Mohon tunggu...
Ibnu Dwi Cahyo
Ibnu Dwi Cahyo Mohon Tunggu... wiraswasta -

Fanatik pada kebenaran dan keadilan\r\nwww.JombloRider.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Banyu Biru Bukan Wajah Intelejen Kita

3 Februari 2016   10:02 Diperbarui: 3 Februari 2016   10:13 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Sumber gambar cek disini 

Gegara upload foto pengangaktan sebagai "orang" BIN (Badan Intelejen Negara), Banyu Biru membuat heboh dunia persocmedan. Dan tentunya dunia intelejen. Padahal sesungguhnya setiap orang yang bekerja sebagai intel, harus melakukan tugasnya dengan senyap, kalau berhasil belum tentu dapat apresiasi, namun bila gagal harus siap dicaci.

Intelejen ini di Indonesia memang identik dengan BIN, walau sebenarnya tugas intelejen ini juga dilakukan oleh lembaga lain seperti Lembaga Sandi Negara, TNI, Polri, Kejaksaan bahkan kementrian.

Inti dari tugas seorang intel salah satunya adalah mengumpulkan informasi. Jaman teknologi masih serba analog, intelejen sangat identik dengan film James Bond. Tugas dan aksi seorang intel selalu dikaitkan dengan novel karya Ian Fleming tersebut.

Namun sebenarnya tak melulu soal "action". Contohnya ada intel yang bertugas di perbatasan Papua dan Papua Nugini. Sebagai seorang intel tugasnya jauh seperti bayangan dalam film James Bond. Dia bertugas mendeteksi kondisi perbatasan.

Masyarakat Papau di sana diidentifikasi belum mempunyai KTP Indonesia. Bukan masalah sepele, karena "perang" perbatasan ini adalah perang identitas penduduk setempat. Bila Papua Nugini lebih dulu memberikan KTP pada penduduk perbatasan, ini akan menjadi salah satu alasan klaim perubahan perbatasan nantinya.

Lalu intel ini entah bagaimana caranya harus bisa menyebarluaskan KTP pada seluruh penduduk Papua di perbatasan, namun tentu tak semudah yang dibayangkan.

Namun dunia terus berubah, kini intelejen "konvensional" ini harus belajar juga bagaimana menghadapi teknologi informasi komunikasi yang semakin maju. Di Indonesia Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) dikenal dengan kemampuan ini.

Tugasnya antara lain menyapu penyadapan, mengembangkan teknologi enkripsi dan mengamankan komunikasi pejabat negara. Tentu itu yang diketahui, yang tidak diketahui jauh lebih banyak.

Membayangkan bagaimana mencuri informasi di era digital sekarang ini, benar-benar mudah. Alat-alat "khayalan" di film-film sejatinya benar-benar ada. Menyadap pembicaraan orang, mengambil alih kontrol gadget seorang pejabat dan membuat percakapan palsu, semua bisa dicreate secara digital. Lalu bila intel kita tidak siap bagaimana? InsyaAllah intel "konvensional dan digital" kita sudah modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun