Mohon tunggu...
Ibnu Rafid
Ibnu Rafid Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Seorang Mahasiswa UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG dari prodi Bimbingan Konseling Islam.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pola Asuh dalam Islam: Membangun Kepribadian Anak yang Kuat

30 Juni 2024   09:00 Diperbarui: 30 Juni 2024   09:07 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebelum mengeksplor argumen tentang pola asuh otoriter kita harus mengetahui beberapa definisi yang dikemukakan para ahli dan pandangan islam terkait apa itu pola asuh otoriter. Menurut Santrock pola asuh otoriter, yaitu pola asuh yang penuh pembatasan dan hukuman (kekerasan) dengan cara orang tua memaksakan kehendaknya, sehingga orang tua dengan pola asuh otoriter memegang kendali penuh dalam mengontrol anak-anaknya. 

    Pendapat Hurlock (1980) menjelaskan bahwa penerapan pola asuh otoriter sebagai disiplin orang tua secara otoriter yang bersifat disiplin tradisional. Dalam disiplin yang otoriter orang tua menetapkan peratura-peraturan dan memberitahukan anak bahwa ia harus mematuhi peraturan tersebut. 4 

Dalam pandangan islam pola asuh otoriter merupakan pola asuh tidak menghargai pendapat, kecenderungan, kebutuhan anak, dan mencegah mereka untuk mengekspresikan keinginan dan ide mereka dan tidak memberi mereka ruang untuk inisiatif pribadi, melainkan hal ini dipaksakan oleh kehendak orang tua dan tidak ada yang lain Salah satu bahaya dari jenis pengasuhan ini adalah tidak mengakui otonomi anak. 

Hal ini menyebabkan kurangnya rasa percaya diri. Inilah yang dialami oleh banyak orang yang tumbuh dewasa dalam rasa malu. Sedangkan Argumen tentang Efektivitas Pola Asuh Otoriter sangat berbalik dengan pola asuh kasih sayang, pendekatan pola asuh otoriter juga memiliki argumen yang kuat dalam konteks pendidikan anak. 

Beberapa orang berpendapat bahwa pola asuh yang tegas, disiplin, dan otoriter dapat membantu anak memahami batasan, tanggung jawab, dan kedisiplinan. Dengan aturan yang jelas dan konsekuensi yang tegas, anak dapat belajar menghormati otoritas, mengembangkan kemandirian, dan memahami pentingnya aturan dalam kehidupan. Apalagi jika anak dipaksa melakukan sesuatu yang hukumnya wajib misalnya mengerjakan sholat, ibadah dan taat kepada orang tua maka akan berdampak positif terhadap moral.

   Tetapi kita harus bisa menemukan titik keselerasan dua pola asuh tesebut agar lebih efektif dalam mendidik kepribadian anak yang kuat. Kita bisa menemukan keselarasan antara kasih sayang dan disiplin dengan memberikan kasih saying secara bijaksana dapat disertai dengan batasan yang jelas dan konsekuensi yang adil. Dengan demikian, anak dapat merasakan cinta dan perhatian, sambil belajar menghormati aturan, bertanggung jawab, dan mengembangkan kemandirian  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun