Selain itu, film ini juga menyoroti peran aktor internasional dalam merespons krisis kemanusiaan di Afrika. PBB, yang diwakili oleh karakter Colonel Oliver, digambarkan sebagai lembaga yang tidak berdaya karena keterbatasan mandat dan kurangnya dukungan dari negara-negara besar. Meskipun ada kehadiran pasukan penjaga perdamaian, mereka tidak diizinkan untuk campur tangan secara militer untuk menghentikan pembantaian. Ini mencerminkan kritik yang sering muncul dalam studi Hubungan Internasional tentang kelemahan struktur keamanan internasional dalam menangani situasi darurat kemanusiaan.
Film ini juga memperlihatkan bagaimana negara-negara besar, khususnya negara-negara Barat, gagal mengambil tindakan yang tegas untuk mencegah atau menghentikan genosida. Meskipun laporan tentang kekejaman sudah sampai ke organisasi internasional, tanggapan yang diberikan cenderung lambat dan tidak memadai. Ini menimbulkan pertanyaan etis dan politis tentang tanggung jawab global terhadap kejahatan kemanusiaan dan genosida, sebuah tema yang sangat penting dalam kajian hubungan internasional.
Beriringan dengan hal tersebut, Hotel Rwanda juga menyoroti peran penting aktor non-negara, seperti individu dan organisasi non-pemerintah, dalam merespons krisis kemanusiaan. Paul Rusesabagina, adalah contoh dari bagaimana seorang individu dapat membuat perbedaan besar dalam situasi yang paling mengerikan. Dengan menggunakan kecerdikan, diplomasi, dan keberanian, Paul berhasil menyelamatkan lebih dari seribu orang dari kematian. Ini menekankan pentingnya aksi kemanusiaan dan solidaritas global dalam menghadapi tragedi seperti genosida.
Sebagai penutup, film ini mengajak kita semua sebagai mahasiswa hubungan internasional untuk merenungkan isu-isu etika dan tanggung jawab dalam hubungan internasional. Mengapa komunitas internasional sering kali lambat dalam merespons genosida dan kekerasan massal? Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah tragedi serupa di masa depan? Pertanyaan-pertanyaan ini sangat relevan dalam studi Hubungan Internasional, di mana memahami kompleksitas dan dinamika politik global adalah kunci untuk merancang kebijakan yang lebih efektif dan humaniter.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H