Sebagai ilmu sosial, sosiologi bertujuan untuk menganalisis fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Sosiologi tidak hanya menggambarkan apa yang terjadi, tetapi juga berusaha memahami sebab-akibat dari suatu kejadian sosial. Pendekatan analitis ini memungkinkan sosiolog untuk menggali lebih dalam mengenai struktur, dinamika, serta kekuatan yang mempengaruhi kehidupan sosial dalam masyarakat.
Contohnya, ketika menganalisis ketimpangan sosial, sosiolog akan mengidentifikasi faktor-faktor penyebab, dampak, dan cara-cara untuk mengatasi masalah tersebut.
3. Sistematik
Keilmuan sosiologi tidak hanya berbasis pada observasi yang acak, tetapi menggunakan metode ilmiah yang terstruktur dan sistematis. Penelitian sosiologi harus dilakukan dengan prosedur yang jelas, mulai dari merumuskan hipotesis, pengumpulan data, analisis, hingga menarik kesimpulan. Keberhasilan suatu penelitian sosiologi bergantung pada seberapa baik penelitian tersebut dilakukan dengan metode yang objektif dan terencana.
4. Teoritis
Sosiologi memiliki dimensi teoritis yang sangat kuat. Dalam sosiologi, terdapat banyak teori yang berkembang untuk menjelaskan fenomena sosial, baik itu teori mengenai perubahan sosial, konflik sosial, struktur masyarakat, maupun perilaku individu dalam konteks sosial. Teori-teori ini membantu sosiolog memahami dan merumuskan penjelasan yang lebih dalam mengenai dinamika sosial.
Misalnya, teori fungsionalisme yang dikembangkan oleh Emile Durkheim menjelaskan bagaimana setiap elemen dalam masyarakat memiliki fungsi untuk menjaga kestabilan sosial. Sebaliknya, teori konflik yang dikembangkan oleh Karl Marx menyoroti ketimpangan sosial dan perjuangan antar kelas sebagai faktor pendorong perubahan sosial.
5. Objektif
Sosiologi berusaha untuk bersifat objektif dalam menggambarkan dan menganalisis fenomena sosial. Para ilmuwan sosiologi berupaya menghindari pandangan subjektif atau bias pribadi dalam penelitian mereka. Hal ini penting agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan dan dapat diterima secara ilmiah oleh komunitas akademik.
Contohnya, dalam mempelajari pengaruh kemiskinan terhadap tingkat pendidikan, seorang sosiolog harus menghindari penilaian pribadi yang menghakimi atau berprasangka terhadap individu yang hidup dalam kemiskinan.
6. Interdisipliner