Mohon tunggu...
Yanuar Arifin
Yanuar Arifin Mohon Tunggu... Editor - Penulis

Penulis dan editor buku-buku religi, motivasi, dan pengembangan diri, serta penikmat rawon sejak lama. Kini, juga menjadi pendiri dan owner Penerbit Teduh Pustaka, salah satu penerbitan indie di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ahmad Dahlan: Pionir Pembaharuan Islam dan Sosial di Indonesia

26 Juni 2024   00:03 Diperbarui: 26 Juni 2024   00:09 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ahmad Dahlan: Pionir Pembaharuan Islam dan Sosial di Indonesia

Oleh: Yanuar Arifin

Ketika Indonesia masih terkungkung dalam bayang-bayang kolonialisme Belanda, tepatnya pada tanggal 1 Agustus 1869, di sebuah perkampungan sederhana bernama Kauman di Yogyakarta, lahirlah seorang bayi laki-laki yang kelak dikenal sebagai KH. Ahmad Dahlan. Ia dilahirkan dari pasangan Siti Aminah dan KH. Abu Bakar, seorang ulama besar dan imam Masjid Besar Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Pemberian nama Muhammad Darwis kepada bayi tersebut mencerminkan harapan besar keluarganya akan masa depan keagamaan yang cerah. Menariknya, Ahmad Dahlan diketahui sebagai keturunan ke-11 dari Syekh Maulana Malik Ibrahim, tokoh penting dalam penyebaran Islam di Gresik pada abad ke-15.

Sejak masa kecilnya, Darwis tumbuh dalam lingkungan pesantren yang kental dengan tradisi pendidikan Islam. Ia menimba ilmu dari berbagai ulama ternama di Jawa, termasuk ayahnya sendiri dan sosok-sosok seperti KH. Muhsin, KH. Abdul Hamid, dan KH. Mahfud dari Termas. Kesempatan belajarnya tidak hanya terbatas di tanah air; ketika menimba ilmu di Mekah, ia juga belajar dari ulama Indonesia yang bermukim di sana, seperti Syekh Muhammad Khatib Minangkabau dan Kiai Nawawi Al-Bantani. Pendidikan ini memperkaya wawasannya hingga ia menjadi seorang pemuda yang sholeh, cerdas, dan ahli dalam berbagai disiplin ilmu agama Islam.

Inspirasi Gerakan Tajdid

Ahmad Dahlan adalah sosok pembaharu yang mengambil inspirasi dari gerakan tajdid (pembaharuan) yang tengah menggema di dunia Islam, terutama di Timur Tengah. Ia banyak mempelajari pemikiran tokoh-tokoh seperti Ibn Taimiyah, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, dan Muhammad bin Abdil Wahab melalui karya-karya mereka. Terinspirasi oleh gerakan pembaharuan yang mereka gagas, Ahmad Dahlan membawa semangat pembaharuan ini ke Indonesia melalui Muhammadiyah, sebuah organisasi yang ia dirikan pada 18 November 1912.

Muhammadiyah didirikan dengan tujuan untuk membebaskan umat Islam Indonesia dari kebodohan dan kemiskinan akibat penjajahan Belanda. Selain itu, masyarakat Islam pada masa itu banyak terjebak dalam praktik-praktik yang menjauhi kemurnian ajaran Islam, seperti kesyirikan, bid'ah, dan khurafat. Kondisi ini mendorong Ahmad Dahlan untuk bertindak. Sebagai ulama terkemuka, ia merasa perlu merombak tatanan masyarakat yang menyimpang tersebut.

Dalam salah satu pidatonya yang dihimpun oleh HR. Hadjid, Ahmad Dahlan menekankan pentingnya hidup dengan jiwa sosial, gotong royong, dan pemahaman agama yang baik. Di tengah situasi kolonial yang berhasil memonopoli hampir semua aspek kehidupan masyarakat Indonesia, ia bercita-cita agar masyarakat tidak lagi terkungkung dalam pemikiran-pemikiran yang sempit dan ketinggalan zaman. Oleh karena itu, Muhammadiyah tidak hanya bergerak dalam bidang keagamaan semata, tetapi juga mencakup berbagai masalah sosial dan pendidikan. Mereka mendirikan lembaga pendidikan, panti asuhan, dan rumah sakit untuk melayani masyarakat.

"KH Ahmad Dahlan adalah pembaharu Islam di Indonesia. Beliau bagaikan obor yang menerangi kegelapan umat Islam di tanah air." (Buya Hamka)

Pengaruh dan Dampak Muhammadiyah

Keberhasilan Muhammadiyah dalam membangun tatanan masyarakat baru membuatnya dianggap sebagai salah satu gerakan pembaharuan paling kuat di Asia Tenggara, bahkan di dunia. Pengaruh Muhammadiyah sangat nyata dalam masyarakat Jawa di Kauman, yang berhasil melepaskan diri dari pengaruh budaya kultural kraton Ngayogyakarta. Ini terlihat dari masyarakat yang menjadi lebih kritis dan modern.

Gerakan pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan pada dasarnya adalah sebuah gerakan rasionalisasi. Ia mengarahkan masyarakat untuk berpikir kritis terhadap kepercayaan-kepercayaan lama yang dipengaruhi oleh animisme dan dinamisme. Meskipun awalnya gerakan ini dianggap sebagai ideologi baru, ia terbukti mampu membawa kemajuan dan perbaikan dalam masyarakat.

Relevansi Gerakan Tajdid di Era Modern

Di tengah era modernisme yang bergerak semakin cepat, dengan tantangan globalisasi dan kapitalisme, apa yang dirintis oleh Ahmad Dahlan menjadi teladan yang relevan. Modernisme era sekarang sering kali terkait erat dengan sekularisasi dan kapitalisasi yang didominasi oleh negara-negara super power. Namun, umat Islam Indonesia diharapkan mampu menghadapi tantangan ini dengan pemahaman modernisasi yang dicita-citakan oleh Ahmad Dahlan. Artinya, gerakan modernisasi yang kita lakukan harus dilandasi oleh ketakwaan kepada Tuhan, bukan semata-mata kekuatan ekonomi kapital.

Momentum kelahiran Ahmad Dahlan seharusnya tidak hanya menjadi peringatan seremonial, tetapi juga menjadi momen untuk menggali kembali gagasan dan cita-citanya sebagai teladan untuk perbaikan. Sosok Ahmad Dahlan adalah contoh ulama "modernis" sejati yang sulit dicari penggantinya hingga kini. Meskipun banyak tokoh yang tenggelam oleh arus zaman, cita-cita Ahmad Dahlan terlalu agung untuk sekadar dilupakan.

Pendidikan dan Pembentukan Karakter

Salah satu kontribusi terbesar Ahmad Dahlan adalah dalam bidang pendidikan. Ia mendirikan sekolah-sekolah modern yang mengintegrasikan kurikulum agama dan umum. Pendidikan ala Muhammadiyah ini menekankan pada pembentukan karakter, moral, dan keahlian praktis yang relevan dengan kebutuhan zaman. Konsep ini sangat berbeda dengan pendidikan tradisional pada saat itu yang cenderung hanya fokus pada ilmu agama tanpa keterampilan praktis.

Ahmad Dahlan percaya bahwa pendidikan yang baik adalah kunci untuk membebaskan masyarakat dari kebodohan dan kemiskinan. Ia mendorong integrasi antara ilmu agama dan ilmu umum dalam kurikulum pendidikan Muhammadiyah. Ini adalah langkah yang revolusioner pada masanya dan memberikan landasan yang kuat bagi generasi penerus untuk bersaing dalam era modern.

Kepedulian Sosial

Selain dalam bidang pendidikan, Muhammadiyah juga memberikan perhatian besar pada kesejahteraan sosial. Di bawah kepemimpinan Ahmad Dahlan, Muhammadiyah mendirikan berbagai layanan sosial seperti panti asuhan dan rumah sakit. Ini adalah wujud nyata dari ajaran Islam tentang pentingnya membantu sesama dan membangun masyarakat yang adil.

Keberhasilan Muhammadiyah dalam aspek ini tidak hanya membantu masyarakat Indonesia pada masa itu, tetapi juga memberikan teladan bagi organisasi-organisasi Islam lainnya di seluruh dunia. Gerakan sosial yang dibangun oleh Muhammadiyah menunjukkan bahwa ajaran Islam dapat diaplikasikan dalam konteks modern untuk memecahkan masalah sosial yang kompleks.

Warisan Abadi

KH. Ahmad Dahlan adalah sosok yang telah memberikan kontribusi besar bagi pembaharuan Islam dan masyarakat Indonesia. Gerakan tajdid yang ia bawa melalui Muhammadiyah tidak hanya berhasil membebaskan masyarakat dari kebodohan dan kesyirikan, tetapi juga menciptakan tatanan masyarakat yang lebih kritis, modern, dan berkeadilan sosial.

Warisan Ahmad Dahlan tidak hanya berhenti pada masanya. Pemikiran dan gagasannya terus hidup melalui Muhammadiyah dan berbagai inisiatif pendidikan serta sosial yang telah ia rintis. Di tengah tantangan globalisasi dan modernisasi, teladan Ahmad Dahlan tetap relevan sebagai inspirasi untuk membangun masyarakat yang berlandaskan pada prinsip-prinsip keagamaan dan keadilan.

Kesimpulan

Kisah Ahmad Dahlan adalah cerita tentang keberanian, visi, dan komitmen untuk perubahan. Sebagai seorang ulama dan pemimpin, ia berhasil menginspirasi gerakan pembaharuan yang membawa perubahan signifikan dalam masyarakat Indonesia. Gerakan tajdid yang ia mulai tidak hanya membawa dampak pada masa itu, tetapi juga meninggalkan warisan yang terus hidup dan berkembang hingga saat ini.

Ahmad Dahlan menunjukkan bahwa dengan dedikasi dan visi yang jelas, seseorang dapat membawa perubahan besar dalam masyarakat. Pengaruhnya dalam bidang pendidikan dan sosial, serta gerakan tajdid yang ia gagas, menjadikannya salah satu tokoh paling penting dalam sejarah pembaharuan Islam di Indonesia. Teladan yang ia tinggalkan terus menjadi inspirasi bagi generasi penerus untuk melanjutkan perjuangannya dalam membangun masyarakat yang lebih baik, adil, dan berkeadilan sosial.

Dengan mengenang Ahmad Dahlan, kita diingatkan bahwa perjuangan untuk perubahan memerlukan keberanian, dedikasi, dan visi yang kuat. Warisan Ahmad Dahlan menjadi bukti bahwa upaya untuk memperbaiki masyarakat, meskipun sulit, adalah mungkin dan dapat menghasilkan dampak yang luar biasa jika dilakukan dengan tekad dan komitmen yang teguh.

Ahmad Dahlan, dengan seluruh gagasan dan aksi nyatanya, adalah bukti bahwa peran ulama bukan hanya di atas mimbar, tetapi juga di tengah masyarakat, mengarahkan perubahan yang membawa kebaikan dan kemajuan bagi semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun