Mohon tunggu...
Ian Kassa
Ian Kassa Mohon Tunggu... Freelancer - Merdeka dalam berpikir.

Percaya bahwa tak ada eksistensi tanpa perbedaan. Serta percaya pada proses, bukan pada mitos.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mendesak! Pentingnya Penalaran Kritis dalam Bersosial Media

2 Februari 2025   08:18 Diperbarui: 2 Februari 2025   08:18 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Pendidikan yang Gagal Meningkatkan Literasi

Seharusnya, peningkatan literasi menjadi fokus utama Kementerian Pendidikan dan sekolah-sekolah. Namun, kenyataannya, sistem pendidikan kita masih jauh dari kata ideal. Kurikulum yang ada belum sepenuhnya mendorong anak-anak untuk berpikir kritis dan membaca secara mendalam. Sebagian besar metode pembelajaran masih berbasis hafalan, bukan analisis.

Buku-buku yang seharusnya menjadi sumber utama ilmu pengetahuan justru semakin ditinggalkan. Banyak sekolah yang lebih menekankan pada nilai akademik tanpa benar-benar membangun pemahaman yang mendalam. Jika hal ini terus dibiarkan, maka akan sulit bagi masyarakat untuk berkembang dalam hal literasi dan intelektual.

Kesimpulan: Pendidikan yang Buruk, Masyarakat yang Rentan

Selama sistem pendidikan tidak mengalami perbaikan signifikan, maka selama itu pula masyarakat Indonesia akan tetap rentan terhadap penipuan, hoaks, dan ujaran kebencian. Rendahnya literasi akan terus menjadi celah bagi oknum tidak bertanggung jawab untuk memanipulasi opini publik.

Skema Ponzi, judi online, hingga fenomena mudahnya orang percaya hoaks hanyalah sebagian kecil dari dampak buruk rendahnya daya pikir kritis masyarakat. Oleh karena itu, membangun budaya literasi bukan hanya tugas individu, tetapi juga tanggung jawab pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat secara keseluruhan.

Jika kita ingin melihat masyarakat yang lebih cerdas, kritis, dan tidak mudah ditipu, maka kita harus mulai membangun budaya membaca sejak dini. Literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan untuk berpikir secara mendalam, menganalisis informasi, dan mengambil keputusan yang rasional.

Maukah kita terus menjadi bangsa yang mudah dibodohi? Atau saatnya kita berubah dengan membangun budaya literasi yang kuat? Pilihan ada di tangan kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun