Ibnu Batutah
2106015336
Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka
Psikologi Komunikasi
Kita sebagai manusia yang ada sejak lahir didunia yang fana ini diberikan anugerah dari Allah SWT salah satunya adalah berkomunkasi, karena komunikasi memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan, komunikasi juga bagi manusia merupakan kebutuhan dasar. Dari setiap semua aktivitas atau kehidupan yang ada baik dari kehidupan sosial maupun kehidupan pribadi itu tidak lepas dari komunikasi, karena komunikasi merupakan awal dari munculnya sebuah interaksi yang ada, dimana proses pengiriman pesan dan penerimaan pesan itu terjadi antara dua individu atau antar individu baik secara tatap muka maupun lewat media sosial.
Maka dari itu seseorang tidak dapat hidup dan berkembang tanpa adanya komunikasi, dimana komunikasi juga dapat dipahami ataupun dimengerti sebagai proses bagi komunikator disaat menyamapaikan suatu pesan ke komunikan agar ketika  penyampaian pesan ke orang lain itu mengerti dan paham apa yang telah kita sampaikan untuk tujuan tertentu.
Lalu kegiatan kita disaat berkomunikasi harus ada landasan dalam nilai-nilai etika yang kita  pegang ataupun yang kita patuhi, baik didunia kerja dan juga dilingkungan sosial masyrakat sekitar kita. Hal ini bertujuan komunikasi itu menjadi menyenangkan, memberi keakraban dan bermanfaat bagi sarana komunikasi.
Seperti yang harus kita ketahui khususnya kita sebagai umat Muslim dan Muslimat, Islam juga menghadirkan komunikasi sebagai hal yang penting dengan nilai-nilai ajaran yang ada terkandung dalam kitab suci Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW, dari nilai-nilai ajaran yang sudah tertera merupakan pentunjuk bagi setiap orang agar tidak menyeleweng jauh, tetaplah menganut ajaran yang ada dan jadilah standar komunikasi yang baik.
Oleh karena itu komunikasi yang telah diajarkan dalam agama khususnya agama Islam, ada etika juga dalam berkomunikasi yang dikatakan sebagai nilai-nilai baik dan berguna untuk melakukan proses disaat berkomunikasi, baik komunikasi itu berupa komunikasi dalam kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa maupun komunikasi interpersonal, jadi komunikasi ini harus didasarkan pada nilai-nilai Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.
Masih dalam lingkup etika komunikasi diantara nilai-nilai etika komunikasi Islam yang terkandung dalam Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW adalah nilai-nilai kejujuran(kebenaran). Nilai kejujuran itu meliputi dari nilai kewajaran, keadilan dan kesusilaan.Â
Makannya etika dalam komunikasi sangatlah penting bagi seluruh manusia dan Rasulullah juga memberi tuntunan buat kita agar kita dalam dunia pergaulan sosial senantiasa mengatakan sesuatu hal yang benar. Atau bahkan lebih baik diam agar tidak salah ucap, jika tidak mengetahui asal-usul sumber informasi yang ingin disampaikan.
Rasulullah SAW bersabda: "Man kana yu'minu billahi wal yaumil akhiri fal yaqul khairan au liyasmut". (barang siapa beriman kepada Allah, dan hari akhir, hendaklah ia mengatakan hal-hal yang baik atau diam saja).
Bahkan pepatah juga mengatakan: "Mulutmu harimaumu", makna dari kata tersebut sebagai pengingat bagi manusia. Karena lisan atau ucapan yang tak dijaga dengan baik disaat berkomunikasi akan menjadi perseteruan, percekcokan, fitnah, bahkan akan terjadi konflik diantara komunikan dan komunikator, hal yang buruk tersebut terjadi berawal dari lisan atau ucapan yang tidak bisa dikendalikan.
Dalam kegiatan berkomunikasi menjaga lisan berkaitan dengan pengendalian untuk diri kita terkhususnya untuk mengontrol diri dimana saja dan kapan saja kita berada, itu dia pentingnya kita menerapkan etika komunikasi yang telah diajarkan dalam agama Islam, menempatkan posisi diri kita berada dan kepada siapa lawan bicara kita. Maka dari itu dimana kita saling menghargai satu sama lain disaaat berkomunikasi, bahkan kita hidup dinegri Indonesia ini beragam suku dan agama, oleh karena itu juga harus menghargai dalam etika komunikasi contohnya ketika kita sedang berbicara kepada orang yang usianya lebih tua dari kita, lebih muda dari kita, dan seumuran dari kita juga.
Seperti halnya Rasulullah SAW memposisikan dirinya berada disaat berdakwah dari satu tempat ketempat lainnya, contohnya itu bagaimana Rasullah itu berkomunikasi dengan kaum kafir Quraisy yang beda keyakinan maupun dengan yang beda karakter dan watak. Untuk mensyiarkan agama Islam. Bahkan ada pepatah Islam juga mengatakan: "Likulli maqoolin maqoomun wa likulli maqoomin maqoolun". (setiap perkataan ada tempatnya dan setiap tempat ada perkataannya.)
Mengapa itu harus terjadi karena kembali lagi atas ajaran yang kita pegang terkait dalam etika komunikasi, dimana Islam mengajarkan kepada kita juga dalam hal bertutur kata harus dengan cara baik, bijak, sopan santun dan menjaga lisan. Agar senantiasa ucapan yang keluar dari lisan adalah hal-hal baik dan benar.
Seperti  yang seharusnya kita ketahui disaat berkomunikasi yaitu tidak boleh memotong pembicaraan seseorang, karena ketika orang sedang berbicara kita harus mendengarkan ucapan dia terlebih dahulu jika orang tersebut sudah selesai berbicara, barulah disitu kita masuk apabila ingin berbicara dan juga kita jangan pernah memandang bahkan membeda bedakan siapa orang itu yang sedang berbicara walaupun dia mempunyai kekurangan baik dari segi fisik maupun dari segi jabatan.
Karena pepatah mengatakan: "Undzur ma qoola wala tandzur man qoola". ( lihatlah apa yang dikatakan, dan jangan melihat siapa yang mengatakan. ) Makna yang disimpulkan dari kata tersebut mengajarkan kepada kita agar melihat dan memperhatikan isi atas apa yang dikatan atau disampaikan, bukan melihat siapa yang mengatakan atau menyampaikan.
"Ma'annajah Fii Kulli Umur"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI