Di tahun 2003, Salva memasuki organisasi non-profit bernama "Water for South Sudan". Dalam sepuluh tahun, program ini telah memberikan persediaan air bersih kepada sekitar 100.000 penduduk di 259 wilayah yang menyebar di Sudan Selatan. Salva yang dulunya hanyalah warga termiskin sedunia, kini kembali ke tanah airnya untuk membantu penduduk negaranya mendapatkan air bersih yang hampir tidak pernah mereka dapatkan sama sekali.
Jika para orang tua mampu membacakan novel ini pada anak-anaknya dan mendiskusikannya, maka sama saja dengan mengajak mereka untuk bersimpati. Anak-anak akan memiliki rasa empati dan kepedulian terhadap rakyat Sudan Selatan, atau bahkan pada rakyat miskin di seluruh dunia.
Sayangnya, novel untuk jenjang anak sangatlah jarang ditemukan di Indonesia. Kalau sastra untuk puisi dan novel remaja-dewasa sudah terlalu banyak diperjualbelikan, sekarang waktunya pemerintah memberikan penghargaan juga untuk sastra anak. Sastra anak adalah aset penting bagi calon penerus bangsa ini.
Apakah membaca buku bisa mengubah dunia? Tentu tidak. Namun, jika buku itu dikampanyekan pada seluruh anak muda Indonesia, mengapa tidak?