Mohon tunggu...
Ibnu Aghniya
Ibnu Aghniya Mohon Tunggu... Sejarawan - Penikmat Sejarah

Mahasiswa S-1 Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro Pendiri Komunitas Suluh Sejarah (pengkajian dan penulisan sejarah)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendjilat Oh... Pendjilat

21 Maret 2019   20:30 Diperbarui: 21 Maret 2019   20:44 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah jadi keharusan sejarah nampaknya bahwa peran ini akan selalu muncul. Tak diketahui sejak kapan istilah ini digunakan, tapi yang jelas, semenjak manusia mengenal peradaban, dan kehidupan sosial-masyarakat kian berkembang, selalu ada manusia yang mengisi peranan ini. Ya, pendjilat namanya. Inilah satu peran yang selalu ada didalam masyarakat manapun, kapanpun, dan dimanapun.

Ia ada bukan karena proses alamiah, bukan karena "dari sananya", bukan pula semata-mata hal yang natuurlijk. Ia ada karena ada sebab-musababnya. Ia lahir karena ada yang membutuhkan. Sikapnya yang bisa membuat si kuat senang alang-kepalang, pujiannya yang bisa membikin si kaya membusung bangga, amat dibutuhkan bagi mereka-mereka yang haus akan penghormatan dan penghargaan. Pendjilat siap sedia merendahkan diri asal si tuan senang, pendjilat tak peduli dengan ihwal harga diri dan kehormatan, baginya "asal bapak senang" adalah prasyarat utama.

Pun sebaliknya, pendjilat pun tak mungkin hadir dalam riwayat manusia bila ia tak dapat keuntungan. Motif serta tujuan dari tiap-tiap pendjilat berbeda-beda. Ada yang demi uang, ada yang demi kekuasaan, ada pula yang demi keselamatan dan cari aman. Jenis-jenis pendjilat pun beragam coraknya. Ada pendjilat yang totalitas, ada pendjilat setengah pendjilat, adapula pendjilat terdesak keadaan. Sekali lagi, itu tergantung motif dan tujuan dari dia menjilat sang tuan.

Kata seorang cendekia berpuluh tahun silam, ada satu sifat universal yang bisa dikenali dari seorang pendjilat. Satu sifat dan karakter yang mampu mengikat beragam jenis pendjilat dalam cap yang sama. "Merendahkan diri bila berurusan dengan yang diatasnya, dan menindas-kejam bila berurusan dengan yang dibawahnya", itulah sifat universal seorang pendjilat! O..ya, tambahan satu keterangan lagi tentang sifat-karakter pendjilat ini. Memuakkan dan cenderung menjijikan, itulah keterangan tambahan tentang si pendjilat.

Ya lihatlah kembali lembaran-lembaran sejarah dunia. Demi melanggengkan kekuasaan si tuan, ia tega menginjak ke alas bumi si jelata. Asal si tuan tetap lestari kekayaannya, ia rela mengurbankan wong cilik dengan berbagai pungutan-pungutan yang menyusahkan.

Ratusan tahun Nusantara dijajah, bukan karena begitu digdayanya tuan besar Belanda. Tapi karena adanya pendjilat-pendjilat dari pribumi sendiri. Ribuan nyawa melayang rakyat jelata dijajah, bukan karena mereka tak punya daya untuk melawan. Tapi karena selalu ada pendjilat plus pengkhianat yang rela menggadaikan kepentingan orang banyak! Dan.... sekali lagi, karena seorang pendjilat selalu ada dimanapun dan kapanpun, maka tak heran pula bila hari ini kita lihat banyak sekali pendjilat bergentayangan dimana-mana. Inilah penyakit kronis umat manusia yang amat berbahaya adanya. Awas, awas, waspada, jangan lengah, kenali ciri-ciri seorang pendjilat, sebab bila kau tak waspada siap-siaplah menemui kesukaran!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun