1. Rasional
Taman Wisata Pemandian Alam Bantimurung Kabupaten Maros Propinsi Sulawesi Selatan dahulu pernah dijuluki The King Of Buterfly. Karena pernah terdapat beraneka ragam kupu-kupu, termasuk yang sekarang langka troides helena. Di Taman ini banyak dijual sovenir gantungan kunci dan hiasan dinding yang bahan bakunya dari kupu-kupu. Sekitar taman ini juga ada pengrajin souvenir tersebut. Sebagian masyarakat menangkap kupu-kupu untuk diawetkan dan dibuat souvenir.Â
Karena kegiatan ini tentu ada akibat terhadap lingkungan sekitar, terutama kelestarian alam. Sehingga ada beberapa kupu-kupu yang mulai langka. Termasuk troide helena. Untuk itu pemerintah telah melakukan pembinaan kepada beberapa pengrajin, agar mengembangbiakkan kupu-kupu. salah satu yang pernah dibina yakni Forum Komunikasi Pelestari Kupu-kupu Bantimurung (FKPKB).
Di Desa Semanggi (Perumahan Semanggi) yang tak jauh dari taman ada kegiatan pelestarian yang dilakukan oleh ketua FKPKB tersebut yakni Tajuddin. Mereka mencoba mengembangbiakan kupu-kupu langka troides helena. Apa, siapa, kapan, dimana dan dimana dilakukan serta bagaimana caranya ? Mari kita ikuti tulisan berikut ini.
2. Mengembangbiakan Kupu-kupu Langka Troide HelenaÂ
a. Menyiapkan media.
Bersama istri dan anaknya dibantu beberapa anggota FKPKB mereka menanam tumbuhan pachliopto aristolokia (sirih hutan), di sekitar rumahnya (BTN Semanggi) tak jauh dari taman. Tumbuhan ini merupakan makanan ulat troides helena. Selain itu mereka menanam bunga asoka, bunga ekor kuda, bunga seribu dan beberapa jenis bunga lainnya untuk menarik kupu-kupu langka tersebut mengisap madunya. Al hasil pada suatu ketika ada troides helena datang mengisap madu dan meletakan telurnya pada daun sirih hutan tersebut.Â
b. Melakukan pemeliharaan telur dan ulatnya.
Telur yang telah mereka lihat pada daun sirih hutan, mereka lindungi agar tidakdimakan semut, semprot anti semut. Tak lama kemudian telurnya menetas, kurang lebih sekitar 4-5 hari. Telurnya warna kuning ukuran  kira-kira diamenter 1 mm.  Setelah menetas akan kelihatan ulat berwarna agak hitam dan langsung makan sirih hutan. Ulat in mereka lindungi juga, agar tidak dimakan semut atau burung. Mereka sebagian ambil dimasukan di tempat tertentu dan diberi makan daun sirih hutan. Tiap hari diberi makan daun sirih hutan yang segar. Setelah 11-13 hari akan berubah menjadi kepompong.
c. Melakukan pemeliharaan kepompong.
Mereka memelihara kepompong sebagian di pohon tumbuhan tersebut dan sebagian di tempat tertentu. Kepompong dilindungi agar tidak dimakan semut dan atau pemangsa lainnya. Â Dalam waktu 11- 14 hari kepompong itu akan berubah menjadi kupu-kupu. Saat akan menjadi kupu-kupu kepompong itu ditempatkan di tempat tertentu sehingga nanti kalau menjadi kupu-kupu mudah ditangkap.Â
d. Melepas kupu-kupu dan sebagian memanfaatkan hasilnya
Hasilnya sebagian mereka lepas di alam terbuka akan berkembangbiak secara alamii dan sebagian mereka jadikan sovenir
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H