Mohon tunggu...
Mohammad Ibnu Sholeh
Mohammad Ibnu Sholeh Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Santri Imajinatif

Hobi baca buku. Sedang menyelami pendidikan di Ma'had Aly An-Nur, Bululawang, Malang

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Seni Berimajinasi ala Archimedes

24 Januari 2025   10:34 Diperbarui: 24 Januari 2025   10:34 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Imajinasi tentang Archimedes (Sumber:gencraft.com)

Ada banyak pintu yang bisa kaubuka, karena pintu tidak sesederhana itu. Beberapa pintu mengulurkan tangannya padamu dalam wujud kenop. Beberapa pintu lain lebih suka menunggu untuk kaugenggam batang tangannya, kautuntun lembut dia berjalan ke pinggir agar bisa bersandar di tepi dinding. Bahkan, ada juga yang sangat setia menyambutmu layaknya tentara yang hormat pada jendralnya, bisa berjalan menepi dengan sendiri tanpa kauperintah apa-apa, cukup dengan berada di depannya saja. Namun, ada satu pintu lagi yang sukar sekali dibuka. Pintu itu bahkan tidak bisa dilihat.

Konon, pintu itu hanya bisa dibuka lewat pencerminan diri. Tidak bisa dilihat, dicium, diraba, dikecap, apalagi didengar. Pintu itu hanya bisa dirasakan keberadaannya, tapi tidak banyak diketahui oleh orang-orang. Di antara yang mengetahui keberadaan pintu itu pun, tidak banyak yang bisa membukanya. Bahkan, di antara yang bisa membuka pintu itu pun, tidak banyak juga yang bisa bertahan. Banyak yang kembali menutup pintu itu setelah sadar betawa sulitnya menanggung beban karena telah membuka pintu itu. Namun, para pembuka pintu yang berhasil membukanya dan bertahan sampai akhir hayatnya, bertahan di detik terakhir napasnya mengembus keluar, dialah orang merdeka. Dialah sang juara, karena telah memenangkan kompetisi kehidupan yang pertama dan terakhir kali.

Pintu itu adalah pintu hati. (Kamu mungkin membayangkan pintu lain, tapi tidak apa-apa. Tidak ada yang salah dalam berimajinasi.)

Ini adalah salah satu cara sederhana mendapatkan ide. Jika pikiran masih berkalutan dengan tugas lain, selesaikan dulu tugas tersebut. Jika belum mendapat ide setelah berpikir, mungkin kamu hanya butuh mengistirahatkan pikiran. Andaikan kita bisa menyelesaikan semua masalah hanya dalam semalam, niscaya tidak akan ada obrolan manis bersama sahabat yang ditemani secangkir kopi, ataupun banyak tempat wisata yang akan semakin sepi pengunjung.

Karena menurut saya, ketenangan itu tumbuh dari kegelisahan. Jika semua orang bahagia, untuk apa kita mencarinya, 'kan sudah punya?

Eureka!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun