Mohon tunggu...
Mohammad Ibnu Sholeh
Mohammad Ibnu Sholeh Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Santri Imajinatif

Hobi baca buku sastra, filsafat, dan matematika. Pernah suka fisika, seni, dan olahraga.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cara Berbahagia Tanpa Air Mata

15 Maret 2024   13:25 Diperbarui: 15 Maret 2024   16:14 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Imaji: Puisi ini memadukan elemen alam, seperti angin desa, kokok ayam di subuh hari, dan awan yang mengalir di langit agar menciptakan suasana dan menggambarkan perasaan dengan indah.

  • Kisah Bocah dan Kakek: Puisi ini menggambarkan hubungan antara seorang bocah dan kakeknya yang hidup bersama di gubuk tua. /Mereka mencangkul masa depan dan menanam masa lalu. Namun, sekarang bocah itu memanen dirinya sendiri dan menguburkan kakeknya/. Bait ini bisa diartikan sebagai perjalanan hidup seseorang saat kehilangan orang tersayangnya.

  • Tipografi Berbentuk Air Mata: Air mata adalah simbol perasaan yang mendalam dan mungkin menggambarkan kesedihan atau kehilangan.

  • Pesan Akhir: Baris terakhir, /jangan gegabah menganggap diriku sebuah benih kebahagiaan yang akan tumbuh!/ ini bisa diartikan sebagai peringatan untuk tidak terlalu berharap pada masa depan ataupun mengabaikan momen sekarang.

  • Maka, cara menikmati hidup dengan bahagia ialah hanya dengan ikhlas. Semua hanyalah air yang hanya kembali ke tanah. Kita hanya manusia yang bisa mengikuti arus tersebut tanpa perlu merasa iri dengan sesama. Kita hanya butuh bahagia, sebab kita hamba Sang Mahabahagia.

    Pernah tayang di website "ompiompi.com"

    Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Puisi Selengkapnya
    Lihat Puisi Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun