Mohon tunggu...
Mubyarto Nababan
Mubyarto Nababan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bang Nababan

Padahal perbedaan itu bukan untuk menunjukkan siapa yang paling benar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

My View: #DebatKeren Budiman vs Dandhy

23 September 2019   17:54 Diperbarui: 23 September 2019   18:05 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Man teman yang belum menonton #DebatKeren bisa menikmati acara debat keren ini melalui Channel Youtube AlineaTV di bawah ini. 


#DebatKeren ini membawa tema Nasionalisme dan separatisme: pertanyaan untuk Papua. 

Isu yang masih sangat hangat untuk dibicarakan dan bahkan perhari ini masih terjadi kerusuhan di Papua tepatnya di Wamena. 

My view atau sudut pandang Saya setelah menonton acara debat ini kemungkinan sama atau beda dengan teman teman. Semoga perbedaan memperkaya Indonesia. 

Apresiasi besar Saya untuk kerabat kerja dari AlineaTV sehingga acara debat ini berlangsung dengan lancar dan info yang Saya dengar jumlah penonton secara online sangat banyak. 

Acara debat terbuka seperti ini sebaiknya dilakukan secara rutin, sekali dalam sepekan dan pakai sponsor pun tidak menjadi masalah, yang penting acara debat bisa dilakukan rutin. 

Awal menonton dan membaca judul tema debat, Saya langsung membuat tulisan kecil dimana Saya akan mendapatkan informasi dari debat ini : 

- Membahas detail mengenai arti dari Bangsa, Negara, Nasionalisme. 

- Nara sumber dari Orang  Papua Asli ( bukan penonton).

- Membahas detail masalah yang terjadi di Papua saat ini. 

- Adu gagasan solusi untuk permasalahan Papua. 

Pada debat ini, ada Budiman dan Dandhy yang menjadi nara sumber, Saya mendengar bahwa sebelumnya mereka berdebat di sosial media Twitter dan kemudian AlineaTV dan dkk nya memfasilitasi debat terbuka antar keduanya. 

Kedua nara sumber ini pantas menjadi nara sumber, karena menurut Saya mereka berdua mempunyai latar belakang yang sama yaitu memperjuangkan sesuatu sejak lama. Hanya saja perlu ada nara sumber dari Orang Papua Asli, untuk sebagai bahan konfirmasi keadaan yang sebenarnya terjadi di Papua, karena debat membahas masalah Papua. 

Saya menonton ada Orang Papua Asli yang memberikan opini tetapi kapasitasnya hanya sebagai penonton debat.

Harusnya di awal debat moderator menggali nara sumber secara dalam mengenai apa itu bangsa negara nasionalisme dan separatisme, karena judul temanya adalah itu. Tetapi Saya tidak mendapatkannya secara dalam. 

Padahal dengan melihat isu yang terjadi di Papua dimana salah satunya adalah permintaan Papua Merdeka dari kelompok kelompok tertentu dan dimana akhir akhir ini semakin besar, kita harus menjelaskan kembali dasar dasar dari bangsa, negara, nasionalisme. Agar kita bisa mengaitkannya dengan kondisi mengapa ada kelompok yang menginginkan Papua merdeka. 

Kemudian dengan nara sumber Orang Asli Papua, sangat penting untuk konfirmasi isu isu yang terjadi selama ini, sayangnya panitia kemungkinan lupa akan hal ini. 

Dalam debat ini juga Saya tidak mendapatkan informasi yang mendalam mengenai apa masalah di Papua. Seolah kita harus memakai kalimat "Semua tahu lah masalah apa yang sedang terjadi di Papua".

Yang Saya tahu masalah di Papua adalah kekayaannya dikeruk tapi warganya miskin. Inilah kebanyakan orang tahu mengenai Papua. Apakah hanya ini masalahnya? 

Padahal jika dikupas tuntas masalah secara mendalam akan lebih mudah mencari solusinya. 

Mungkin dipermasalahan durasi debat atau moderator yang fungsinya hanya sebagai agar tidak kelahi.

Adu gagasan dari dua nara sumber yang bisa Saya simpulkan adalah keduanya sepakat untuk mengurangi pengamanan di Papua menggunakan kekuatan TNI, Bang Budiman menambahkan dengan solusi dialog dan pengembangan desa desa di Papua, sementara Dandhy menambahkan sebaiknya membuka akses informasi seluas luasnya di Papua, dan referendum Papua Merdeka, untuk referendum bang Budiman menolak dengan jelas. 

Sebagai penonton Saya mempunyai sudut pandang yang mungkin sama atau beda dengan teman-teman yang lainnya, untuk permasalahan di Papua Saya punya beberapa pandangan. 

Pertama, diskusi mengenai Papua harus sering dilakukan secara terbuka, dan baiknya peran warga Papua dalam diskusi harus ada. 

Kedua, mencari solusi bagaimana agar kelompok yang ingin lepas dari Indonesia, merasa bahwa mereka adalah Indonesia. 

Ada banyak cara, salah satunya adalah dengan membuka seluas luasnya, membantu sebesar besarnya, menciptakan kondisi sebesar besarnya, untuk orang Papua menjadi bagian dari peran sentral baik peran sentral ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, pemerintahan, secara nasional. Jadi poin utamanya adalah di Orangnya, bukan wilayah Papuanya. 

Bagaimana cara agar Orang Orang Papua bisa duduk di peran peran sentral diatas tersebut? Tentunya bukan dengan cara memberikannya seperti sebuah syarat damai, tapi orangnya memang mampu.

Memangnya Orang Papua kurang pintar? Bukan masalah dipinternya karena pintar saja tidak cukup, tapi kondisi yang diciptakan selama ini tidak memberikan mereka ruang untuk menjadi bagian dari peran sentral tersebut. 

Kita menunggu ada Orang Papua yang mencalonkan diri sebagai Presiden. Selama ini tidak ada, karena mereka tidak ada ruang untuk itu. Akhirnya mereka merasa bukan bagian dari Indonesia. 

Ketiga, acara #DebatKeren mengenai Papua harus ada lanjutannya. 

Sekian Salam dari Bang Nababan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun