Oleh karna itu "GAHARU INSTITUTE" mengadakan refleksi bersama guna meningkatkan kualitas diri agar mampu mengamalkan nilai-nilai yang tertuang dalam butir-butir Pancasila. Satu juni bukanlah sebatas tanggal dan bukanlah sebatas memperingatinya tetapi bagaimana agar khalayak umum mampu mengejewantahkan  dalam kehidupan sehari-hari.Â
Dengan  mengadakan refleksi lahirnya Pancasila, yang tersusun dalam beberapa agenda diantaranya adalah pembacaan puisi, mennggali spirit Pancasila dan diakhiri dengnan do'a bersama untuk bangsa Indonesia. Agar di tahun-tahun berikutnya kita senantiasa mengamalkan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan apa yang diharapkan pendiri bangsa ini.
Gaharu Institute adalah organisasi kemasyarakatan dengan tujuan membentuk manusia yang berkarakter dan berwawasan kebangsaan serta peka terhadap lingkukngan sosial. GAHARU merupakan tanaman khas Nusa Tenggara Timur yang memiliki daya tarik yang tinggi serta harga yang cukup mendengungkan telinga, sedangkan secara penjabaran nama GAHARU merupakan Gerakan Perubahan.
Sedangkan 1 juni 1945 merupakan hari lahirnya Pancasila. Melalui dialektika yang panjang dan pergulatan pemikiran yang sengit maka lahirlah Pancasila seperti yang kita ketahui saat ini, di mana Pancasila memiliki lima poin penting yang harus dipahami dan ditaati oleh warga negara Indonesia. Kelima poin tersebut adalah:
- Ketuhanan Yang Maha Esa
- Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
- Persatuan Indonesia
- Kerakyatan Yang di Pimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakian
- Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Perjalanan bangsa Indonesia telah mencapai usia ke-72 tahun kemerdekaan namun pengamalan dari nilai-nilai Pancasila tersebut belumlah terlihat secara nyata. Nilai-nilai Pancasila selalu dikhianati, bagaimana tidak, lihatlah pelencengan dari sila yang pertama sampai sila yang ke lima.
Sila yang pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, sila ini selalu dipermasalahkan hingga terjadi pemboman dimana-mana, terjadi pengklaiman benar dan salah, hal semacam ini yang mencederai nilai pancasila itu sendiri, belum lagi sila ke dua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, sila ini merupakan sila yang mangharuskan sifat adil dalam pribadi masing-masing, namun ironisnya sifat adil terasa menjadi hal yanng sangat sulit di kedepankan.
Sila ketiga adalah Persatuan Indonesia, sila ini mengajarkan kita agar menjalin dan menjaga persatuan namun realitanya kita terpecah berkeping-keping. Sila  yang ke empat adalah Kerakyatan Yang di Pimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakian, berbicara tentang sila ke empat sangat menarik dimana pada sila tersebut menjelaskan tentang Permusyawaratan namun seringkali kita lupa dalam menyelesaikan persoalan ambilah contoh Demokrasi kita yang mengharuskan pemilihan perorangan sedangkan pada sila diatas mengharuskan musyawarah.Â
Sila kelima adalah Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, berbicara masalah keadilah adalah hal yang tidak ada habisnya, keadilan yang ditegakan adalah keadilan semu dimana keadilan yang ada dirasakan oleh meraka yang berduit, meraka yang mampuh menyewa pengacara dan mereka yang mampuh menyumbat kebenaran dengan kemunafikan.
Kalau sudah seperti ini, yang salah itu Pancasila-nya atau orang-orang yang seharusnya melaksanakannya? Benarkah Pancasila masih sakti dan masih kuat melandasi kehidupan berbangsa kita atau justru semakin lemah seperti ideologi-ideologi buatan manusia lainnya? Bisakah Pancasila menghentikan segala bentuk penghianatan-penghianatan kepadanya, atau justru nilai-nilainya semakin tergerus kemajuan peradaban?Â
Masihkah pancasila relevan untuk bangsa ini, di mana kemerosotan moral memerlukan sistem ideologi yang tangguh untuk memperbaikinya, dan bagi sebagian orang ideologi tersebut bukan lagi buatan tangan-tangan manusia? Entahlah, hanya Tuhan yang Tahu karena hanya Dia-lah sejatinya pemilik hukum yang hakiki dan tak terkalahkan.
Sebagai Gerakan Perubahan, Gaharu Institute memandang bahwa perlu diadakan refleksi hari lahirnya Pancasila 1 Juni 1945 -- 1 juni 2018 yang bertujuan menumbuhkan kembali rasa yang telah lama mati dalam sanubari, membangkitkan kembali nilai-nilai pancasila yang telah melenceng jauh dari nilai-nilai sesunggunya.Â