Mohon tunggu...
Ibnu Maula
Ibnu Maula Mohon Tunggu... Diplomat - Manusia - Manusia

404

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa KKN UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta di Desa Panawuan Mengubah Minyak Jelantah Menjadi Sabun Cuci Piring, Berdayakan Masyarakat dan Jaga Lingku

30 Juli 2024   23:58 Diperbarui: 2 Agustus 2024   11:20 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Pembuatan Sabun cuci piring Dari minyak Jelantah/dokpri

Minyak jelantah adalah minyak yang telah digunakan lebih dari dua atau tiga kali penggorengan. Minyak jelantah dikategorikan sebagai limbah karena dapat merusak lingkungan juga dapat menimbulkan sejumlah penyakit. Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa orang-orang yang memasak dan mengonsumsi makanan yang digoreng dengan minyak jelantah lebih berisiko mengidap tekanan darah tinggi dibandingkan dengan mereka yang sering mengganti minyak gorengnya saat memasak.

Bila ditinjau dari komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa bersifat karsinogenik yang terjadi selama proses penggorengan. Jadi jelas bahwa pemakaian minyak jelantah yang berkelanjutan dapat merusak kesehatan manusia karena mengandung senyawa - senyawa karsinogen dan akibat selanjutnya dapat mengurangi kecerdasan generasi berikutnya. 

Penggunaan minyak jelantah yang sudah berulang kali mengandung zat radikal bebas yang bersifat karsinogenik seperti peroksida, epioksida, dan lain-lain. Pada percobaan terhadap binatang, konsumsi makanan yang kaya akan gugus peroksida menimbulkan kanker usus. Selain itu Minyak jelantah juga dapat merusak atau mencemari lingkungan seperti, menyumbat Saluran air, merusak kualitas air dan tanah, dan juga dapat mencemari sungai dan sumber air lainnya. 

Kegiatan pelatihan pembuatan sabun cuci piring dari minyak jelantah dilaksanakan pada Hari Kamis ( 25 /7 /2024 ) di Balai Desa Panawuan pada pukul 13.00 - selesai. Kegiatan ini diikuti oleh ibu - ibu PKK Desa panawuan sebanyak 120 orang dengan tujuan dan harapan untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya limbah minyak jelantah baik untuk lingkungan maupun kesehatan. Sosialisasi ini merupakan salah satu bentuk ajakan kepada masyarakat khususnya ibu rumah tangga untuk memanfaatkan limbah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat dan bernilai ekonomis.

Dalam wawancara dengan Ibu Ketua penggerak PKK Desa panawuan, beliau menjelaskan bahwa "Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat di Desa panawuan guna memanfaatkan limbah minyak jelantah menjadi berbagai macam produk, salah satunya sabun cuci piring". 

Sebagai kegiatan pionir atau penggerak awalan di Desa Panawuan yang diharapkan dapat memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat desa, kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu permulaan dari inovasi lain untuk bermunculan di tengah masyarakat Desa Panawuan. Tidak hanya bagi masyarakat desa tetapi juga menjadi contoh bagi orang lain baik para mahasiswa maupun siapa saja diluar sana agar dapat berkontribusi dalam menjaga lingkungan menjadi lebih baik lagi. 

Pengolahan minyak jelantah menjadi sabun cuci piring membutuhkan beberapa bahan dan alat. Pengolahan tersebut juga melalui beberapa langkah-langkah dalam pembuatannya. Adapun Bahan - bahan yang digunakan untuk pembuatan sabun cuci piring dari minyak jelantah, antara lain : 

1. Minyak jelantah

2. Bleaching Earth

3. Garam

4. Air Panas

5. KOH ( Kalium Hidroksida ) 

Foto bersama Mahasiswa KKN dengan Ibu - Ibu PKK/dokpri
Foto bersama Mahasiswa KKN dengan Ibu - Ibu PKK/dokpri

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun