Di Papua terdapat Noken Pustaka (keliling membawa buku diransel untuk dibaca anak-anak), di Polewali Mandar Sulawesi Barat ada Perahu Pustaka (membawa buku diperahu dan keliling antar pulau demi memberi bacaan pada masyarakat), di Padang ada Vespa Pustaka, di Purbalingga terdapat Kuda Pustaka (mejajakan buku dengan naik kuda), Limbah Pustaka, dan endog pustaka (jualan telur untuk dimakan dan juga menyediakan buku bacaan bagi pelanggannya).
Beberapa kegiatan pustaka bergerak tersebut perlu didukung dan digalakkan diseluruh penjuru Nusantara. Perpustakaan yang mempunyai banyak koleksi buku seharusnya akan lebih diminati jika mempunyai methode yang serupa.
Sehingga suatu saat nanti kita akan melihat pemandangan orang-orang dibus sambil baca buku, nunggu dihalte sambil bawa buku, antre diloket sambil baca buku dan kegiatan-kegiatan lainnya yang terdapat banyak orang berkumpul didalamnya. Sebab perpustakaanlah yang bergerak menghampiri mereka, bukan mereka datang keperpustakaan.
Tentu kesadaran membaca ini tidak akan berhasil secara sempurna jika hanya dilakukan oleh segelintir perpustakaan, harus didukung oleh perpustakaan-perpustakaan lain.
Jika hal diatas dapat direalisasikan, tidaklah mustahil jika kita mempunyai mimpi bahwa perpustakaan di Indonesia bukanlah berwujud gedung ataupun ruangan dengan tumpukan buku didalamnya, namun perpustakaan adalah lingkungan kita sendiri, kanan kiri kita adalah perpustakaan, dimanapun kita berada disitu ada buku dan informasi yang bisa dibaca.
Methode "perpustakaan bergerak" seperti diatas tidak selamanya harus diterapkan. ketika kesadaran membaca masyarakat telah subur, mungkin tanpa harus bergerak, perpustakaan akan di kerumuni oleh banyak pembaca. Sebab, mereka telah sadar akan pentingnya membaca, selain itu mereka juga akan sadar bahwa membaca adalah kepentingan mereka sendiri bukan kepentingan perpustakaan lagi. Perpustakaan tinggal fokus menyediakan buku yang relevan serta bermanfaat. Hal seperti ini selaras dengan apa yang dikatakan oleh Anas bin Malik radiya Allah 'anhu: "Ilmu itu didatangi bukan datang dengan sendirinya".
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H