harus mengelola merchandise dengan baik."

"Kami ingin Persebaya jadi contoh pengelolaan klub secara profesional di Indonesia. Kita untuk bisa dekat dengan fans, bisa lebih memuaskan kebutuhan para penggemar."

Dan lebih penting lagi untuk bisa membuat finasial tim lebih suistanable maka harus mampu mengelola merchandise atau komersial secara profesional," imbuhnya.

Melalui peristiwa-peristiwa tadi, kita bisa melihat adanya potensi klub-klub sepak bola di Indonesia untuk dijadikan brand activation oleh para produsen dari berbagai merek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun