Maros, 28 Desember 2022
Sahabat literasi yang baik budi. Mari mencoba menikmati makanan kesukaan saya ini. Makanan tradisonal ketupat kare ayam. Ketupat sudah banyak dikenal dan hampir semua orang pernah makan ketupat.Â
Namun ketupat dari berbagai daerah itu ada yang berbeda-beda dari bahannya. Kalau di kampung tempat kelahiran saya Menuran Baki Sukoharjo Jawa Tengah, ketupat itu dibuat dari bahan janur atau daun kelapa yang sudah tua tapi masih hijau.Â
Bahkan ketupat seperti ini sudah ada juga di pasar-pasar atau penjual coto di daerah tempat tugas saya dan tempat tinggal saya sekarang yakni di  Kampung  Tapieng Kelurahan Boribelaya Kecamatan Turikale Kabupaten Maros Propinsi Sulawesi Selatan.Â
Di kampungku di sekitar rumah saya dan beberapa rumah tetangga ditanami pohon atau tumbuhan pandan wangi (orang Maros menyebutnya daun bunga). Satu lembar daun yang subur bisa dijadikan dua buah ketupat yang cukup besar. Kalau cara membuatnya kebanyakan orang sudah tahu, apalagi orang yang tinggal di kampung.Â
Tetapi orang yang tinggal di kota sudah jarang ditemukan yang bisa membuat ketupat. Ketupat yang terbuat dari daun bunga /daun pandan wangi rasanya khas, berbeda dengan yang terbuat dari janur dan atau daun kelapa yang sudah tua tetapi masih hijau. Rasa khasnya ketupat dari daun pandan wangi tersebut cocok untuk dimakan dengan coto atau kare ayam.Â
Berikut ini cara membuat kare ayam (sesuai pengalaman istriku tercinta di rumah) :
Lombok besar dan kecil, bawang merah dan bawang putih, ketumbar, lengkuas, sere, jahe, kemiri, kunyit, garam dan penyedap. Tumbuk halus bahan tersebut dan tumislah sampai warnanya agak tua. Masukkan ayam yang sudah dipotong-potong lalu beri air asam. Terakhir diberi santan secukupnya.Â
Rebus sampai mendidih dan ayamnya sudah terasa lunak /empuk . Maka kare ayam bisa disajikan hangat-hangat dengan ketupat yang masih hangat pula. Nyaman rasanya, enaaak . Maaf saya kok kesukaran menampilkan gambar, barangkali ada seniorku di kompasiana yang bisa memberi komentar cara menampilkan foto-foto.Â
Padahal sebelumnya bisa, kok sekarang tidak bisa ? Kalau kucoba masukkan foto selalu disarankan filenya terlalu panjang. Saya tidak mengerti ? Â Terima kasih sebelumnya seniorku. Oh iya yach yang butuh daun pandan wangi silahkan datang ke rumah yach, ok kutunggu (IM)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H