Pendahuluan
Pada kehidupan zaman ini, manusia berlomba-lomba dalam meningkatkan taraf hidup mereka menjadi lebih baik dan kaya. Saat mereka masih berusaha mencapai kekayaan yang mereka inginkan, mereka akan bekerja dengan keras dan berdoa kepada Allah dengan penuh harap. Tetapi ironisnya setelah tujuan tersebut tercapai, tidak sedikit dari mereka yang melupakan akan Tuhan Yang Maha Kaya yang telah mengabulkan harapan dan doa mereka. Mereka menganggap bahwa hasil kekayaan yang mereka peroleh merupakan hasil kerja keras mereka selama ini tanpa menganggap Allah yang telah memberi rezeki kepada mereka. Kewajiban terhadap apa harusnya mereka keluarkan setelah mendapatkan kekayaan diabaikan dan ditinggalkan.
Mereka yang mensyukuri nikmat Allah yang begitu banyak kepada mereka akan bersyukur dengan sungguh-sungguh dengan meningkatkan kualitas ibadah mereka serta mengeluarkan apa yang menjadi hak kepada yang berhak menerima (zakat) setelah memiliki harta kekayaan yang melimpah. Mereka menganggap apa yang telah mereka peroleh merupakan hasil pemberian Allah dan hanya titipan yang bersifat sementara. Tanpa kuasa-Nya, seseorang tidak mungkin mendapatkan apa yang diinginkannya sekeras apapun usahanya.
Keharusan seseorang bersyukur diterangkan dengan gamblang dalam Surat Al-Kautsar. Allah telah memberikan banyak kenikmatan baik yang seseorang sadari maupun tidak disadari. Seorang yang benar-benar bersyukur akan menganggap bahwa semua kenikmatan yang diperoleh bertujuan agar dia lebih ingat dan dekat kepada Allah serta menggunakannya dijalan Allah.
Konsep Syukur dalam Surat Al-Kautsar memiliki makna penting bagi seseorang dalam mengetahui apa itu sejatinya bersyukur kepada Allah. Rasa syukur yang kian luntur dalam jiwa seseorang perlu dibangkitkan dan ditanamkan kembali sebagai kebiasaan baik yang harus selalu diingat dan dilakukan apabila menerima tambahan nikmat dari Allah SWT. Oleh karena itu, penelitian terhadap "Konsep Syukur dalam Surat Al-Kautsar" menjadi penting.
Pembahasan
- Surat Al-Kautsar
() Â () Â ()
Artinya: Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.
- Asbabul Nuzul
Terkait asbabul nuzul Surat Al Kautsar Imam Ahmad meriwayatkan hadis dari sahabat Anas bin Malik ra. Bahwa Rasulullah menundukkan kepalanya sejenak lalu beliau mengangkat kepalanya seraya tersenyum. Para sahabat bertanya, "Mengapa engkau tersenyum ya Rasulullah?" Maka Rasulullah menjawab, "Sesungguhnya telah diturunkan kepadaku suatu surat". Lalu beliau membaca Surat Al Kautsar. Â "Tahukah kalian apakah Al Kautsar itu?" Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui".
Rasulullah SAW bersabda, "Al Kautsar adalah sebuah sungai (telaga) yang diberikan kepadaku oleh Tuhanku di dalam surga. Padanya terdapat kebaikan yang baik. Umatku kelak akan mendatanginya di hari kiamat. Jumlah wadah-wadahnya (bejana-bejana) sama dengan bilangan bintang-bintang" Diusir darinya seseorang hamba, maka aku berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya dia dari umatku." Maka dikatakan, "Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang telah dibuat-buatnya sesudahmu" (HR. Ahmad).
Asbabul nuzul yang lain, yaitu berkenaan dengan Ash bin Wail yang menghina Nabi SAW sebagai abtar (terputus nasabnya) sebab meninggalnya putra beliau. Kemudian turunlah surat ini sebagai balasan bahwa Ash bin Wail yang telah memusuhi Rasulullah itulah yang abtar.
- Tafsir Surat Al-Kautsar