Mohon tunggu...
ibs
ibs Mohon Tunggu... Editor - ibs

Jika non-A maka A, maka A

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peci Sakti Pak Kiai dan Kuasa Hidup Kita

30 April 2019   23:28 Diperbarui: 30 April 2019   23:41 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begini. Pak Kiai punya kebenaran dan keyakinannya sendiri. Ia yakin kalau peci bisa melindungi dirinya dari berbagai macam marabahaya. Karenanya ia mepertahankan keyakinannya itu, yang mungkin berasaskan syariat kepercayannya. Itu sah-sah saja.

Tapi Pak Kiai menjadi salah, karena ia terlalu "menuhankan" pecinya. Sehingga ia mengabaikan aturan-aturan yang ada dan berlaku. Di sini artinya ia menyalahi aturan berkendara. Yang di mana juga menyalahi anjuran Tuhan (red: berbuat baik dan mematuhi aturan).

Contoh lainnya kurang lebih begini. Ketika saya akan melakukan lompatan dari pesawat atau terjun payung, yang saya butuhkan adalah sebuah parasut. Karena saya percaya bahwa parasut akan melindungi saya dari kematian.

Mempercayakan keselamatan terhadap parasut, bukan berarti saya menuhankan parasut. Justru saya percaya hukum Tuhan, bahwa ketika terjun payung parasut dapat menyelamatkan saya.

Di sisi lain kita juga tidak boleh terjebak. Bisa saja Pak Kiai meski hanya menggunakan peci ia justru selalu selamat dan ketika menggunakan helm ia justru celaka. Atau kita yang terjun payung tanpa parasut bisa mendarat dengan selamat.

Ah, sudahlah. Hidup itu memang membingungkan. Lagi pula kita tidak pernah bisa kuasa atas hidup kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun