Saat kuburnya dibongkar, tubuh si mayit penuh dengan luka lebam bekas pukulan? Jika memang disiksa dalam kuburnya, bukankah malaikat Munkar dan Nakir hanya menyiksa roh manusia? Ataukah pada saat roh disiksa maka jasad akan ikut merasakannya? Sehingga roh dan jasad adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan? Saat saya mendengar roh saya dikembalikan dari suatu tempat yang tinggi kembali ke bumi, jasad saya yang sedang terbangun mendengarkannya. Karena dikembalikan dari tempat yang tinggi dengan begitu cepat, suaranya menjadi begitu nyaring. Allah Swt masih memberikan saya kesempatan untuk hidup.Â
Sesaat kemudian saya berfikir, bila seandainya roh saya ditahan selamanya pada saat saya tertidur atau dengan kata lain saya meninggal dunia, sudah siapkah saya? Sudah cukupkah bekal saya, amal saya, pahala saya? Bagaimana saya akan menjelaskan tentang dosa saya pada Allah Swt pada hari dimana manusia akan ditanya satu persatu kelak? Saya kemudian berfikir positif. Ini adalah pesan Allah Swt untuk saya. Bahwa bahkan pada saat kita tertidur diatas kasur yang nyaman, kematian ikut berbaring bersama kita.Â
Pada saat kita tertidur dengan segala angan-angan yang kita dambakan hari esok, mungkin saja tidak ada hari esok. Ingat saja sebuah hadits yang mengatakan bahwa Malaikat Maut mengunjungi kita setiap 21 menit sekali. Dan dia selalu terheran-heran dengan manusia yang padahal waktunya di dunia tidak lama lagi masih bisa tertawa dengan lepasnya. Hidup ini cuma satu kali, maka siapkanlah dengan baik untuk menghadapi matimu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H