Â
Â
Musibah memang selalu tidak diharapkan, namun bagaimana  keadaannya jika tiba tiba hadir di depan mata tanpa terduga, apakah sanggup menghindarinya?
Sementara upaya maksimal telah dikerahkan sepenuhnya utk mengatasinya.
Lalu kenapa masih belum kelar juga? Bukan hanya itu saja musibah inipun berdampak cukup serius pada lainnya.
Keadaannya ini tak jauh berbeda dengan kemelut Corona virus di China yang sedang menghantui penduduk dunia.
Bisa dibayangkan betapa menyeramkannya, telah berjalan sebulan lebih tanda tanda akan segera berakhir belum nampak juga.
Hingga kini virus mematikan yang bernama novel coronavirus atau 2019-nCoV tersebut belum ditemukan serum  dan vaksinnya, meskipun beberapa negara lain seperti AS, Australia dan beberapa negara lainnya juga turut mengupayakan solusinya dengan berlomba lomba menciptakan vaksin untuk mencegah munculnya virus corona  jenis baru tersebut.
Dr Barney Graham, Wakil Direktur Pusat Penelitian Vaksin di National Institute of Health (NIH), mendesak para ilmuwan pemerintah di China untuk berbagi susunan genetik virus sehingga timnya dapat mulai mengembangkan vaksin. Seperti dikutip dari https://today.line.me/ID/article/e10lYg?utm_source=washare
Demikian pula Profesor Yuen Kwok-yung, ketua penyakit menular di Universitas Hong  juga sedang mengerjakan vaksin jenis baru tersebut lalu mengisolasinya. Diperkirakan bahwa pengujian virus ini akan memakan waktu hingga berbulan bulan lamanya.
Virus jenis baru yang bernama Novel Coronavirus atau 2019-nCoV disinyalir berasal dari pasar seefood Huanan, Wuhan, Hubai, China telah berdampak cukup luas.
Virus yang ditemukan pada akhir desember 2019 penyebarannya memiliki relevansi  dengan maraknya jual beli satwa liar di kawasan tersebut.
Hal ini membuat pemerintah China segera menutup lokasi pasar seafood tersebut.
Negeri tirai bambu kini sedang menghadapi persoalan besar. Korban meninggal dari waktu ke waktu terus bertambah. Sampai saat ini, Minggu (9/2) korban meninggal telah mencapai angka 811 orang, sedangkan kasus infeksi Virus mematikan ini menunjukkan angka 34.400, setelah dilaporkan 2.600 kasus baru.