Abstrak
Artikel ini membahas bagaimana pasangan calon walikota Bekasi, Uu Saeful Mikdar dan Nurul Sumarheni, memanfaatkan new media, khususnya media sosial, dalam kampanye mereka pada Pilkada Serentak Tahun 2024. Penelitian ini bertujuan untuk menggali peran media sosial dalam meningkatkan keterlibatan masyarakat, memperkenalkan visi dan misi paslon, serta tantangan yang dihadapi dalam menghadapi hoaks dan disinformasi. Melalui pendekatan kualitatif dan studi kasus, artikel ini mencoba memberikan gambaran mengenai strategi kampanye politik yang lebih personal dan langsung kepada pemilih.
Pendahuluan
Pilkada Serentak Tahun 2024 menjadi momen penting dalam perjalanan demokrasi di Indonesia, khususnya di Kota Bekasi. Pemilu tidak hanya sekadar memilih pemimpin, tetapi juga menjadi ajang bagi calon untuk mempromosikan visi dan misi mereka. Dalam era digital ini, media sosial menjadi sarana yang efektif untuk menjangkau pemilih, terutama generasi muda yang lebih aktif di dunia maya. Pasangan calon walikota Bekasi, Uu Saeful Mikdar dan Nurul Sumarheni, menyadari potensi media sosial untuk memperkenalkan diri mereka kepada masyarakat Bekasi. Artikel ini akan membahas bagaimana pasangan tersebut memanfaatkan new media untuk kampanye politik mereka, serta tantangan yang mereka hadapi dalam menggunakan platform-platform ini.
Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan studi kasus. Penelitian ini mengamati aktivitas media sosial pasangan Uu-Nurul melalui platform seperti Instagram, TikTok, dan Facebook. Data yang diperoleh berupa postingan, video, dan interaksi mereka dengan masyarakat di media sosial. Selain itu, wawancara dengan beberapa warga Bekasi yang aktif mengikuti kampanye media sosial pasangan ini juga dilakukan untuk memperoleh perspektif dari sisi pemilih. Data yang terkumpul dianalisis dengan pendekatan deskriptif untuk menggambarkan bagaimana media sosial digunakan sebagai alat kampanye dan tantangan yang dihadapi.
Hasil dan Pembahasan
Pasangan Uu-Nurul memanfaatkan media sosial dengan sangat efektif untuk memperkenalkan visi dan misi mereka. Mereka aktif di berbagai platform seperti Instagram, TikTok, dan Facebook, dengan berbagai konten yang berfokus pada program-program mereka untuk Kota Bekasi. Salah satu contoh adalah penggunaan video pendek di TikTok, yang memungkinkan mereka menyampaikan pesan secara langsung kepada pemilih muda dengan cara yang lebih ringan dan mudah dicerna. Melalui Instagram, mereka juga sering memposting konten berupa infografis dan video yang menggambarkan bagaimana program-program mereka akan menguntungkan masyarakat Bekasi.
Selain itu, pasangan ini juga menunjukkan sikap transparan dan terbuka dengan berinteraksi langsung dengan warganet di kolom komentar atau melalui fitur Direct Message (DM). Hal ini menciptakan kesan bahwa mereka lebih dekat dengan masyarakat dan peduli terhadap pertanyaan atau masukan dari pemilih.
- Tantangan Hoaks dan Misinformasi
Namun, penggunaan media sosial dalam kampanye politik tidak terlepas dari tantangan. Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh pasangan Uu-Nurul adalah maraknya hoax dan disinformasi yang beredar di media sosial. Menjelang Pilkada, berbagai isu negatif tentang pasangan ini mulai bermunculan di platform media sosial, yang bisa merusak citra mereka di mata publik.