Mohon tunggu...
Mubyarto Nababan
Mubyarto Nababan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bang Nababan

Padahal perbedaan itu bukan untuk menunjukkan siapa yang paling benar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

My View: #DebatKeren Budiman vs Dandhy

23 September 2019   17:54 Diperbarui: 23 September 2019   18:05 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai penonton Saya mempunyai sudut pandang yang mungkin sama atau beda dengan teman-teman yang lainnya, untuk permasalahan di Papua Saya punya beberapa pandangan. 

Pertama, diskusi mengenai Papua harus sering dilakukan secara terbuka, dan baiknya peran warga Papua dalam diskusi harus ada. 

Kedua, mencari solusi bagaimana agar kelompok yang ingin lepas dari Indonesia, merasa bahwa mereka adalah Indonesia. 

Ada banyak cara, salah satunya adalah dengan membuka seluas luasnya, membantu sebesar besarnya, menciptakan kondisi sebesar besarnya, untuk orang Papua menjadi bagian dari peran sentral baik peran sentral ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, pemerintahan, secara nasional. Jadi poin utamanya adalah di Orangnya, bukan wilayah Papuanya. 

Bagaimana cara agar Orang Orang Papua bisa duduk di peran peran sentral diatas tersebut? Tentunya bukan dengan cara memberikannya seperti sebuah syarat damai, tapi orangnya memang mampu.

Memangnya Orang Papua kurang pintar? Bukan masalah dipinternya karena pintar saja tidak cukup, tapi kondisi yang diciptakan selama ini tidak memberikan mereka ruang untuk menjadi bagian dari peran sentral tersebut. 

Kita menunggu ada Orang Papua yang mencalonkan diri sebagai Presiden. Selama ini tidak ada, karena mereka tidak ada ruang untuk itu. Akhirnya mereka merasa bukan bagian dari Indonesia. 

Ketiga, acara #DebatKeren mengenai Papua harus ada lanjutannya. 

Sekian Salam dari Bang Nababan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun