Mohon tunggu...
ibnu batutah
ibnu batutah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiwa-Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka

"Sebuah perjuangan sejuta rintangan"

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Paradigma Perilaku Keagamaan Remaja dalam Media Sosial

24 Agustus 2024   15:04 Diperbarui: 24 Agustus 2024   15:05 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Paradigma Perilaku Keagamaan Remaja Dalam Media Sosial

Oleh: Ibnu Batutah

Media sosial digunakan sebagai platform yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan Islami, meningkatkan keimanan, dan pengetahuan agama remaja. Penggunaan media sosial dapat meningkatkan pengetahuan agama dan keimanan remaja, serta memberikan kemudahan bagi seseorang yang memiliki kesibukan untuk meningkatkan tali silaturahmi dan keimanan mereka. Dakwah, atau proses mengajak manusia untuk beriman dan taat kepada Allah, telah berkembang untuk mencapai masyarakat modern melalui media sosial. Media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan TikTok telah menjadi platform yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan Islami karena kemampuan interaktif dan luasnya penggunaannya.

Media Sosial sebagai Lingkungan Digital : Media sosial dapat dianggap sebagai lingkungan digital yang mempengaruhi perilaku keagamaan remaja. Lingkungan digital ini memiliki karakteristik yang unik, seperti jaringan yang terbentuk antarpengguna, yang membentuk komunitas atau masyarakat virtual.

Pengaruh Media Sosial : Media sosial memiliki dampak signifikan terhadap perilaku keagamaan remaja. Remaja yang lebih sering menggunakan media sosial cenderung memiliki pengetahuan keagamaan yang lebih tinggi dan perilaku keagamaan yang lebih baik. Namun perlu diingat bahwa penggunaan media sosial juga dapat memiliki dampak negatif, seperti mengganggu akhlak remaja dengan konten yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Komunikasi Islam sebagai Dakwah : Dakwah dalam media sosial dapat dilakukan dengan cara yang kreatif dan interaktif. Aktivis dakwah dapat menggunakan konten visual, audio, dan teks untuk menyampaikan pesan-pesan Islami yang relevan dengan perkembangan teknologi dan komunikasi. Komunitas Membangun Keagamaan : Media sosial dapat digunakan untuk membangun komunitas keagamaan yang kuat. Remaja dapat berbagi pengalaman, menemukan sumber informasi keagamaan, dan berinteraksi dengan orang lain yang memiliki minat yang sama terhadap Islam.

Penggunaan Media Sosial dengan Etika : Remaja harus menggunakan media sosial dengan etika dan kesadaran bahwa setiap tindakan mereka dapat mempengaruhi orang lain. Ini termasuk membagikan konten yang positif, menghindari konten yang tidak pantas, dan berinteraksi dengan orang lain dengan sopan dan hormat. Penggunaan Media Sosial dengan Bijak : Remaja harus menggunakan media sosial dengan bijak, memperhatikan dampaknya terhadap perilaku keagamaan mereka. Orang tua, asatidz, dan guru juga memiliki peran penting dalam membantu remaja membatasi penggunaan media sosial yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Membuat Konten Positif : Aktivis dakwah dan remaja harus berusaha membuat konten yang positif dan bermanfaat. Konten ini dapat berupa artikel, video, atau postingan yang menyampaikan pesan-pesan Islami dengan cara yang menarik dan mudah dipaham

Beberapa dalil yang menjelaskan tentang Paradigma Perilaku Keagamaan Remaja Dalam Media Sosial :

  • Penggunaan Media Sosial dalam Konteks Keagamaan

Ayat Al-Qur'an: "Dan berdirilah untuk shalat, dan baca al-Qur'an dengan suara yang nyaring." (QS. Al-Muzzammil : 4) Pengaruh: Ayat ini menekankan pentingnya beribadah dan memperbanyak membaca al-Qur'an, yang dapat dilakukan melalui media sosial dengan cara berbagi konten keagamaan.

Hadits: "Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, dan ikutilah kejahatan dengan kebaikan, niscaya kejahatan itu akan menghapus." (HR. Abu Dzar)

Pengaruh: Hadits ini menekankan pentingnya bertakwa kepada Allah dan berbuat kebaikan, yang dapat dilakukan melalui penggunaan media sosial dengan cara menyebarkan pesan-pesan Islami yang positif.

  • Menghadapi Kenakalan Remaja

Ayat Al-Qur'an: "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang tidak kamu ketahui; sesungguhnya pendengaran, penglihatan, hati, dan peringan (semua itu) akan dipertanggungjawabkan." (QS. Al-Isra': 36) Pengaruh: Ayat ini menekankan pentingnya menghindari kenakalan dan melakukan hal-hal yang tidak diperbolehkan, termasuk penggunaan media sosial yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Hadits: "Janganlah kamu menyerupai orang-orang yang tidak mengerti, dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang tidak beriman." (HR. Anas bin Malik)

Pengaruh: Hadits ini menekankan pentingnya menjaga diri dari pengaruh negatif dan mengikuti contoh yang baik, termasuk dalam penggunaan media sosial.

Kesimpulan

Dengan demikian, analisis fenomena lingkungan dan alam dalam perspektif Islam menunjukkan bahwa penggunaan media sosial harus dilakukan dengan kesadaran dan etika yang tinggi. Media sosial bukan hanya sebagai alat hiburan, tetapi juga sebagai alat dakwah yang efektif dalam meningkatkan keimanan dan pengetahuan agama remaja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun