Mohon tunggu...
Ibnu Muslim.
Ibnu Muslim. Mohon Tunggu... Guru - Kepala keluarga

Kepala sekolah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rapat Koordinasi Kepala Sekolah Swasta Kabupaten Maros

15 Agustus 2024   21:07 Diperbarui: 15 Agustus 2024   21:12 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rapat Koordinasi Sekolah Swasta Kabupaten Maros (Sumber : Dokpri)

Hallo sahabat literasi pembaca dan penulis kompasiana yang berbahagia, dimana saja Anda berada. Khususnya rekan-rekan kepala sekolah swasta dan kepala sekolah negeri se Kabupaten Maros. Melalui kesempatan ini ingin saya menuliskan rangkuman hasil pertemuan antara kepala sekolah swasta dengan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I (Asqar, S E, MM). Pertemuan ini juga dihadiri oleh Ketua MKKS SMA Kabupaten Maros (Drs. Kencang, M Pd). 

Kamis 15 Agustus 2024 di ruang pertemuan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I diadakan Rapat Koordinasi. Rapat ini dihadiri oleh kepala SMA-SMK swasta se Kabupaten Maros termasuk Kepala SMA PGRI Bantimurung. Rapat yang sedianya dimulai pukul 09.00 wita agak mundur karena masih menunggu beberapa peserta yang belum hadir. Akhirnya pukul 09.30 wita rapat dimulai.

Beberpa peserta Rapat Koordinasi (Sumber : Dokpri)
Beberpa peserta Rapat Koordinasi (Sumber : Dokpri)

Setelah protokol membuka acara rapat maka selanjutnya Kacabdin menyampaikan hal-hal penting yang perlu dilaksanakan oleh sekolah negeri maupun swasta, sesuai arahan Pj Gubernur Sulawesi Selatan Bapak Prof. Dr.Zudan Arif Fakhurloh, SH, MH sebagai berikut :

- Doa setiap pagi dan pulang kerja

- Literasi Kitab Suci Sesuai Kitab Agamanya Masing-masing

- Menyanyikan Lagu Indonesia Raya pada Pukul 10.00 dan 15.00

- Membiasakan Sedekah Seribu Rupiah Perhari atau Sesuai Kemampuan.

- Melaporkan Kegiatan di Sekolah Melalui Media Sosial 

Kacabdin juga mengingatkan agar pelaporan Dana BOSP disetor tepat waktu dan dibuat sesuai juknis yang ada. Hal ini perlu dilakukan agar tidak ada temuan dari Badan Pemeriksa Keuangan. Selain itu agar sekolah meningkatkan kualitas maupun kuantitas di segala bidang. Jika ada format dikirim melalui MKKS diharapkan segera diisi dan dikirim kembali. Kepada sekolah swasta yang sudah maju kiranya dapat mengimbaskan pengetahuannya kepada sekolah lainnya. Sekolah swasta juga diminta mengirimkan data Anak Tidak Sekolah (ATS).

Selanjutnya Ketua MKKS meminta agar kiranya semua kepala sekolah aktif menghadiri pertemuan MKKS yang diadakan sebulan sekali. Dalam menyikapi kebijakan "Tidak ada anak tinggal kelas", beliau menyampaikan pengalamannya dan mengharapkan sekolah yang lain agar melakukan hal yang sama yakni : Jika ada anak yang memiliki gejala atau tanda-tanda tidak naik kelas, kiranya diupayakan atau dibujuk peserta didiknya atas persetujuan orangtuanya dipindahkan ke sekolah swasta terdekat dari rumahnya. 

Selanjutnya Ketua MKKS menyampaikan data 11 sekolah yang memiliki rapor merah ( 1 sekolah negeri dan 10 sekolah swasta) untuk dibimbing secara khusus. Selain itu beliau juga menyampaikan ada beberapa sekolah yang aktif di Medsos, seperti SMA Al Hikmah, SMA Qurotaayun, SMA Angkasa , Darul Istiqomah dan juga SMA PGRI Bantimurung.

Sebelum acara ditutup diberikan kesempatan kepada peserta rapat untuk menyampaikan pertanyaan, unek-unek, pengalaman menangani masalah di sekolah yang perlu dibahas. Pada umumnya para peserta rapat mengharapkan agar pemerintah tidak membedakan negeri dan swasta. 

Dalam hal rapor merah pada beberapa sekolah terutama bidang literasi dan numerasi mereka beralasan bahwa guru swasta yang sudah agak profesional setelah diterima menjadi ASN maupun PPPK mereka ditempatkan di sekolah negeri. Akhirnya sekolah swasta merekrut kembali guru baru (pendidik baru) yang belum berpengalaman. Jadi kalau mereka diberi Assesmen atau mengikuti Assesmen Nasional maka nilainya rata-rata masih rendah. 

Demikian pula peserta didiknya, tentu juga akan memperoleh nilai yang rendah karena dibina oleh guru yang baru belajar atau menuju keprofesionalismenya. Menurut salah seorang pakar ia mengatakan :" Tidak ada anak yang bodoh, masalahnya hanya karena mereka belum ketemu gurunya yang tepat". 

Guru tersebut mungkin ada di sekolah swasta. Akhirnya peserta rapat setuju ingin melaksanakan semaksimalnya apa yang dicanangkan oleh Pj Gubernur Sulsel. Hal ini sudah terbukti ada beberapa sekolah swasta yang turut mensukseskan program sebelumnya yakni Sulsel Menari. Alhasil Sulsel mencapai rekor MURI tahun 2024. Adapun program itu sebenarnya sekolah telah melakukannya, memang ada beberapa poin yang belum.

Mungkin ringkasan ini belum tepat, silahkan memberikan komentar di kolom komentar yach gaes, salam literasi (IM)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun