Mohon tunggu...
Gaharu Online
Gaharu Online Mohon Tunggu... Guru - Ibnu Rusid

Provinsi Nusa Toleransi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketidakmampuan Bukan Pilihan!

21 Desember 2020   10:16 Diperbarui: 21 Desember 2020   10:34 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketidakmampuan Bukanlah Pilihan

Jika kau hanya mampu berbicara maka apapun yang ingin kau sampaikan hanya didengar oleh beberapa orang, sekalipun substansi dari apa yang kau sampaikan itu menyangkut kehidupan banyak orang. Akan tetapi ketika kau menulisnya maka tulisanmu akan menginspirasi banyak orang dan lebih menjangkau banyak orang lagi, oleh karena itu aku lebih memilih menulis ketimbang harus berbicara di belakang orang.

Menulis tentang apapun yang engkau bicarakan, seburuk apapun yang engkau bicarakan akan ku tulis dengan indah agar tulisan itu dapat menjadi bagian yang terindah yang pernah kau katakan. 

Setiap kritik yang sinis yang kau lontarkan akan ku rangka menjadi sebuah paragraf yang memotivasi mu menjadi orang yang lebih baik. Hidup ini bukan hanya tentang mengata-ngatai orang lain, akan tetapi hidup ini lebih kepada refleksi diri akan kemampuan dan kapasitas kita sebagai manusia.

Namun di sisi lain hidup juga merupakan sebuah pilihan dan setiap pilihan yang kau ambil tentulah memiliki konsekuensinya masing-masing. Tidak ada jalan netral dalam hidup, yang ada hanya tawaran-tawaran akan pilihan. Ketika engkau memilih pilihan untuk menjadi seorang yang penuh dengan rasa iri hati maka hidupmu akan menjadi hidup yang terburuk di alam semesta ini. Pilihanmu akan menentukan seberapa besar kemampuan yang kau punya. Ilustrasi sederhanyana seperti penyeduh dan penikmat kopi.

Memilih menjadi seorang pembuat kopi bukanlah pilihan yang buruk karena dengan pilihan itu engkau dapat menyedihkan secangkir kopi yang dapat dinikmati oleh orang lain, dan ketika kau memilih sebagai penikmat kopi, juga bukan hal yang buruk. Karena dengan pilihanmu engkau dapat menikmati kopi dan mengetahui cita rasa kopi yang telah disuguhkan.

Namun berbeda lagi ketika kopi yang kau minum adalah kopi yang kau seduhkan sendiri. Kopi tersebut akan kau nikmati apapun rasanya dan ketika kopi itu terlalu tawar kau akan mengukur kadar gulanya ketika ingin membuat kopi selanjutnya begitupun sebaliknya ketika terlalu manis engkau pun dapat belajar untuk menangkar gula sekadarnya.

Dari kopi kita belajar caranya bagaimana menikmati hidup. Ketika hidupmu hanya diisi dengan ketidakmampuan maka itu pun pilihan, namun ketika hidupmu dijadikan sebagai sebuah pembelajaran maka hidupmu akan menjadi sebuah langkah sukses yang akan dituntun oleh banyak orang. 

Ketidakmampuan bukanlah kutukan dan juga bukanlah takdir yang telah digariskan Tuhan. Tetapi ketidakmampuan adalah pilihan yang kau ambil dalam hidupmu konsekuensi logisnya adalah ketidakmampuan menciptakan rasa ketidaktahuan, rasa kebencian dan rasa ingin menang sendiri. Ketika terjadi demikian maka hidupmu hanya kau bandingkan dengan orang lain yang lebih di atasmu.

Belajarlah dari ketidakmampuan agar engkau dapat memupuk, mengubah ketidakmampuan menjadi kepastian, dapat mengubah ketidakmampuan menjadi sesuatu yang lebih produktif ketimbang harus memilih menjadi seorang yang hanya bisa bercerita fiktif tentang orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun