Mohon tunggu...
Muhamad Ribatul Hail
Muhamad Ribatul Hail Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - -

-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Generasi Mahjura

16 Juni 2021   16:26 Diperbarui: 16 Juni 2021   16:30 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Generasi Milenial, Z, Alpha sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat indonesia. Namun ada suatu generasi yang bersumber dari Al-Qur'an, yang jarang didengar atau mungkin belum diketahui oleh mayoritas masyarakat Indonesia. generasi apakah itu?

Allah SWT menceritakan tentang nabi-Nya, yaitu Muhammad SAW dalam Al-Qur'an surat Al-Furqan ayat 30 yang dimana dia mengadu kepadaNya tentang kesedihannya. Bahwa dia mengatakan:

Artinya:
"Berkatalah Rasul: Wahai Rabbku sungguh kaumku telah menjadikan Al Qur'an ini "Mahjura" (sesuatu yang diabaikan)".

Demikian itu karena orang-orang musyrik tidak mau mendengar Al-Qur'an dengan penuh ketaatan, tidak mau pula mendengarnya. Sebagaimana disebutkan oleh Allah SWT dalam surat Fussilat ayat 26 :

{ }
Artinya :
Dan orang-orang yang kafir berkata, "Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al-Qur'an ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya. (Fussilat: 26), hingga akhir ayat.

Inilah yang dinamakan generasi "MAHJURA", yakni generasi yang dimana orang-orang mengabaikan Al-Quran. Mereka tidak menghafalnya (Al-Quran), tidak mengamalkannya tidak mentadabburinya, dan tidak pula membacanya. Mereka mengesampingkannya, lalu menuju kepada yang lainnya, baik berupa syair, pendapat, nyanyian atau main-main, cerita atau pun metode yang diambil bukan darinya.

Jika kita bermuhasabah diri, maka bisa jadi akan kita rasakan,  bahwa kita tidak bisa terlepas dari gadget. Hal ini sesuai dengan hasil survei Time Mobility yang mengatakan, bahwa setiap orang di dunia selalu mengecek ponselnya minimal 30 menit sekali.Kebanyakan dari kita lebih sering membaca status orang di media sosial  daripada membaca Al Qur'an. Dan lebih sering menyentuh laptop daripada menyentuh lembaran Al-Quran.

Ketinggalan gadget lebih menggelisahkan kita, daripada ketinggalan mushaf Al Qur'an. Ketika kita kehabisan kuota internet, hatipun menjadi tidak tenang, sampai rela keluar jauh pergi ke konter untuk membelinya. Akan tetapi ketika kita kehilangan Mushaf apakah hati kita tidak tenang dan langsung membelinya? sekali-kali tidak. Rasa takut kehilangan orang lain lebih kita khawatirkan dibandingkan kehilangan Allah SWT. Tanpa kita sadari dengan kehadirannya teknologi yang semakin canggih ternyata dapat menjauhkan kita dari kepedulian terhadap Al-Qur"an dan  ketaatan terhadap Allah SWT.

Tentu, kita sebagai muslim tidak menginginkan lahirnya generasi yang "Mahjura" yaitu generasi yang mengabaikan Al Qur'an.
Semoga Allah SWT  menyelamatkan kita dari hal-hal yang membuat-Nya murka, dan menggerakkan kita kepada hal-hal yang diridhai oleh-Nya, seperti menghafal Al-Qur'an-Nya, memahaminya, dan mengamalkan apa yang dikandungnya di tengah malam dan siang hari, sesuai dengan cara yang disukai dan diridhai-Nya. Sesungguhnya Dia Mahamulia lagi Maha Pemberi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun