Mohon tunggu...
Yanuar Arifin
Yanuar Arifin Mohon Tunggu... Editor - Penulis

Penulis dan editor buku-buku religi, motivasi, dan pengembangan diri, serta penikmat rawon sejak lama. Kini, juga menjadi pendiri dan owner Penerbit Teduh Pustaka, salah satu penerbitan indie di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kiblat yang Abadi: Sejarah dan Makna Ka'bah dalam Islam

20 Juni 2024   20:03 Diperbarui: 20 Juni 2024   23:04 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://en.wikipedia.org

Ketika Rasulullah SAW dan para sahabat berhasil membebaskan Makkah (Fathul Makkah) pada tahun 630 M, Ka'bah kembali disucikan. Rasulullah SAW memerintahkan penghancuran semua patung dan berhala yang ada di sekitar Ka'bah, mengembalikan tempat ini ke fungsi aslinya sebagai pusat penyembahan kepada Allah yang Maha Esa. Momen ini menandai kembalinya Ka'bah sebagai simbol kemurnian tauhid dan pusat dari seluruh kegiatan ibadah Islam.

Setelah pembebasan Makkah, Rasulullah SAW menunjukkan pentingnya Ka'bah dengan menetapkan tata cara pelaksanaan ibadah haji yang benar dan menyatukan kembali umat Islam di bawah bendera tauhid. Ka'bah menjadi tempat yang lebih dari sekadar bangunan; ia menjadi lambang persatuan umat Islam dan pusat spiritual yang memancar ke seluruh dunia.

Renovasi dan Pengelolaan Ka'bah

Sepanjang sejarah, Ka'bah telah mengalami berbagai renovasi untuk menjaga struktur dan kesuciannya. Salah satu renovasi besar terjadi pada masa Rasulullah SAW ketika banjir merusak sebagian bangunan Ka'bah. Bangunan diperbaiki dan disesuaikan dengan tambahan pintu yang berfungsi untuk memudahkan akses ke dalam Ka'bah.

Pada masa pemerintahan Khulafa Rasyidin, dan kemudian Dinasti Umaiyah, Abbasiyah, dan Turki Utsmani, berbagai perbaikan dilakukan untuk memastikan Ka'bah tetap berdiri kokoh dan mampu menampung jumlah jamaah yang semakin meningkat setiap tahunnya. Setiap dinasti memberikan kontribusi penting dalam pemeliharaan dan pengembangan fasilitas di sekitar Ka'bah, termasuk perluasan Masjidil Haram untuk menampung jamaah haji dan umrah.

Saat ini, pengelolaan Ka'bah berada di bawah pemerintah Arab Saudi, yang terus berupaya meningkatkan fasilitas dan pelayanan bagi para jamaah. Renovasi besar-besaran dan modernisasi terus dilakukan untuk memastikan kenyamanan dan keamanan jamaah. Pemerintah Arab Saudi juga bertanggung jawab sebagai Khadim al-Haramain, atau pelayan dua kota suci, yang mencakup Makkah dan Madinah.

Makna dan Signifikansi Ka'bah dalam Islam

Ka'bah lebih dari sekadar bangunan fisik; ia adalah simbol spiritual yang mendalam. Dalam shalat, umat Islam di seluruh dunia serentak menghadap ke arah Ka'bah, menyimbolkan persatuan dan kesatuan dalam ibadah. Ka'bah juga menjadi pusat dari berbagai ritual haji, seperti tawaf, yang mengingatkan umat Islam pada ketundukan dan pengabdian kepada Allah.

Makna Ka'bah juga terletak pada sejarah dan ajaran yang terkandung di dalamnya. Sebagai pusat dari ajaran tauhid, Ka'bah mengingatkan umat Islam pada komitmen untuk menyembah hanya kepada Allah dan mengikuti jalan yang telah ditunjukkan oleh para nabi, mulai dari Nabi Ibrahim hingga Nabi Muhammad SAW. Ka'bah menjadi simbol kekuatan spiritual yang menghubungkan umat Muslim dari berbagai belahan dunia dalam satu kesatuan.

Penutup

Ka'bah, sebagai kiblat umat Islam, memiliki sejarah yang penuh makna dan simbolisme yang mendalam. Dari pembangunannya oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, perannya dalam zaman Jahiliah, hingga perintah Allah yang menegaskan Ka'bah sebagai pusat kiblat dalam Islam, setiap tahapan sejarah Ka'bah memperkaya makna spiritual dan keyakinan umat Islam. Dalam pengelolaannya, baik di masa lalu oleh dinasti-dinasti besar Islam maupun di era modern oleh pemerintah Arab Saudi, Ka'bah terus dipelihara sebagai pusat ibadah yang abadi, memancarkan cahaya keimanan dan ketaatan bagi umat Islam di seluruh dunia.

Dengan menghadap Ka'bah dalam setiap shalat, umat Islam tidak hanya mengikuti perintah Allah, tetapi juga terhubung dengan sejarah dan tradisi panjang yang memperkaya kehidupan spiritual mereka. Ka'bah, sebagai rumah Allah, tetap menjadi pusat dari segala bentuk pengabdian, persatuan, dan keimanan yang mendalam bagi umat Islam hingga akhir zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun