Mohon tunggu...
Mubyarto Nababan
Mubyarto Nababan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bang Nababan

Padahal perbedaan itu bukan untuk menunjukkan siapa yang paling benar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Demokrasi dan Demonstrasi

25 September 2019   17:18 Diperbarui: 25 September 2019   17:35 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai hari ini masih berlangsung demonstrasi dari kalangan mayoritas mahasiswa, menuntut beberapa poin utama mengenai RUKUHP dan Revisi Undang undang KPK. 

Secara detail kalangan mahasiswa menuntut 7 poin utama. 

Para mahasiswa memilih lokasi menyampaikan tuntutan ini ke gedung DPR RI Jakarta dan juga gedung DPRD diberbagai wilayah Indonesia secara serentak. 

Saya dalam hal ini belum akan membahas secara detail soal tuntutan para mahasiswa ini, mungkin ditulisan lainnya. 

Saat ini Saya hanya ingin menyampaikan secara garis besar saja mengenai demonstrasi dan demokrasi. 

Ya demonstrasi adalah bagian dari sebuah negara yang menganut demokrasi, menyampaikan pendapat dengan bebas yang diikat oleh batasan hukum dan norma. Jadi tak perlu takut jika melihat ada sebuah demonstrasi di jalanan. Karena demonstrasi akan selalu ada selama kita masih menganut demokrasi. Suatu hari bisa saja kita yang turun ikut berdemonstrasi. 

Tetapi memang tak bisa dipungkiri, dalam suatu demonstrasi skala besar seperti yang terjadi dua tiga hari ini, peluang masuknya penyusup sangat besar. Penyusup dalam hal ini adalah orang atau kelompok yang mempunyai agenda lain dengan memanfaatkan suatu situasi. Resikonya bisa besar bagi kelompok demonstran yang punya agenda murni berdemontrasi dengan cara damai. Penyusup bisa memperkeruh suasana sehingga kerusuhan pun bisa terjadi, bahkan penyusup bisa menyampaikan agendanya dengan sukses sementara yang punya agenda awal pesannya tak sampai dengan baik. 

Seiring berjalannya waktu, tentunya harus ada perubahan yang lebih baik dalam berdemonstrasi, agar kesan demonstrasi itu identik dengan rusuh akan hilang. 

Tentunya semua pihak bersama sama mencari formulanya, baik kalangan pelajar, politikus, wakil rakyat, rakyat, pemerintah, pihak keamanan. Agar demonstrasi tetap ada tetapi tidak diakjir dengan rusuh atau pengrusakan fasilitas umum dan negara dan juga tidak ada hajar menghajar antara pihak keamanan dengan pendemo. 

Contoh formula, Pemerintah menyediakan satu lokasi khusus di setiap daerah mulai dari tingkat kabupaten, bisa berbentuk bangunan ataupun lapangan. Bagi yang mau demo silahkan ke lokasi khusus tersebut. Media yang meliput juga akan mudah dan menyebar luaskan informasi yang didapat di lokasi khusus tersebut. Juga akan menghindari pengrusakan fasilitas umum dan negara. Pihak keamanan pun lebih mudah untuk menjaga keamanan. Dan masih banyak hal positif lainnya. 

Kemudian contoh formula lainnya, sebelum melakukan demonstrasi sebaiknya mintalah bantuan pihak keamanan ( Polisi) selain untuk mengamankan tentunya, mintalah Polisi untuk membantu mendeteksi para penyusup, dan harus sepakat untuk mengeluarkan para penyusup. Jadi kesannya setiap demo Polisi dan pendemo adalah berteman, bukan versus seperti yang terjadi selama ini. Jika kita minta bantuan ini ke Polisi, Saya yakin mereka dengan bersemangat untuk mengiyakannya. Karena penyusup selama ini sebagian besar adalah sumber kerusuhan sebuah demonstrasi yang jelas sejak awal berniat berdemo aman dan damai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun