Mohon tunggu...
Iand Mahardhika
Iand Mahardhika Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Menulis adalah cara tepat mengusir kebosanan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kebaikan Itu Sama dengan Kejelekan

16 Agustus 2013   20:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:13 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dari judul diatas mungkin pembaca tidak setuju kenapa Kebaikan disamakan dengan Kejelekan, apa alasanya ?

Begini ceritanya, saya kan suka membaca buku atau bisa dibilang hobi, tetapi soal baca membaca, bukan Cuma buku saja yang saya baca, koran, media elektronik juga. Satu saat teman saya, sebut saja namanya Ari (nama samaran) bertandang kerumah dan mendapati saya sedang membaca buku, sontak ia berkomentar “ apasih baca buku terus, kayak kurang kerjaan, membaca buku tu kerjaannya orang-orang yang gak punya kerjaan, masih banyak kegiatan-kegiatan penting lainnya, kalau Cuma sekedar baca-baca lebih baik baca di internet, hemat, gak buang-buang uang” .

Hmmm, saya tidak berkomentar sedikitpun. Ya pastinya sikawan tidak tau betul apa manfaatnya membaca buku. Kalaupun membaca via internet, memangnya tidak bayar koneksi?

Ya, benar memang saya sedang tidak ada kerjaan, makanya waktu luang saya gunakan untuk membaca buku. Ternyata, kegiatan membaca buku menurut teman tersebut adalah kegiatan yang sia-sia dan membuang-buang waktu, uang & tenaga, alias membaca buku itu tidak berguna, lebih tepatnya mungkin kegiatan yang negatif, begitu saya mengansumsikan kalimat teman saya barusan.

Tetapi boleh anda tahu, sekedar bocoran, si teman tersebut ternyata punya hobi unik (baca : Negatif), yaitu hobi main judi via internet atau judi online, apalagi kalau bukan main poker. Judi Online yang sedang membahana itu. Bagi para penggemarnya menghabiskan waktu semalaman dengan ratusan bahkan jutaan rupiahpun akan dilakoninya. Ternyata kegiatan judi online yang menurut saya tadi adalah Perbuatan Negatif, tidak berlaku bagi sang teman, justru itulah kegiatan positif yang dapat menghasilkan keuntungan, sekalipun uang taruhan yang dia gunakan adalah dana bantuan dari sang Mama. (pasalnya ia saja belum bekerja).

Lain lagi dengan Rama ( nama samaran), rekan saya yang lain. Suatu ketika Ia begitu sangat bersemangat menghujat dan mencemooh serta menghina mati-matian salah satu temannya yang ketahuan Gay. Menurut Rama, gay itu binatang, babi, najis, dan kata-kata kasar lainnya, padahal Rama sendiri belum pernah melihat apakah temannya tersebut melakukan perbuatan Homo (melakukan seks sesama jenis), tetapi Rama begitu sangat membenci temannya yang Gay tersebut. Tetapi anehnya si Rama sendiri paling hobi mengkonsumsi Minum-minuman keras, melakukan seks diluar nikah (dengan perempuan tentunya), tidak pernah shalat, padahal di KTP-nya Rama adalah orang Islam, bahkan melakukan perbuatan syirik seperti memasukkan Jin kedalam dirinya, dengan dalih untuk menjaga keselamatannya. Pasalnya Ia ikut tergabung dalam perguruan pencak silat yang dapat memberikan kekuatan luar biasa melalui media Jin.

Jelas sudah sekarang, menurut Ari kegiatan yang dia tidak sukai seperti membca buku, menurutnya adalah hal yang sia-sia, sebaliknya berjudi menurutnya dalah hal lumrah yang justru mendatangkan keuntungan.

Sedangkan menurut Rama, Gay atau Homo itu adalah kesalahan besar yang bagi pelakunya bisa disederajatnya seperti binatang. Sebaliknya perbuatan dia yang suka minum-minuman keras, seks pra nikah, bahkan meninggalkan shalat, dan syirik, itu adalah perbuatan wajar dan bukan perbuatan negatif, hanya karena Rama merasa dirinya Normal, dan tentunya dia tidak menyukai sesama jenis.

Yah, begitulah Manusia, manakala Ia menyukai perbuatan, seburuk apapun perbuatan itu, akan Ia anggap itu baik. Tetapi manakala Ia membenci perbuatan tersebut, sebaik apapun perbuatan itu, Ia akan anggap itu adalah kejelekkan.

Nah, disinilah peran Penentu kebaikan atau hakim. Dalam hal ini tentu saja jika manusia tidak lagi memiliki keyakinan akan Tuhan atau tidak memiliki Agama alias Atheis, maka sudah pasti mereka akan menganggap kebaikan dan keburukan itu hanya berdasarkan apa yang Ia sukai dan yang Ia benci.

Manakala Manusia itu masih memiliki keyakinan dan kepercayaan Agama, tentu saja mereka akan menghukumi kebaikan dan keburukan itu berdasarkan Syariah agama baik melalui kitab suci (firman Tuhan),  maupun sabda-sabda para Nabinya.

Nah apa bedanya  Gay yang melakukan Homo dan orang normal yang melakukan seks bebas dan syirik menurut Agama ? Ya sama-sama hina. Sama-sama berdosa besar. Kasarnya Sama-sama binatang. Tetapi mungkin saja masih ada orang normal yang berkilah, “tetap aja masih mending normal yang normal, sekalipun seks bebas, kan ama perempuan” . hehe iya bener memang, karena Anda adalah orang Atheis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun