Mohon tunggu...
ibs
ibs Mohon Tunggu... Editor - ibs

Jika non-A maka A, maka A

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Mencari Gen Olahraga Nasional

12 September 2019   19:32 Diperbarui: 12 September 2019   19:32 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah Penulis dari Pixabay

Tidak larut dalam perseturuan KPAI dan PB Djarum terlalu jauh dan melihat duduk perkaranya dengan jernih adalah hal terbaik untuk kita lakukan. Sebab, dampak kurang baik bagi keolahragaan nasional bukan tak mungkin terjadi.

Dalam keterangan resmi KPAI, pihaknya menyatakan bukan menuntut untuk menghentikan audisinya melainkan eksploitasi anak di dalamnya.

"Bukan audisinya yang kami minta dihentikan, tetapi eksploitasi anaknya. Kami sepakat bahwa terjadi eksploitasi anak dalam audisi tersebut", ucap Komisioner KPAI Sitti Hikmawatty.

Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan menjadi dasar gugatan KPAI terhadap PD Djarum. Audisi beasiswa bulutangkis Djarum, menurut KPAI, diduga melanggar peraturan itu.

Dalil lain yang mendasari KPAI adalah Pasal 35 Ayat (1) huruf c Peraturan tersebut, pengendalian promosi produk tembakau dilakukan dengan tidak menggunakan logo dan/atau merek produk tembakau pada suatu kegiatan lembaga dan/atau perorangan.

Lalu Pasal 37 yang menyatakan sponsor industri rokok hanya dapat dilakukan dengan tidak menggunakan nama merek dagang dan logo produk tembakau termasuk brand image produk tembakau.

"Logo dan warna yang digunakan dalam audisi bulutangkis tersebut tidak lepas dari brand image produk rokok," ujar Hikmawatty.

Pihak terkait pun sudah mengklarifikasi bahwa PB Djarum adalah yayasan, yang tentu berbeda dari Djarum sebagai produsen rokok, yakni perseroan.

***

20 Agustus 2016, pelari cepat jarak pendek asal Jamaika, Usain Bolt, memenangkan medali emas lari estafet nomor 4x 100 meter pada ajang bergengsi Olimpiade 2016 di Rio Janeiro, Brasil.

Atas raihan medali itu Bolt dinobatkan sebagai sprinter terbaik sepanjang masa: satu-satunya orang yang mampu memenangi tiga nomor beruntun dalam tiga Olimpiade terkahir, alias triple-triple. Sebelumnya diraih pada Olimpiade 2008 di Beijing, China, dan Olimpiade 2012 di London, Inggris.

Apa yang diraih Bolt tak salah bila memunculkan pertanyaan, mengapa Bolt, atau lebih luas, mengapa orang Afrika bisa berlari begitu cepat? (Karena Jamaika tidak berdiri sendiri. Ada Kenya, penghuni Afrika Timur, yang juga dikenal sebagai produsen atlet lari. Kalau Jamaika unggul dalam sprinter, Kenya unggul pada jarak sedang dan jauh.

Jawaban itu bisa ditemui dari apa yang telah dituliskan Jon Entine dalam Taboo: Why Black Athletes Dominate Sport and Why We're Afraid to Talk About it.

Entine berpendapat bahwa kelompok populasi yang berbeda, daripada seluruh ras, memiliki atribut fisik dan fisiologis yang berbeda yang dapat membantu menjadikan mereka brilian pada olahraga tertentu.

Ia juga mengatakan bahwa mayoritas orang Afrika memiliki gen leluhur yang baik untuk menjadi seorang pelari. Jamaika, yang terletak di Afrika Barat, secara gen memiliki otot yang sangat kuat, pinggulnya cukup ramping, betis ideal juga ringan sebagai atlet lari, dan refleks ototnya begitu cepat.

Sementara orang Kenya dari Afrika Timur, cenderung lebih pendek dan kurus. Namun, mereka memiliki paru-paru dengan kapasitas lebih besar.

Itu juga tak lepas dari letak geografis orang Kenya yang berada di dataran tinggi sehingga secara alamiah punya daya tahan lebih untuk lari jarak jauh.

Teori ala entine itu menjelaskan mengapa negara-negara Eurasia seperti Iran kuat di angkat besi dan gulat. Sebab, orang-orang Eurasia, menurut Entine, otot tubuhnya lebih besar, tungkainya lebih pendek, dan badannya lebih tebal.

"Di hampir setiap olahraga, orang kulit hitam memiliki keuntungan tersendiri. Mereka lebih baik dalam berlari (sprint atau maraton) dan melompat---keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses di sebagian besar kejuaraan olahraga akhir-akhir ini," kata Entine, seperti dikutip dari The Guardian.

Pertanyaannya, bagiamana dengan Indonesia?

***

Alih-alih turut mengeruhkan perseteruan KPAI dan PB Djarum alangkah baiknya kita bersama pemerintah dan lembaga olahraga terkait untuk melakukan riset mendalam dan holistik untuk mencari gen olahraga nasional guna memetik raihan prestasi dari berbagai cabang dan nomor. Mengingat, Indonesia akan turut berpartisipasi dalam pergelaran SEA Games 2019 November mendatang dan Olimpiade 2020.

Perlu dicatat juga perihal gen bukanlah faktor segalanya. Bukan juga kunci utama. Tetap saja, sistem dan manajemen keolahragaan serta pelatihan-pembinaan ditambah kedisiplinan yang baik adalah hal musykil ditawar.

Lalu untuk untuk menyudahi KPAI dan PB Djarum, alangkah eloknya ditempuh melalui jalur hukum.

***

Update:

KPAI dan PB Djarum akhirnya mencapai kesepakatan yang dilandasi beberapa poin. Antara lain, sebagaimana tuntutan KPAI sebelumnya, PB Djarum sepakat untuk mengubah nama yang semula audisi umum beasiswa PB Djarum 2019 menjadi audisi umum beasiswa bulu tangkis tanpa menggunakan logo, merek, dan brand image Djarum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun