Mohon tunggu...
Ian Csa
Ian Csa Mohon Tunggu... -

saya adalah penjual kacamata. penikmat bola dan musik. dan menyukai kajian-kajian ilmiah. \r\nwebsite: www.optikcalisa.com\r\nfacebook: www.facebook.com/iancsa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jangan Sebut Mereka 'Haters', Sebut Saja Fatinafik

2 Juli 2013   02:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:08 2361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bro, katanya mau lanjutin obrolan kita, ayo donk... saya masih penasaran nih dengan istilah fatinafik dan definisi x factor dari anda.


Oke, kita lanjutkan obrolan kita yang sebelumnya (klik di sini). Tapi anda mau saya bahas yang mana dulu?

Hmm... karena fatinafik ini istilah yang baru saya dengar, jadi saya mau anda membahas itu dulu.


Baik. Sebenarnya istilah itu terinspirasi dari istilah-istilah sebelumnya. Misalnya istilah fans, fanatik dan fantastic dilebur menjadi fatinistic untuk menyebut orang-orang yang ngefans sama Fatin, yang fanatik sama Fatin, dan kebetulan jumlah dan militansinya begitu fantastik jika dibandingkan dengan fanbase yang lainnya.


Karena Fatin begitu fenomenal, lahirlah istilah fatinomena yang akhirnya membuat orang-orang berusaha mencari segala sesuatu yang berkaitan dengan dirinya. Dan itu menyebar dan menyerang banyak orang. Seperti serangan virus. Maka lahirlah istilah virus fatinon.

Betul tuh bro, sepertinya saya juga kena virus fatinon nih... dan dari istilah-istilah itu, semuanya nyambung dengan kata Fatin. Tapi kenapa ada istilah haters ya?


Ya memang, karena semuanya berhubungan dengan Fatin. Tapi kenapa ada istilah haters? Seperti kita ketahui bahwa kata itu berasal dari bahasa Sunda yang terdiri dari dua suku kata hate+ers yang artinya pembenci.

Dari bahasa Inggris bro, bukan bahasa Sunda.


Hahaha... maksudnya saya mau pelesetin haters artinya barisan orang yang sakit hate. Orang Sunda kan kadang menyebut hati jadi hate. Hehehe....

Haha bisa aja anda ini... tapi kenapa mereka benci sama Fatin ya? Kenal juga gak kok bisa benci? Lain lagi kalau Fatin memang punya salah sama mereka, wajar mereka benci.


Nah itu dia masalahnya, istilah tersebut terlanjur disematkan bagi mereka yang tidak suka sama Fatin. Padahal, tidak suka itu belum tentu membenci. bisa jadi karena mereka mengidolakan yang lain sehingga mereka tidak memilih Fatin. Atau mungkin karena awalnya mereka menjagokan satu orang selain Fatin, lalu melihat Fatin sebagai pesaing terberat, maka mereka merendahkan nilai Fatin supaya terkesan jagoannya punya kelebihan nilai. Akhirnya terjadilah perang komentar. Dari perang komentar itu, saya melihat tak sedikit orang yang berpendidikan jadi masuk golongan fanatik buta bahkan apriori. Dan pada akhirnya mereka jadi haters bagi yang lain. Misalnya Dewinners (istilah untuk fanbase Novita Dewi) jadi hatersnya Fatin, sedangkan Fatinistic jadi hatersnya Dewinners. Atau Djimbas Mikha (pendukung Mikha Angelo) menjadi haters bagi Fatin dan sebaliknya. Itu hanya contoh lho ya...


Lalu kenyataanya bagaimana? Mereka yang mendukung Novita Dewi, Mikha, NUDI atau yang lainnya kan belum tentu membenci Fatin. Sebaliknya juga begitu, yang namanya fatinistic belum tentu membenci yang lainnya. Ya kan? Lagipula kasihan bagi mereka yang tidak membenci siapa-siapa kalau sampai dikelompokkan sebagai haters. Kesannya kejam creepy creepy gimanaa.. gitu. Gokil parah kalau kata Fatin mah... hehehe...

Iya bro. Saya sendiri walaupun fatinistic tapi tidak membenci yang lain. Karena saya juga suka sama Isa Raja dan Agus Hafiludin. Ups! Sebenarnya saya ini seorang fatinistic atau netralers ya?


Ya anda condong ke mana? Kalau anda condong ke Fatin, anda bisa dikatakan seorang fatinistic meskipun anda juga menyukai yang lain. Faktanya banyak kokfatinistic yang juga menyukai Shena Malsiana atau yang lainnya. Ya kan?


Kita kembali. Fatinistic ini eksklusif. Dalam arti hanya orang-orang yang tergabung di dalamnya yang di sebut fatinistic. Lalu bagaimana dengan orang-orang yang berada di luarnya? Orang-orang yang berada di luar itu kan ada netralers dan ada haters. Saya menyebutnya sebagai fatinafik. Jadi fatinafik adalah orang-orang di luar fatinstic.


Dari mana istilah ini saya ambil? Istilah ini saya ambil dari dua istilah yang saya lebur bersama kata Fatin. yaitu: 1. Nafi, 2. Nafik.

Bagaimana penjelasannya?


Pertama, nafi, bisa berartik 1. penolakan; penampikan; pengingkaran; peniadaan; 2 sifat negatif; 3 tidak mau; tidak menurut; kalau dijadikan kata kerja, misalnya menafikan, artinya menjadi: menolak; menampik; mengingkari; menyangkal. Dari pengertian ini, orang-orang yang mengingkari bakat Fatin, atau menampikan Fatin, atau tidak mau ikut-ikutan menjadi seorang fatinistic, maunya netral (netralers), ini tidak bisa kita sebut haters, sebut saja fatinafik


Kedua, nafik, berasal dari bahasa arab ‘nafaqo’ yang bisa berarti habis, ramai pengunjung, laku, laris. Dari sekitar 250 juta penduduk Indonesia, yang paling ramai memangnya fatinistic? Jangan geer ya. Yang paling banyak itu justru orang yang berada di luar fatinistic. Kalau gak percaya, coba tanya kompasianer Lintang Matahari, dia kan jago bikin data, lebih banyak fatinistic atau netralers?


Selanjutnya, Nafaqo ini bila berubah kata menjadi anfaqo berarti menginfakkan atau berinfak. Orang Indonesia mengartikan berinfak itu seperti ngasih sumbangan. Nah, pada dasarnya haters itu kan ngasih sumbangsih juga kan? Sumbangan dalam bentuk apa? Sumbangan dalam bentuk kritikan. Sehingga Fatin (dan fatinistic) bisa melihat segala kekurangannya untuk diperbaiki.


Lalu bisa berubah menjadi Nifak yang berarti kemunafikan. Saya melihat banyak orang yang sebenarnya suka atau sekedar mengakui bahwa Fatin itu berbakat. Hanya saja mereka tidak mau tergabung dalam fatinisitic. Orang-orang seperti itu bisa dikatakan munafik. Tapi istilah itu mungkin terlalu kasar dan bisa menyakiti hati. Padahal mereka itu hanya orang-orang yang bersikap ‘benci tapi rindu’.

Hmm... wah keren juga pemikiran anda ya... jadi kesimpulannya adalah yang berada di luar fatinistic, yaitu netralers, haters, maupun orang yang bersikap ‘benci tapi rindu’ kita sebut sebagai fatinafik. Begitu kan?


Ya, silakan ambil kesimpulan sendiri.

Selanjutnya, pembahasan tentang faktor x. Gimana bro?


Hmm... kita sambung nanti di obrolan selanjutnya ya... saya sudah ngantuk nih... hoaaammmm

#Artikel ini sengaja saya angkat kembali hanya untuk menegaskan bahwa Fatin SL telah melahirkan 2 kubu, yaitu fans dan nonfans. Fansnya disebut Fatinistic dan nonfans saya sebut Fatinafik. Selanjutnya Fatinistic maupun Fatinafik terdiri dari 2 kubu. Yaitu:

Fatinistic:


  1. fatinistic objektif (jujur ilmiah)
  2. fatinistic fanatik buta/apriori


Fatinafik:


  1. fatinafik netralers
  2. fatinafik haters


Selanjutnya, untuk mengurangi penyebutan kata 'haters' yang mungkin tidak enak dibaca maupun disebut, atau bahkan ada yang tersinggung dan merasa sakit hati jika disebut haters, maka saran saya lebih baik sebut saja mereka sebagai FATINAFIK. Tidak usah disebut lengkap sebagai fatinafik haters ya. Mari kita reduksi penggunaan kata haters demi kenyamanan dan kedamaian kompasiner semua. Mudaha-mudahan ke depannya kita tidak melihat lagi artikel-artikel 'haters' (yang tidak bermanfaat), yang ada hanya artikel-artikel kritikus (yang bermanfaat).

#Gitu aja koq repot (ngecrot?), salam woles, salam damai, salam jarikelingking, dan Wassalaam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun