Mohon tunggu...
Ibdatul Rizkiani
Ibdatul Rizkiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Brawijaya

Hobi membaca, bersepeda, mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Demonstrasi BIOSAKA di Desa Ketompen Kabupaten Probolinggo

26 Juli 2024   14:07 Diperbarui: 26 Juli 2024   16:30 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumen Pribadi

Program mahasiswa membangun desa (MMD) Universitas Brawijaya menyelenggarakan demonstrasi pembuatan elisitor biosaka di Desa Ketompen, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, pada Selasa (23/7/2024).

Biosaka berasal dari kata Bio yang artinya hidup dan Saka singkatan dari selamatkan alam kembali ke alam. Elisitor biosaka ini diharapkan mampu menurunkan penggunaan pupuk kimia secara total, sehingga mewujudkan pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Demonstrasi biosaka digelar di Kantor Desa Ketompen oleh tim MMD Universitas Brawijaya Kelompok 47 dan kelompok tani desa ketompen (POKTAN SUMBER REJEKI)

Tim MMD 47 Universitas Brawijaya Desa Ketompen, yang terdiri dari koordinator desa Yudistira Rosdiana dan anggota mahasiswa Aulya Rahman Rachmadani, Ibdatul Rizkiani, Muhammad Fathanudin, Annisa Maila Dewi Rinjani, Anggun Khoirul Eka Putri, Sella Alfi Mufidah, Adilla Reksytania, Dwi Putri Inayah, Afrio Dwi Saputra, Dirza Zahra Nabila Sholihah, Meliyana, Farhah Rodhiyyah dibawah bimbingan dosen pembimbing lapangan MMD 47 Universitas Brawijaya oleh Achmad Hidayat S.Si., M.Si.

Sumber : Dokumen Pribadi
Sumber : Dokumen Pribadi

Aulya mengatakan demonstrasi pembuatan Elisitor biosaka ini berkaca dengan adanya kondisi pupuk kimia yang dijual dengan harga tinggi dan langkanya pupuk kimia yang berimbas dari pengurangan subsidi yang dilakukan pemerintah.

“Awalnya dari kondisi tersebut, kami menyelenggarakan demonstrasi pembuatan elisitor biosaka. Biosaka ini nantinya diharapkan menjadi alternatif solusi bagi kelompok tani,” ujar Aulya.

Aulya mengatakan Biosaka berasal dari lima jenis tumbuhan dan rumput liar sehingga mampu meningkatkan fase pertumbuhan dari tanaman yang diaplikasikan. Seluruh jenis tumbuhan maupun rumput dapat digunakan dengan ketentuan tumbuhan sehat tanpa penyakit apapun, sehingga jika terjadi masalah kelangkaan pupuk, petani sudah memilki solusi alternatif untuk mengatasi masalah tersebut, yakni dengan memproduksi elisitor biosaka secara mandiri.

“Dengan memberi demonstrasi pembuatan biosaka ini, kami juga mengharapkan agar petani mengaplikasikan ke tanaman,” ujar Aulya.

Ketua POKTAN SUMBER REJEKI, Sukri mendukung penuh kegiatan demonstrasi pembuatan elisitor biosaka yang digelar MMD Universitas Brawijaya ini. Menurutnya, mewujudkan pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan dan menghasilkan tanaman pangan berstandar baik sangat penting.

Ia mengupayakan agar para petani di desa Ketompen bisa mengaplikasikan biosaka melalui budidaya tanaman dengan varietas potensi lahan yaitu bawang merah, dan tembakau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun