Mohon tunggu...
Ibnu Azka
Ibnu Azka Mohon Tunggu... Penulis - Aktivis dan Mahasiswa Pascasarjana UIN SUNAN KALIJAGA

Mencoba Hidup Lebih Berarti

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bulan Ramadhan sebagai Spirit Menambah Wawasan Keislaman

23 Maret 2023   04:28 Diperbarui: 23 Maret 2023   04:46 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bulan ramadhan merupakan bulan yang sangat mulia, Allah swt mengistimewakan bulan ini sebagai bentuk kasih sayang kepada hambanya untuk meningkatkan iman dan ketakwaannya. Oleh karena itu, pada bulan ramadhan menjadi momentum yang sangat baik untuk senantiasa meningkatkan kualitas ibadah bagi umat muslim dan ini merupakan kewajiban yang tentu harus dijalankan sebaik mungkin bagi mereka yang sudah baligh dan tidak memiliki udzur (halangan). Selain untuk meningkatkan kualitas ibadah bulan ramadhan juga sebagai momentum meningkatkan pengetahuan keislaman. Karena, berpuasa bukan hanya persoalan menahan lapar, dan haus lebih dari itu memberikan peluang bagi umat muslim untuk belajar berbagai hal terutama meningkatkan pehamanan tentang wawasan keislaman.

Sebagai agama yang sarat dengan nilai-nilai pendidikan dan pengajaran, Islam sangat memperhatikan perbaikan, pembinaan diri dan pribadi pemeluknya. Setiap bentuk syariat ibadah di dalamnya selalu bertujuan mendidik dan memperbaiki diri hambanya. Setiap kewajiban yang telah dibebankan Islam kepada umatnya senantiasa memuat hikmah dan maslahat bagi mereka. Begitu pula dalam perintah puasa. Puasa mengandung nilai edukasi yang sangat mendukung terhadap proses pembentukan kesalehan kepribadian. 

Hanya saja sebagian mukallaf (dibebani hukum syariat) yang berkewajiban melaksanakannya kurang memahami makna pendidikan dalam pelaksanaan ibadah puasanya, sehingga kerap kali ibadah puasa terabaikan atau bahkan ditinggalkan sama sekali. Fenomena buka bersama turut meramaikan suasana bulan ramadhan, sahur bersama, ke masjid bersama yang hadir baik di realitas maupun di sosial media, tentu ini hal baik untuk dilakukan namun jika hanya sekadar menjadi euforia yang berlebihan tanpa memaknai secara mendalam dari urgensi berpuasa akan menjadi hal yang sia-sia terutama mendapatkan kualitas puasa yang diridhoi Allah swt dan juga tidak hanya sebagai ajang tahunan namun mampu di implementasikan setelah bulan ramadhan berlalu.

Membangun kesadaran akan pentingnya bulan ramadhan dengan memantapkan pemahaman keislaman tentu hal yang perlu disadari umat muslim, agar puasa tidak menjadi sia-sia atau tidak mendapatkan berkah dari Allah swt. lantas bagaimana cara menjadi pribadi muslim yang menjalankan ibadah puasa agar tidak hanya sekadar menahan haus dan lapar.

Agama Islam merupakan agama yang kaya akan nilai pendidikan dan pengajaran bagi pemeluknya. maka memperhatikan segala aspek penting adanya untuk menambah kualitas muslim yang tidak hanya memahami secara parsial akan makna dari ibadah puasa pada bulan ramadhan. Ada beberapa nilai-nilai pendidikan dalam bulan ramadhan yang dapat meningkatkan pemahaman keislaman umat muslim.

Pertama, bulan ramadhan mengajari kita tentang makna kesetaraan. bahwa dalam berpuasa tidak hanya diwajibkan kepada para ulama, dan ustadz, tetapi setiap muslim laki-laki, perempuan, kaya , miskin, berpangkat , pedagang, pengusaha, siapapun itu. sehingga memberikan wawasan bahwa puasa mengandung nilai-nilai kesetaraan yang begitu jelas tanpa memandang status sosial seseorang.

Kedua, bulan ramadhan mengajarkan bagaimana kita senantiasa menahan hawa nafsu atas perbuatan yang sia-sia, terutama tidur yang berlebihan, berbicara yang tidak bermanfaat, menggibah sesama , bahkan sampai hal-hal yang dapat membatalkan puasa itu sendiri. ini tentu memberikan pemahaman yang sangat kompleks untuk mendapatkan kualitas puasa yang baik sehingga perlu membatasi diri akan hal-hal yang dapat mengurangi bahkan menjadikan  puasa makruh bahkan batal.

Ketiga, bulan ramadhan mengajarkan kepada kita tentang kepekaan dan kepedulian pada sesama, maknanya tentu memberikan pemahaman kepada umat muslim untuk saling berbagi, satu rasa, membantu sesama terutama kepada orang-orang yang membutuhkan buka puasa. Ini sebagai momentum yang baik untuk memperbaiki silaturahim kepada sesama tanpa memandang pangkat dan jabatan seseorang sehingga mampu mengimplementasikan kesadaran iman dengan perbuatan secara langsung.

Keempat, bulan ramadhan sebagai spirit menambah wawasan dengan memanfaatkan kegiatan-kegiatan keislaman, yang tidak hanya sebagai ajang buka bersama , namun di isi kegiatan kajian, diskusi serta ceramah-ceramah agama yang sekiranya dapat menjadi wadah yang lebih untuk menambah pengetahuan  dengan mengisi kegiatan ramadhan kepada hal-hal yang positif terutama generasi-generasi muda yang mulai terdegradasi dengan pemahaman agama dan lebih cenderung kepada kegiatan yang sifatnya hura-hura semata.

Jika dilihat hikmah-hikmah yang terdapat dalam pelaksanaan Ibadah puasa tersebut sangat erat kaitannya dengan dunia pendidikan. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha untuk mengembangkan  segala potensi dalam diri manusia, baik potensi jasmani maupun potensi rohani. 

Sebagaimana dikatakan Hasan Langgulung bahwa tujuan-tujuan pendidikan Islam harus mampu mengakomodasikan tiga fungsi utama dari agama, yaitu fungsi spiritual yang berkaitan dengan akidah dan iman, fungsi psikologis yang berkaitan dengan tingkah laku individual termasuk nilai-nilai yang menyangkut derajat manusia ke derajat yang lebih sempurna, dan fungsi sosial yang berkaitan dengan aturan sosial yang menghubungkan manusia dengan manusia lain atau masyarakat di mana masing-masing memiliki hak-hak dan tanggungjawab untuk menyusun masyarakat yang harmonis dan seimbang (Hasan Langgulung 1980, 21) .

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam praktek ibadah dalam Islam memiliki nilai-nilai pendidikan. Demikian pula dalam ibadah puasa terdapat nilai-nilai pendidikan yang bisa menambah wawasan keislaman umat muslim dalam memahami makna berpuasa bulan ramadhan. 

Olehnya mari membangkitkan spirit mencari dan mengamalkan pengetahuan yang dimiliki, memaksimalkan ibadah dengan mengisi dengan berbagai kegiatan yang positif, membangun kesadaran sosial dalam bulan ramadhan, memaknai secara mendalam hikmah dibalik keistimewaan bulan ramadhan, memperbanyak ibadah agar kita tidak termaksud umat muslim yang merugi yang ketika bulan ramadhan hanya mendapatkan lapar dan haus. Lebih dari itu momentum yang sangat berharga ini kita manfaatkan sebagai bentuk intropeksi, sadar diri dan hadap diri akan dosa selama 11 bulan lainnya. Mari sucikan diri untuk menyambut hari yang fitri agar menjadi manusia yang menang di hari kemenangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun